Tampilkan postingan dengan label me and my 'children'. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label me and my 'children'. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Agustus 2015

Al A'raf 172 - 173

bismillahirrahmanirrahim

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belulang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),
"Bukankah Aku ini Tuhan mu?"
Mereka menjawab,
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi."
(Kami lakukan yang demukian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya ketuika itu kami lengeh terhadap ini,"
atau agar kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya nenek moyang kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan yang datang setelah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang (dahulu) yang sesat?."

QS. Al A'raf 172 - 173

Bandung, 18 Agustus 2015
Sayang, sehat-sehat terus ya..
Semoga hidupmu kelak selalu dalam kebaikan,
dan membawa berkah untuk banyak orang :*

Senin, 08 September 2014

kebaiakan yang kembali

Bismillahirrahmanirrahim

Duhai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang..
Dalam sepenggal surat cinta-Mu Engkau mengatakan bahwa kebaikan akan kembali lagi pada diri sendiri..

Saya mohon, jadikanlah saya seorang guru yang penuh keikhlasan dan kesabaran..
Yang mencintai mudri-murid saya tanpa syarat apa-apa..
Semoga Engkau ridho pada apa yang saya lakukan..
Dan ketika kebaikan yang akan kembali pada saya,
Semoga Engkau berikan itu pada anak cucu saya kelak, sehingga mereka dicintai guru nya.. :)

Saya berharap anak-anak saya juga kelak akan dicintai gurunya..

Bandung, sampai 8 September 2014

Minggu, 20 Juli 2014

komunikasi untuknya

bismillahirrahmanirrahim

Butuh waktu lebih dari 1 semester bagi kami untuk dapat berkomunikasi dengannya dari depan kelas.
Awalnya pemberian 'perintah' harus dilakukan face to face..
Sebuah kemajuan, alhamdulillah :)

Tak menyangka harus menjadi walikelasnya lagi, dipercaya memegang amanah untuk menjadi ibunya lagi selama 1 tahun ini, bismillah..

Anaknya istimewa dengan bakat-bakat khusus yang masih belum dapat kami eksplor dengan baik..
Bismillah, semoga bisa ya di 1 tahun kedepan :)

Beberapa kejadian selama sanlat ini membuat saya bangga padanya.. Untuk sebuah 'komunikasi' ini adalah sebuah kemajuan..

Hari itu dia keluar dari masjid, menangis..
Saya yang ketika itu memang sedang berada di luar masjid bertanya padanya, "ada apa?"
Saya tahu dia menahan emosinya, tangannya terkepal, menggeretakkan giginya, dan ia menahan air matanya keluar..
Ternyata dia tidak tahu harus duduk dimana, tidak ada ladi space untuk duduk dekat teman sekelasnya..
Ini juga sebuah kemajuan, ia berhasil menahan emosinya..

Awalnya ia belum mengerti mana kata-kata teman sekelasnya yang memberikan semangat dan mana yang mengejek.. semuanya sama baginya, reaksinya adalah berteriak dan kadang memukul temannya..
Tapi beberapa kali ini ia melapor pada saya sambil tersenyum, "bu itu toh temannya mengejek"
Temannya mungkin kadanng bukan bermaksud mengejek, mereka belum mengerti harus bagaimana karena memiliki teman yang cukup unik.. :)

Ketika kami menghias kelas, awalnya ia mau mengikuti dengan baik..
Mencetak tangannya pada kertas lipat, kemudian menuliskan nama dan cita-citanya, menghias, lalu mengguntingnya.. Karena kertasnya sobek ia tak mau melanjutkannya.. Malah menggambar gambaran favoritnya, kereta api.. :)
Sebelum pulang sekolah, saya sampaikan padanya.. Nanti buat apa yang bu guru minta di rumah ya, bawa 1 lembar kertas lipatnya, besok kumpulkan pada ibu..
Agak ragu sebenarnya, mungkin nanti malam eyangnya akan menelefon menanyakan tugas apa yang harus dikerjakan cucunya, atau mungkin besok ia lupa mengumpulkannya..
Saat pulang sekolah, ia memberikan gambaran kereta yang ia gambar sebelumnya pada saya.. "Ibu, ini untuk ibu.." katanya sambil tersenyum, tapi belum mau menatap mata, lalu berlari dengan gaya khasnya.

