Minggu, 30 Oktober 2011

di 30 Oktober 2011

bismillahirrahmanirrahim

seseorang berkata pada saya,
"semakin saya tahu kekurangannya, saya semakin sayang"

saya tersenyum, membatin dalam hati..
saya ingin seperti itu, tapi belum untuk saat ini, jika waktunya sudah tepat, jika ikhtiarnya sudah sampai, jika orangnya sudah Allah tunjukkan..

"semakin saya jauh, saya tahu bahwa saya (semakin) sayang" ini yang saya katakan..
Aneh ya... Tapi memang terkadang begitu... Kadang, mencintai seseorang hanya perlu memastikan orang itu berada dalam kebaiakan. Itu lebih berarti dibanding dia selalu ada di sisimu dalam keburukan..
:)

Bukan berarti jika dia berada disisi saya berada dalam keburukan, bukan seperti itu..
Jalannya yang belum bertemu..
Saya pikir, jika saat ini malah hanya akan menambah dosa..

Saya tidak pernah tahu,
karena saya tidak menanyakan dan dia tidak mengatakan..
tapi dia mungkin tahu,
bukankah pernah ada yang mengatakannya?

Setiap orang berhak mencintai siapapun tanpa terkecuali,
dan apakah berhak melarang orang lain untuk mencintai seseorang?
karena itu, apapun keputusan saya, hargai, seperti saya yang akan menghargai apapun keputusanmu..

Ya Allah, kokohkan langkah ku,
kuatkan lah,
seperti Ali dan Fatimah.. hanya ingin mencontoh mereka Ya Rabb..
seperti Ali dan Fatimah.. :)

cinta kadang tak mesti berujung menjadi sepasaang kekasih kan, Ya Allah?
karena cinta ada dalam bentuk yang lain..

perkataan orang-orang kadang malah bikin bingung,
belum lagi ditambah pemikiranmu yang tidak kalah bikin bingung juga.. hahahaa :)
bertambah-tambah-tambah galaunya... tapi ini menandakan bahwa saya 'merasakan', patut disyukuri juga kan?


(masih) harus banyak belajar,
dan lewat mu saya belajar tentang cinta..

Ya Allah bimbing aku..
Nafsa Karima
Bandung, 30 Oktober 2011

Nb : sambil dengerin instrumennya Kevin Kern - Sundinal Dreams

Jumat, 28 Oktober 2011

AKSI mahasiswa

bismillahirrahmanirrahim

sekarang sudah bukan mahasiswa lagi,
kerinduan tuk duduk di bangku kuliah lagi, semoga gak akan pernah hilang..
hingga kerinduan tersebut terobati..

sebagai lulusan mahasiswa S1, ternyata selama 4 tahun kuliah ini ada 1 hal yang belum pernah saya lakukan...
apa cobaaaa???

TURUN KEJALAN atau bahasa anak mudanya AKSI..
entah itu aksi dari kampus,
aksi se-BEM raya,
aksi transparansi uang kuliah,
aksi dalam memperingati hari apa gitu..
atau aksi minta turunin harga beras... (*looohhhh... ;p)
dan aksi-aksi yang lainnya..

padahal kan sebagian orang berpikir, termasuk saya juga dulu sebelum kuliah berpikir, bahwa mahasiswa itu identik dengan DEMO.. hahahahaaa..

saya sempat ngobrol dengan adik kelas saya, dia orangnya 'aktif' banget, sering ikutan aksi, ketua BPM fakultas, sering saya isengin, sering saya minta tebengan motor, dan pasti dia akan baca posting ini (insya Allah... hahahahaa), bacaan bukunya "INILAH POLITIK-KU" (berat banget bacaannya... XD), terus belum lama ini dia kunjungan ke gedung DPR MPR (katanya kursi di gedungnya empuk banget,, dia pamerin foto-fotonya ke saya.. >,< hahaa)..
sama dia saya diterangin bedanya antara DEMO dan AKSI, kalau aksi itu bisanya berupa orasi-orasi aja.. (bener ga si?? heheee.. kalau salah tolong koreksi.. ;p)

dan entah dari mana datangnya pemikiran ini, demo dan aksi identik dengan politik..
politik yang semerawut bikin banyak orang pada demo..
politik yang kotor bikin orang pada demo..

