bismillahirrahmanirrahim
suatu hari, saya menemukan sebuah sepatu yang sangat saya sukai...
saya jatuh cinta saat pertama kali melihatnya..
jatuh cinta dengan tampilan luarnya..
ingin saya membelinya...
saya tanya pada penjualnya adakah sepatu tersebut yang ukurannya sesuai dengan kaki saya?
sayangnya tidak ada ukuran yang pas di kaki saya..
saya terlanjur suka dengan sepatu itu..
saya keras kepala dan
ngotot menginginkannya..
sehari...
..................................dua hari
.....seminggu...
semakin saya suka dengan sepatu itu...
dua minggu......
.................................tiga minggu....
saya berpikir sepatu itu dapat menemani saya dalam melangkah di jalan Nya..
......................................sebulan....
dua bulan.......
enam bulan....
kapan kah saya akan sadar bahwa sepatu itu tidak akan pernah pas di kaki saya?
........................................................................hingga hampir satu tahun
seberapa jauhnya saya melangkah atau saya pergi,
saya selalu kembali,
ke toko yang menjual sepatu itu,
untuk tetap mencoba,
akankah sepatu tersebut dapat pas di kaki saya?
jika saya membelinya, dan tidak memakainya, karena sepatu tersebut tidak pas, saya hanya akan menghamburkan uang saja..
jika saya membelinya, dan memakainya, hal itu akan menyakiti kaki saya, jika saya memaksa mungkin akan ada tulang pada jari kaki saya yang patah..
ternyata penampilan luar dapat menipu,
saya terlambat menyadariya,
tapi saya bersyukur menyadarinya sebelum semuanya benar-benar terlambat..
banyak yang mengingatkan sepatu tersebut memiliki kekurangan,
banyak cacat yang ditutupi dengan segala bentuk jahitan dan segala macam lem..
sehingga tampilan luarnya terlihat menarik..
sahabat, banyak pesan yang ingin saya sampaikan dari perumpamaan cerita di atas...
sering kali kita suka pada seseorang seperti si saya menyukai sepatu dalam cerita itu..
............sadarkah?
menyukai sepatu dari penampilan luarnya... tidak jarang kita melakukan hal ini.. menyukai seseorang dari paras wajahnya..
menginginkan sesuatu yang memang tidak diciptakan untuk kita... seberapa kalipun kita mencoba tidak akan sepatu tersebut pas dikaki.. karena memang dia bukan jodoh kita..
bisa jadi, semakin lama kita mengenal seseorang, kita semakin menyukainya...
kita tau semua kebaikan-kebaikannya, dan tanpa sadar semua keburukannya tidak kita anggap penting, kita tutup mata kita, kita tutup telinga kita... dan kita hanya tau semua kebaikannya saja.. karena ada rasa yang subjektif, tak dapat kita berpikir objektif..
ketika membeli sepatu tak jarang kita lihat ada benang yang keluar dalam sebuah jahitan atau ada bekas lem yang tidak pada tempatnya, atau mungin juga cat yang tidak rata.. kita tetap membeli, kita bela keburukan itu.. benang dapat digunting dan lem dapat di lap agar terlihat sempurna, cat yang kurang rata tidak terlalu kelihatan sepintas lalu.. tak jarang ketika kita menyukai seseorang kita melakukan hal yang sama, melihat keburukannya dengan mata kepala sendiri tapi ditutupi dengan berbagai alasan dan segala bentuk pembelaan..
kita tutup mata kita..
mungkin ketika kita menyukai seseorang, banyak sahabat yang sering mengingatkan..
"jangan sama dia... dia ternyata gini... ternyata gitu.."
"tau ga? ternyata si ini orangnya gini loh..."
tapi sering kita masukan ke telinga kanan dan langsung kita keluarkan dari telinga kiri..
ada perasaan ingin membela ketika dia dibicarakan orang tentang keburukannya..
kita tutup telinga kita...
karena ada rasa yang subjektif, tak dapat kita berpikir objektif..
apa yang dilihat dari penampilan luar, mungkin berbeda di dalamnya..
apa yang dia lakukan terhadap si A, mungkin akan berbeda terhadap si B..
apa yang dia katakan, mungkin dapat berbeda dengan apa yang dia lakukan..
jika kita ngotot menyukai seseorang mungkin akan dapat membuang-buang waktu kita saja dan mungkin justru berdosa..
kita tetap diam, tapi hati berdusta, tetap akan jadi zinah hati..
jika kita ngotot menyukai seseorang mungkin akan menghancurkan diri kita saja..
wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki..
apa jadinya jika tulang rusuk tersebut patah karena ternyata dia bukan berasal si pemberi tulang rusuk yang sebenarnya.. seperti tulang kaki yang patah karena sepatu yang kita pakai tidak pas..
hari pertama di tahun 1432 H..
saya melangkah di bab yang baru dari cerita kehidupan saya..
saya berusaha menemukan sepatu yang benar-benar pas untuk kaki saya,
sehingga tidak akan membuat tulang kaki saya patah..
sepatu yang pas dengan kaki saya,
dimana dia akan selalu menemani saya dalam melangkah di Jalan Nya,
bersamanya mencari ridhoNya, ampunanNya, dan cintaNya..
sepatu yang selalu ada bersama saya,
dalam keadaan yang becek atau pun kering tandus
dalam jalan yang lurus atau pun berliku
dalam susah atau senang
dalam turunan curam atau tanjakan terjal
dalam suka atau duka
dalam sehat atau sakit
dalam bahagia atau sedih
ada untuk saya, bersama saya..
bersama
hingga habis waktu kami...
sepatu tidak ada yang sempurna,
begitu juga dengan manusia..
Allah Yang Maha Sempurna..
...semua kekurangan saya semoga dapat kau lengkapi dan semua kekuranganmu biar saya yang lengkapi....
NAFSA KARIMA
1 MUHARAM 1432H
saat belajar pasca panen, tentang pematangan buah..kemungkinan warna jeruk "orange"nya tidak muncul.. karena karoten tertutupi oleh klorofil..(selain penulis, mungkin cuma
1 orang yang benar-benar mengerti kalimat yang satu ini.. heheeee)