Dan esok harinya... Waw kemajuan, ia memberikan tugasnya, tanpa saya mendapatkan telefon dari eyangnya :)
Cita-citanya apa coba? Masinis atau kepala stasiun, tentu saja.. Semoga terkabul ya sayang.. :)

Kegiatan sanlat sempat kami isi dengan berkunjung ke perpustakaan..
Ia mengambil sebuah buku, tampak serius memperhatikan gambar-gambar yang ada pada buku..
"Ayo kita latihan membaca, kalau sudah lebih lancar membaca jadi bisa tahu ceritanya apa"
"Ahh.. tidak mau.. tidak bisa"
"Ayo coba sedikit-sedikit.."
Saya membaca buku yang saya bawa dan sesekali memperhatikannya, mengeja kata demi kata.. hingga ia berhasil membaca sebuah kalimat..
Mulai bosan, akhirnya ia tinggalkan.. hahaha..
Alhamdulillah, kemajuan juga kan? :)

Beberapa kali ini ketika saya bercerita di depan kelas,
Ia mau mendengarkan dan menanggapi cerita saya..
Ini kemajuan, karena dulu ia seringnya sibuk dengan 'dunia'nya sendiri..
Ia menanggapi dan kadang ikut bercerita.. :)

Waktu ia kelas 1 dulu, saya sering mendapatkan laporan dari partner saya ketika saya tidak masuk..
Ia menanyakan saya kemana.. Waaahhh, kadang suka jadi terharu.. huhuhu

Sayang, masih banyak yang harus kita kerjakan.. semangat yaaaa... :D
ayo kita hafalkan siapa saja nama-nama teman sekelas kita..
ayo kita juga kenalan dengan siapa saja guru yang mengajarimu..

Hai ummi dan abi, eyang putri dan eyang kakung..
Ayo kita bekerja sama.. :)

Hai, saya punya waktu 365 hari ya..
tidak akan berubah jika hanya dalam 90 menit..
dicoba.. dicoba.. dan dicoba..
semangaaatttttt :D


Bandung, 20 Juli 2014
Saya punya 30 orang anak,
dan mereka punya keunikan masing-masing
kapan-kapan saya coba ceritakan yang lainnya yaa :)

Rabu, 02 April 2014

pendidikan

bismillahirrahmanirrahim

tulisan ini renungan saya yang masih seumur jagung menjadi seorang pendidik, renungan saya ketika nanti jadi orang tua, insyaAllah..
terlepas dari benar atau salahnya, semoga Allah selalu menuntun kita dalam kebaikan..

ketika menjadi orang tua, memiliki anak, anaknya bagus di menggambar tetapi nilai matematikanya kurang bagus.. apa yang akan dilakukan?

Rata-rata orang tua mungkin akan memberikan les matematika pada anaknya agar tidak ketinggalan dalam pelajaran tersebut..
Saya tidak ingin seperti itu, saya ingin memberikan les menggambar padanya agar ia lebih mahir lagi menggambar.. bolehkah?
Mengenai nilai matematikanya yang kurang, saya akan coba berbicara padanya sambil mengobrol santai.. matematika itu penting loh dalam kehidupan kita, contohnya..
kamu memiliki uang Rp 30.000 ingin membeli sebuah buku gambar seharga Rp 5.500, pensil seharga Rp 2.000, dan pensil warna seharga Rp 11.500. Berapa uang yang harus kamu bayarkan dan berapa sisa uang milikmu?
atau ketika kamu dapat menyelesaikan warna sebuah gambar dalam waktu 15 menit, temanmu 20 menit, dan seorang temanmu yang lain 25 menit. Pada jam 9.00 kalian menyelesaikan warna sebuah gambar bersama-sama, pada jam berapa lagi kalian menyelesaikan gambar bersama-sama?
dan juga ketika kamu memiliki 24 buah pensil dan 36 buah penghapus, akan kamu berikan kepada beberapa orang temanmu dengan jumlah yang sama, pada berapa orang teman dapat kau berikan? dan masing-masing mendapatkan berapa pensil dan penghapus?
maukah kamu jika ibu yang mengajarimu matematika?