saya tidak suka dengan politik saat ini,
karena itu saya tidak tertarik,
karena itu juga saya tidak peduli dengan politik..
tapi coba bayangkan apabila semua orang berpikiran seperti saya?
karena tidak suka, menjadi tidak peduli..
jika bukan kita generasi muda yang peduli lalu memperbaikinya, maka siapa lagi yang akan peduli?
jika bukan kita, siapa lagi?

ada yang saya ingin katakan pada adik kelas saya itu, dan seorang lagi adik kelas yang menjadi 'adik asuh' saya, juga adik kelas lainnya..
INDONESIA akan membutuhkan ORANG-ORANG seperti kalian..
semoga tetap istiqamah di jalan-Nya,
tegakkan nilai-Nya dimana pun kalian berdiri..

siapa lagi yang akan membangun Indonesia,
jika bukan kita para generasi muda,
tapi caraku bukanlah melalui politik..
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
semangat selalu pemuda/pemudi Indonesia,
untuk masa depan yang lebih baik

Nafsa Karima
28 Oktober 2011

Senin, 24 Oktober 2011

gak penting dari yang paling gak penting

bismillahirrahmanirrahim

sumpah ya, kelakuan mahasiswa tingkat akhir itu konyol banget..
hahahahaaa...
penting gak penting, banyak gak pentingnya..

hari ini saat menghadiri Usulan Penelitian teman saya,
ini adalah percakapan saya dan teman saya (bukan yang sedang UP)..
"cha kamu ikutan job fair aja"
"mauu,,, ada lagi dimana ya?" ngejawab dengan serius
"tapi kamu buka stand" sambil cengengesan.. "terus ada tulisannya, lowongan pekerjaan : suami"
-____-"
rese banget... >,<
hahahaaa
gak penting kan..

pengennya sih gak mau ngelamar,
pengen dilamar XD
Nafsa Karima
24 Oktober 2011

Minggu, 23 Oktober 2011

aku dan jilbabku

bismillahirrahmanirrahim

saya baca notes from Qatar, beberapa waktu ini sedang hot membahas persoalan 'wanita dan hijab' selain itu ada projectnya Ka Assad (sok kenal banget manggilnya,,, hahahaaa ;p) tentang 99 Hijab Stories..
waw, tertarik tuk menulis posting ini..
Tujuan buku yang sedang digarap Ka Assad ini adalah untuk menginspirasi kaum wanita Indonesia, khususnya generasi muda, agar yakin dan mantap bahwa berhijab adalah suatu pilihan tanpa paksaan yang bisa memberikan banyak manfaat. Siapapun boleh mengirimkan tulisannya pada Ka Assad, yang penting adalah WANITA.
Ada 5 pertanyaan yang harus dijawab dalam cerita yang akan ditulis. Selain dari pertanyaan di bawah ini, teman-teman bebas bercerita apa saja tentang kisah hijabnya, ga usah terpatok dengan pertanyaan yang diberikan.
  1. Ceritakan sedikit profile tentang diri anda (nama, tempat & tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, aktivitas kegiatan sehari-hari)
  2. Bagaimana awal mula cerita anda berhijab? Hal apa yang menginspirasi anda?
  3. Apa ada tantangan/kesulitan setelah berhijab? Bagaimana anda menyikapi hal itu?
  4. Secara keseluruhan, bagaimana kehidupan anda setelah berhijab? (bisa dilihat dari berbagai macam aspek, seperti kepribadian dan sikap / karir / rezeki, dll)
  5. Apa saran bagi teman-teman lain yang ingin berhijab tapi masih belum yakin? (give your best advice and convince them to wear hijab)
Saya coba cerita sedikit tentang 'aku dan jilbabku' yaa..
Pertama kali saya memakai jilbab adalah kelas 1 SMP (kurang lebih 10 tahun lalu), secara saya sekolah di sekolah Islam yang mewajibkan siswinya mengenakan jilbab.. mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa tidak terpaksa, pakai jilbab deh..
saat itu, karena pemahaman yang masih agak kurang, jadi tuh jilbab sistemnya lepas pakai, kadang setelah pulang sekolah kalau hang out (ciieeee,,, masih muda geetoooh.. ;p) si jilbab terlipat rapi di dalam tas.
Tak terasa waktu telah berjalan 3 tahun, saya bukan murid SMP lagi,, masuk SMA saya tetap mengenakan jilbab, masa mau dilepas?
3 tahun berlalu lagi.. masuk saya di bangku kuliah, masih tetap bersama dengan si jilbab..
6 tahun awal berjilbab, warna dominan dan mayoritas yang saya kenakan adalah 'putih' hahahaa... karena di sekolah hanya memperbolehkan warna putih :)