Apakah saya harus bangga jika nilai matematika anak saya bagus, tetapi ia tidak mengerti untuk apa matematika itu digunakan?
Mengapa dikatakan 'pintar' ketika nilai matematikanya bagus? Ketika nilai menggambarnya bagus apakah masih tetap dikatakan 'pintar'?
 
Apa yang saat ini harus dipelajari oleh anak-anak kelas 1 SD rasanya berat banget.. Dilema sebetulnya.. huhuhu
Apakah saya harus bangga jika nanti anak saya kelas 1 SD dia sudah sangat lancar membaca tapi tidak tahu bagaimana harus menghargai dan menghormati orang lain?

Hiiii,,, ada di sekolah formal ini membuat saya jadi berpikir jika memiliki anak apakah sebaiknya home schooling saja..
Agar tak hanya orak kirinya saja yang berkembang, kalau ternyata ia memeliki otak kanan yang lebih dominan? dan agar dapat saya ajarkan banyak hal tentang empati..

Pola asuhan yang kurang tepat itu benar-benar berpengaruh pada karakter anak-anak, saat kelas 1 SD hal ini dapat diamati cukup jelas..
Ketika anak tidak diajarkan untuk mengalah, ketika anak terlalu dimanja, ketika anak bergantung pada 'mbak'nya, ketika anak sangat taat pada aturan, dan lain-lainnya..

Alhamdulillah, diberikan kesempatan sama Allah agar pikiran saya lebih terbuka..
Pendidikan atau belajar itu tidak harus formal, masuk sekolah-sekolah atau perguruan tinggi.. Belajar dapat dilakukan dimana saja.. Dan syukuri jika saat ini kita berada di sekolah atau perguruan tinggi, banyak orang yang mendambakan kesempatan dapat belajar seperti kita sekarang ini berada..

Bertemu dengan seseorang yang mau terus belajar dan mengamalkan ilmunya itu lebih berarti daripada menemukan orang yang pintar tapi tidak tahu untuk apa ilmunya ia gunakan..
Selagi masih ada kesempatan belajar sekolahlah setinggi-tingginya.. :)
Dan semoga ada kesempatan untuk mempelajari dunianya anak-anak lebih dalam lagi..
 
 
Bandung, sampai 2 April 2014
 

Kamis, 27 Maret 2014

potong kuku

bismillahirrahmanirrahim

salah satu jasa yang diberikan setiap hari senin adalah membuka layanan manicure pedicure... hahaha :p
gereget juga ya, ada seorang anak perempuan yang rutin banget kukunya panjang dan pasti dipotong di sekolah.. setiap saya tanya alasannya selalu "da mamahnya lupa" atau "di sekolah aja ah potong kukunya".. hiiiiiiiw.. >,<

minggu lalu akhirnya saya menuliskan pesan untuk ibunya di buku penghubung..

Assalamualaikum Wr Wb
Ayah Bunda, sudah beberapa minggu ini kuku Ananda panjang ketika diperiksa hari senin. Untuk kedepannya mungkin dapat dipotong dulu sebelum berangkat ke sekolah. Terima kasih =)

dua hari kemudian ibunya menjawab..

Wss. Wr.. Wb..
Iya bu sudah saya potong tapi Ananda mau kuku kakinya aja. Yang tangan dia ga mau katanya mau sama bu guru (bu Nafsa).. Udah saya paksa juga ga mau.. Mungkin merasa diperhatikan jadi seneng Anandanya.. Makasih atas perhariannya..

Hahahahahaaa... Speechless langsung >,<
Hadeuhhhh aya-aya wae.. gak bisa berkata apa-apa saya cuma kasih jawaban senyum di buku penghubungnya dan coba berbicara lagi dengan anaknya..

Sayang, nanti kalau Ananda sudah naik kelas 2, apa dipotongnya juga harus sama Bu Nafsa? =)

 Bandung, 27 Maret 2014

untuk anak-anak ku

bismillahirrahmanirrahim

anak-anak ibu yang ibu cintai dan baik hatinya.. :)
boleh kalian baca blog ini tapi bukan sekarang, bukan saat ini..
kembali lagilah 2 atau 3 tahun lagi ya..
saat kalian duduk di bangku SMP :)

Bandung, 27 Maret 2014

Senin, 24 Maret 2014

don't be sad

Bismillahirrahmanirrahim

Seorang eyang berkata.. jangan buat bu guru sedih.. nanti kalau bu guru sedih siapa yang akan mengajar?

Saat ini bu guru sedih, jadi siapa yang akan mengajar?

Sedih, perih, bingung harus gimana..

Anak yang istimewa dengan otak kanan yang lebih berkembang, sedangkan pendidikan yang ia ikuti lebih ke otak kirinya.. dimana titik temunya?

 Bandung, sampai 24 Maret 2014

Rabu, 05 Maret 2014

memanggil..

bismillahirrahmanirrahim

satu dari beribu-ribu hal menarik ketika menjadi seorang guru adalah ....
ketika anak kelepasan memanggil dengan sebutan "ummiiiiiiiii"
hahahahaa... :)
manggil ummi ke gurunya =p

menjadi ibu dari 30 orang anak,
bukan bagaimana cara mereka mendengarkanmu,
tapi bagaimana kamu mendengarkan mereka..
menjadi 30 karakter yang berbeda, jika itu sudah dapat dilakukan..
jangankan mendengarkan, mereka akan menuruti apa yang kamu katakan..

saya 24 tahun dan mereka 6 tahun,
sudah pasti saya yang harus lebih memahami mereka..
Love you all..



Hai sayang,
tinggal sisa setengah semester lagi..
Bandung, 5 Maret 2014

Rabu, 19 Februari 2014

idealisme mendidik

bismillahirrahmanirrahim

Status saya saat ini adalah seorang pendidik. Dan ini adalah sedikit tulisan idealisme saya. Setuju atau tidak, akan kembali lagi pada pribadi masing-masing.. :) Bagi sesreorang yang belum menikah, belum memiliki anak, dan mungkin saya belum mengerti apa-apa tentang kehidupan kedepanya. Tulisan ini berisi pemikiran saya saat ini.
Sebagai seorang pendidik, hal ini sangat membuat saya miris.. Kasihan, sedih, bingung, kesal, ingin berteriak rasanya..
Seorang anak menarik perhatian saya sejak hari pertama dia masuk, dia memiliki keunikan yang berbeda dari anak-anak lainnya, ketertarikannya pada kereta api, kesukaannya pada menggambar, dan hal lainnya yang sering membuat saya takjub. Yang membuat saya miris adalah kesibukan kedua orang tuanya, dengan anak yang unik menurut saya pribadi mungkkin ada baiknya jika ibunya di rumah saja, tidak usah bekerja, berikan perhatian penuh pada anaknya. Tapi sang ibu bekerja, bukan berarti mereka dari keluarga yang kekurangan sehingga sang ibu harus ikut banting tulang, mereka sangat berkecukupan, ayahnya adalah seorang CEO lembaga yang memfasilitasi pengumpulan Zakat, Infaq, Sedekah.. Bagaimana mungkin mereka kekurangan? Tinggal di sebuah perumahan cluster yang elit dan mobil yang bisa dibilang cukup mewah.
Sehari-hari dia diasuh oleh kakek neneknya yang sebetulnya bukan tinggal di Bandung. Dari sejak 4 bulan dia sudah diasuh oleh neneknya.. "Sejak dia umur 4 bulan, dia sudah sama saya, ibunya dapet beasiswa melanjutkan sekolah lagi. Ya kapan lagi bisa sekolah gratis" pernyataan sang nenek saat kami pertama kali home visit ke rumahnya membuat saya bingung dan tidak habis pikir, intinya bikin sedih,.
Yang saya pikirkan pertama kali adalah "Ya Allah, anak ini tidak mendapatkan hak dari ibunya. Bukankah anak berumur 4 bulan berhak mendapatkan ASI dari sang ibu" miris.. sedih...
Menurut saya ibunya sekolah lagi itu tidak gratis, beasiswanya tidak gratis, tapi dibayar dengan sangat mahal kerena mengorbankan anaknya.. Allah, bukankah anak adalah titipan Mu?