masuk kuliah,, semester awal-awal, karena adanya POLA PEMBINAAN di kampus, maka di wajibkan memakai rok.. dengan koleksi rok yang pas-pasan banget, pakai deh rok ke kampus..
saat itu saya berpikir, apa seterusnya saja ya pakai rok.. hal ini sempat saya utarakan ke teteh mentor saya.. tapi karena hati yang belum bulat dan pemahaman yang lagi-lagi masih kurang, niat memakai rok seterusnya baru terlaksana saat memasuki tahun ke 3 kuliah..
jadi saya sempat merasakan stylenya anak kuliahan dengan sepatu kanvas, celana jeans, kemeja/kaos, serta jilbab yang dililit ke belakang atau jilbab langsung pakai yang pendek... (kalo inget jadi malu -___-")

Percaya deh, hidayah yang diberikan oleh Allah dapat melalui perantara seseorang, dan karena seseorang ini saya dapat memaknai dengan baik ayat Allah pada surat An-Nur ayat 26

"...perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik,
dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)..."
(An- Nur [24] : 26)

Ya Allah, saya ingin mempunyai suami yang baik, tapi jika saya masih begini, suami saya juga akan begini dong.. >,<
saya tidak bilang bahwa saya adalah perempuan yang tidak baik, hanya saja, agaknya apa yang menjadi style saya waktu itu tidak mendekatkan saya dengan laki-laki yang baik deh..

Alhamdulillah sedikit demi sedikit mulai berubah,,
rok yang menemani di setiap langkah,
baju yang tidak ngpress,
serta jilbab yang melindungi..

Keputusan untuk berjilbab bukanlah karena menunggu dapat hidayah, bukan juga ketika sudah tua, atau karena telah mendapat gelar Hajah.. Keputusan untuk berjilbab adalah perintah, yang mendekatkan kita pada-Nya serta menjauhkan kita dari larangan-Nya.. banyak ayat Al-Qur'an maupun hadist yang menerangkan pada kita tentang perintah berjilbab, salah satunya..

“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman... Dan hendaklah mereka menutupkan kain hijab (jilbab) ke dada mereka…”
(QS. An-Nur [24]: 31)

Hal ini yang saya kurang pahami dulunya, tentang berjilbab hingga dada..
karena pemahaman yang kurang, saya termasuk yang pertama, berjilbab yang sebenarnya karena mendapatkan hidayah.. saya ingin punya suami yang baik.
tapi bagi teman-teman yang sudah paham, berjilbab bukanlah menunggu hidayah, berjilbab adalah perintah..
tapi bukanlah sebuah kesalahan juga kita paham akan sebuah perintah karena adanya hidayah.. wallahualam..

saya mendapatkan cerita beberapa orang, ketika dia atau temannya siap untuk berjilbab dalam artian yang benar, orang tuanya malah belum siap, beberapa orang tua tidak siap ketika putrinya menggunakan rok yang memang tidak membentuk lekukan tubuh, orang tuanya tidak siap ketika putrinya menggunakan jilbab yang cukup lebar yang menutupi hingga dada..
sedih rasanya.. semoga Allah membukakan pintu hati orang tuanya..

ibu dan ayah saya selalu menghargai apapun keputusan saya,
dulu ketika sebelum keluar rumah ayah selalu berkata "itu celananya ketat banget.." atau "kalau beli celana yang longgar saja" waktu itu memang trend celana pinsil, jelas ketatkan? hahahaa... jadi kata-kata ayah itu terdengar lucu bagi saya dan biasanya saya langsung ngomel-ngomel ke ibu..
2 tahun belakangan ini, Alhamdulillah saya tidak pernah lagi mendengar kata-kata ayah itu..