Saya dua kali home visit ke rumahnya, piagam prestasi sang ayah terpajang di lemari ruang tamu. Cukup membuat "waw..". Dan hari ini saya coba search nama sang ayah di google.. Bukan orang yang sembarangan. Sebuah foto membuat saya miris, beliau dikelilingi oleh beberapa orang anak tapi tidak ada anaknya, foto yang ceria.. "sekolah sebagai awal kebangkitan bangsa". Kalau begitu sekolah anaknya pun pasti akaan menjadi awal kebangkitan bagi anaknya di masa depan. Seberapa peduli sang ayah dengan potensi anaknya? Beliau peduli pada bangsa, tapi seberapa peduli pada anaknya? Beberapa tulisan sang ayah pada blognya menunjukan bahwa sang ayah adalah seseorang yang berilmu dan paham agama.
Bekerja, menafkahi anak, menyekolahkan anak, apakah tanggung jawab seorang ayah hanya sebatas itu? Dimana asma Allah yang pertama dan kedua? Ar Rahman dan Ar Rahim? Apakah kasih sayang seorang ayah cukup ditunjukan dengan cara bekerja dan menyekolahkan anaknya? Adakah quality time bersama anaknya?

Bagaimana mengatur orang lain jika anaknya sendiri saja belum bisa ia atur? Peduli pada pendidikan anak lain tapi apakah peduli pada pendidikan anaknya sendiri?

Ketika sang anak lebih memilih tidur bersama kakek neneknya, ketika sang anak lebih memilih diantar sekolah oleh kakeknya, ketika sang anak lebih memilih jalan-jalan bersama kakek neneknya naik motor..

Antara optimis dan realistis. Anaknya memiliki keunikan yang berbeda, sanggup tidak sanggup kami menanganinya, kami bukan orang yang profesional yang mengerti benar bagaimana cara menghadapinya, tapi kami coba, kami berusaha, mencoba untuk adil pula pada 29 anak lainnya. Dia anak yang unik tidak bisa mengajarkan padanya dengan cara yang umum dengan segala aturan pendidikan yang berjalan saat ini. Hubungan antara orang tua dan guru yang harusnya bersama-sama bekerja sama tidak terjalin dengan baik, justru yang aada hubungan antara wali dan guru, padahal orang tuanya masih 'ada'..

Kemarin dan hari ini saya mengobrol dengannya?
"Siapa yang mengantar ke sekolah?"
"Ummi, karena eyang belum datang"
"Suka diantar ummi?"
"Tidak, suka diantar eyang?"
"Mengapa?"
"Karean saya sayang eyang"

Sempat saya juga bertanya lebih sayang pada ummi abi atau eyang.. Coba tebak jawabannya? eyang..
Ibunya tahu tidak ya? Ataukah sang anak paham siapa ibunya, siapa ayah, dan siapa kakek neneknya? Apakah sang anak tahu dari siapakah kasih sayang penuh yang seharusnya dia dapatkan?

Ketidak tuntasan pada masa perkembangan anak, akan selalu menjadi PR bagi si anak tersebut kedepannya. Mungkin tidak langsung dirasakan saat ini, tapi nanti, bisa jadi saat dia sudah tidak kanak-kanak lagi.. Pahami betul pentingnya peran orang tua pada masa perkembangan anak.

Kejadian-kejadian seperti ini bukan sekali dua kali terjadi di sekitar kita. Mungkin anak tidak diasuh oleh kakek neneknya, tapi oleh asisten rumah tangganya. Bagi sang anak asisten rumah tangga lebih sayang padanya.. Seorang anak yang datang ke sekolah di hari senin dengan bad mood karena bukan ibunya yang memandikannya, seorang anak yang datang terlambat ke sekolah hampir 1 jam padahal ibunya calon anggota legislatif, dan hal lainnya.
Jangan samakan anak dengan orang dewasa, karena anak-anak bukan pula miniatur orang dewasa. Pikirannya masih sangat sederhana, mendefinisikan kata "kasih sayang" bukanlah dengan yang memberikan padanya banyak mainan, tapi yang selalu ada bersamanya untuk bermain. Permainan-permainan yang sederhana, bukan dengan barang mahal yang jika mereka merusaknya malah kena omelan dari orang tuanya.

Idealisme saya dan ini adalah jalan pikiran saya..
Jika telah berkeluarga dan memiliki anak, saya harap saya bisa selalu ada bersamanya.. Menemaninya..
Saya harap saya tidak harus bekerja di luar rumah sehingga saya harus meninggalkan anak-anak saya..
Saat ini memang saya mendidik anak-anak orang lain, ini memang menjadi cita-cita saya, tapi harapan terbesar saya adalah saya bisa mendidik sendiri anak-anak saya, insyaAllah.
Cari suami yang sepaham.. hehe.. :D
dan saya berharap lebih baik saya tidak mengerti alasan mengapa seorang ibu memilih untuk tidak mengasuh anaknya sendiri..

Based on true story
Bandung, 19 Februari 2014

Sabtu, 15 Februari 2014

unik

bismillahirrahmanirrahim

Semakin saya mendaapatkan ilmu baru tentang anak-anak,
Semakin saya berkaca pada diri saya..
Tentang apa yang saya alami atau apa yang terjadi pada diri saya..
Ini lah ternyata penjelasannya..

Terkadang ada ketakutan tersendiri,
sering terlontar pertanyaan atau ketakutan
"apakah saya aneh" atau"apa ada sesuatu dalam diri saya"
 Ternyata tidak ada anak yang aneh, mereka tumbuh dengan cara dan keunikannya masing-masing,
begitu pula saya, tumbuh dengan cara dan keunikan tersendiri

Setiap anak punya jalannya masing-masing
insyaAllah

Bandung, hingga 15 Februari 2014

Minggu, 13 Oktober 2013

libur abis UTS

bismillahirrahmanirrahim

mengamati pertumbuhan dan perkembangan anak itu adalah hal yang mengasyikan..
tunggu cerita lengkapnya.. ;)


Bandung, baru seselai UTS

Selasa, 01 Oktober 2013

haa moments

bismillahirrahmanirrahim

Hal yang paling unik selama beberapa bulan ini menjadi wali kelas adalah banyak menemukan "haa moments" bukan "aha moments"..
"aha moments" kita rasakan ketika kita menemukan sesuatu penemuan yang baru..
sedangkan "haa moments" dirasakan ketika terkaget-kaget akan suatu hal..

banyak banget kejutannya..
"haa moments" yang bikin aku terkejut akan tingkah mereka..
yang bikin ketawa, tersenyum, spechless, hal-hal yang bagiku sederhana tapi bagi mereka luar biasa, hal-hal yang aku anggap sepele tapi bagi mereka sangat penting, bahkan ketika aku bingung harus bagaimana..


Bandung, sampai 1 Oktober 2013

Senin, 16 September 2013

belajar memahami

bismillahirrahmanirrahim

Ya Allah, ketika aku tak tahu apa yang harus aku lakukan..
Atau ketika aku terus-menerus mempertanyakan bagaimana caranya..
Aku selalu punya Engkau..

Aku membuka page pencarian Embah Google, kuharap darinya aku mendapatkan suatu informasi..
aku ketik "bagaimana cara menangani anak ....."
sebelum aku sempat menekan tombol pencarian, aku hapus kata-kataku.. lalu menggantinya dengan
"bagaimana cara memahami anak ....."
Aku ingin sekali bisa memahaminya..

Aku tak ingin menyebutkan kata-kata itu,
Karena psikotes lanjutan baginya yang baru akan dilaksanakan besok..

Dari hasil pencarianku, beberapa kalimat yang aku baca membuat mataku berkaca-kaca,,
terkadang kita takut sekali dengan 'ilmu' sehingga berpikir kadang sebaiknya kita tidak tahu..
Dengan ketidaktahuan terkadang Allah melindungi kita dari tahu itu sendiri, dan apakah ini berlaku sekarang?
Aku harap aku banyak tahu, agar aku bisa lebih memahami..

"Ciri yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata". 
Sumber : artikel 1 

"Mengungkapkan rasa frustrasinya dengan mengamuk".
"Menyukai satu hal saja, misalnya kereta api atau peta. Gunakan gambar kereta api untuk mengajarnya berhitung dan membaca".
Sumber : artikel 2 

Mengenai tatapan mata, dari awal aku memang merasa agak aneh, mengapa, mengapa, dan mengapa, sering menjadi pertanyaanku..
Menyukai 1 hal saja, kereta api itu yang sangat dia sukai..

Dengan membaca kedua artikel tersebut aku jadi semakin tahu apa yang harus aku lakukan, cara belajar seperti apa yang harus aku terapkan..
1. Picture is my first language, kita coba ya belajar melalui gambar.. Kemampuan menggambarnya memang sangat-sangat bagus sekali..
2. Jangan paksa bicara karena bagi sebagian besar anak, ungkapan  verbal tak ada artinya. Maaf jika selama ini mungkin aku 'terlalu memaksa untuk berbicara'..
3. Belajar lebih memahami ekspresinya..
4. Menerangkan tentang rutinitas yang konsisten..


Allah hanya memberikan anak-anak istimewa
untuk guru yang istimewa :)
Bandung, 16 September 2013
 

Minggu, 15 September 2013

untuk mengerti

bismillahirrahmanirrahim

Menjadi ibu dari 30 anak adalah berarti kita menjadi 30 karakter,
Bagaimana agar kita bisa masuk ke dunia mereka
Mengerti dan memahami

Dia memang agak berbeda dari anak lainnya,
Membuatku sering berpikir, apakah dia mengerti apa yang aku katakan?
Mungkin letak masalahnya bukan disitu, tapi.. apakah aku mengerti apa yang dia katakan?
Apakah aku mengerti apa yang dia sampaikan?

Dia memang memiliki kelebihan khusus,
Bagaimana mengungkapkan perasannya mungkin hal susah baginya,
Tak seperti aku yang gampang tertawa, senyum, marah, sebal, menangis..
Semua dengan ekspresi yang diungkapkan..
Baginya mungkin itu hal yang sulit, dia marah dan kesal mungkin bukan pada keadaan, 
 tapi marah dan kesal pada dirinya yang susah untuk mengungkapkan apa yang dirasakan..

Dan mungkin selama ini aku marah dan kesal pada diriku yang masih belum mengerti tentang dia..
Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, semoga bukakan jalan kami untuk mengerti..


Bandung, 15 September 2013
Baru kali ini weekend ingin cepat-cepat hari Senin :)

Kamis, 12 September 2013

te te qi

bismillahirrahmanirrahim

Menjadi wali kelas kelas 1 sekaligus guru Tahsin Tahfiz Quran kelas 1, mungkin menjadi jalan bagi saya untuk membaikan diri, terutama dalam hal pemahaman Quran..
Lulusan SD yang ditargetkan hafal juz 30 dan juz 29 menjadi cambuk juga buat saya.. Muridnya aja harus hafal juz 30 dan juz 29, sebagai seorang guru, seharusnya mampu lebih dari itu.. Amin, insyaAllah..
Melihat hafalan saya ditambah lagi tajwid yang masih ngalor-ngidul,, Huaaa banyak PR-nyaaaaa.. Semoga Allah lancarkan dalam membaikan diri ya..

Basic kuliah saya bukan dari ilmu agama,
Agama hanya didapatkan 1 semester di semester 1,
Mungkin sangat kurang dibandingkan dengan guru-guru lain yang memang dasar agamanya lebih kuat..

Sebuah metode yang digunakan di sekolah, masih menyisakan tanya dalam pikiran saya..
Kenapa,, kenapa,, dan kenapa..
Kenapa untuk melafalkan 2 harakat atau lebih tidak diayun saja?
Kenapa yang digunakan adalah Quran Madinah?
Kenapa buku tajwid yang digunakan hanya itu?
Dan apa lebihnya dibandingkan metode lain?

Pembagian grade tilawah, membuat saya sebal..
Mengetahui dimana kekurangan saya adalah hal yang baik, tapi cara penyampaiannya ya tidak usah di depan forum.. Hiiiiiiih,,
Kadang hal seperti ini malah tidak menjadi cambuk buat saya.. Saya yang keras kepala, jika sudah tidak menyukai akan suatu hal, kesananya susah banget untuk berubah.. Hadeuhhh ada bocah gede >,<

Saya yang tidak suka melakukan sesuatu dibawah tekanan.. huuufffftttt..
Harus tetap semangattttt :)

Nasihat seorang kakak,
"tekanan itu harus ada supaya kita mengeluarkan 'gaya positif' sebagai reaksi di fitrah manusia.. sabar Cha.. Simpan Surga 5 cm dihadapan kita.. kita akan berbuat karena ingin RidhoNya".

Bismillah, Allah.. Semoga Engkau ridhoi apa yang saya ajarkan pada anak-anak di tahsin tahfiz quran dengan segala keterbatasan yang saya miliki..


PRESSURE MAKES DIAMONDS
Bandung, 12 September 2013

Rabu, 04 September 2013

namanya yang berarti SURGA

bismillahirrahmanirrahim

Pertama kali saya bertemu dengan dia, terlihat biasa-biasa saja, tidak ada yang berbeda dengan anak-anak lainnya..
Tetapi ketika semakin mengenal karakteristiknya, baru tersadar ada yang berbeda, dia memiliki 'kelebihan khusus'..
Awalnya saya aneh, menemukan seseorang yang sama sekali tidak pernah menatap lawan bicaranya, harus diingatkan berkali-kali untuk dapat duduk tegak, sulit untuk berkonsentrasi, dan harus diberikan perintah secara khusus serta berulang-ulang..
Saya ceritakan pada ibu, hingga terucap dari mulut ibu 1 kata..
Ketika itu saya masih menyangkal, bahwa dia baik-baik saja, sama dengan anak-anak lainnya, tidak ada yang berbeda..
Tapi setelah beberapa minggu belajar di kelas yang sama serta cari sedikit info dari mbah google.. Iya, dia mungkin memang memiliki sedikit 'kelebihan khusus'. Tak selamanya bisa saya perlakukan sama dengan anak-anak lainnya..

Namanya yang berarti SURGA,
Semoga dapat menjadi pembuka jalan ke SURGA bagi kedua orang tuanya, kakek neneknya, serta guru-guru yang insyaAllah akan senantiasa bersama dia kurang lebih 6 tahun ke depan..
Bismillahirrahmanirrahim


Sama-sama ya kita belajar di 1 Ath-Thobari :)
Bandung, 4 September 2013

Minggu, 18 Agustus 2013

hari pertama, 19 Agustus 2013

bismillahirrahmanirrahim

Besok adalah hari pertama saya akan mengajar, sebelumnya 2 minggu awal masuk diisi dengan perkenalan dan pesantren kilat..
Hiiiii,,, deg..degan..

Kangen ama anak-anak 3 minggu libur lebaran tidak bertemu..
Kita belajar dan bermain sama-sama ya di kelas 1 Ath Thobari.. :)

Ya Allah, izinkan saya memiliki hati yang iklhlas untuk mencintai mereka..
Izinkan saya memiliki kesabaran yang tak ada batasnya untuk berbagi bersama mereka..
Izinkan saya memiliki senyuman yang tulus untuk selalu ada bagi mereka..

Semangat,,, dengan ini semoga saya juga akan jadi belajar banyak hal.. InsyaAllah.. :)

Bandung, 18 Agustus 2013
Menjadi teman, sahabat, dan ibu untuk mereka