ketika saya meninggalkan celana jeans, ternyata ibu ikut meninggalkan celana jeansnya..
hingga kini saya dan ibu tidak pernah lagi mengenakan celana jeans (celananya sudah pada ke laut ;p), kami memakai rok, meskipun ibu terkadang menggunakan celana bahan.. :)
dan sesekali pernah juga saya mengenakan celana bahan ketika KKNM dan PKL, Ya Allah medannya tidak mendukung menggunakan rok >,<
hal rutin yang di ributkan bersama ibu sebelum keluar rumah adalah mencari kaus kaki.. hahahaa.. ;p

ketika saya menggunakan jilbab yang menutupi dada,
ibu pun demikian, tidak lagi melilitkan jilbabnya ke belakang leher..
ibu..
ibu selalu siap dengan apapun keputusan saya..
saya banyak belajar dari ibu dan ternyata ibu pun tak malu untuk belajar dari saya..
semoga kita tetap istiqamah ya bu..

dahulu, saya salut dengan seseorang yang memutuskan untuk berjilbab..
berani mengambil sebuah langkah..
serang, semakin banyak perempuan yang berjilbab..
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur..
tapi kadang sedih,,
berjilbab tetapi merokok di tempat umum,
berjilbab tetapi lengan bajunya 3/4,
berjilbab tetapi hanya menutupi rambutnya,
berjilbab tetapi pakaiannya press,
berjilbab tetapi kurang menutupi dada..
dan ternyata masih banyak tetapi-tetapi yang lainnya..
Hmmm,, ambil hikmahnya saja, ternyata perubahan itu butuh proses, jarang ada yang instan..
jilbab sekarang sudah banyak stylenya, saya setuju saja, asalkan masih syar'i..
selama masih sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah, saya mendukung.. :)

cerita ini baru saya dapatkan tadi siang dari tante saya ketika makan siang selagi shopping (hehee)..
"waktu kemarinnya ke rumah tante, mbah putri nyeritain chaca sampai terharu" kata tante,,
huuuaaawww,, panik sesaat dong.. ada apa dengan saya??
"chaca masih muda, tetapi waktu kemarinnya ada mbah ali (mbah ali ini masih saudara, bukan orang tua ibu ataupun ayah) ke rumah dengan mbah kakung dan mbah putri, chaca cepat-cepat ke atas pakai kerudung, biasanya kalau di rumah, seseorang jika ada tamu jarang yang memakai kerudung.." ini kata tante dan kata tante, mbah salut dengan saya dan jilbab yang saya kenakan sekarang..
waktu denger ini, sumpah pengen nangis, tapi gak lucu banget nangis lagi makan dan di depan ibu serta tante.. huhuhuuuu
kadang sesuatu yang sederhana bagi kita, bisa menjadi sangat luar biasa bagi orang lain..
sesuatu yang saya anggap sepele, ternyata bisa membuat orang lain terharu..
Ya Allah, istiqamahkan saya di jalan Mu..

setelah itu, kebuka deh memori saya tentang perkataan beberapa orang pada saya..
ternyata banyak juga orang yang berkomentar tentang saya dan jilbab saya..
"wah pakai rok, bagus ya, jadi pengen" ini kata teteh-teteh sewaktu saya dan teman saya PKL
"ibu belum bisa kaya gini (sambil melihat gaya saya dan teman saya berpakian)" kata seorang dosen dalam kajian rutin hari Jumat..
dan gak niat sombong nih ya, ketika saya menggunakan gamis atau abaya atau kaftan atau baju terusan lainnya, teman-teman sering muji : lucu, cantik, bagus, dsb.
kalau ini sudah dasarnya saya lucu, cantik, dan bagus.. hahahaa... jadi sombong kan :p
sebetulnya dalam berpakaian, saya tipe orang yang tidak peduli orang lain akan dan mau berkata apa, saya memakai pakian yang memang saya suka dan membuat saya nyaman serta sesuai syariat..
ketika kerudung saya menutupi dada juga banyak yang bertanya
"tidak kagok dengan kerudung itu?"
"tidak panas?"
hmmm, sama sekali tidak, malah terasa melindungi dan adem.. (semoga yang ngeliatnya juga adem yaaa,,, ;p)

ini deh sedikit cerita tentang aku dan jilbabku,
semoga sedikitnya ada sedikit hikmah yang bisa diambil ya, selian curhatan semata... :))
saya ingin mencoba menulis untuk projectnya Ka Assad,
tapi saya tipe orang yang menulis tentang apa yang saya rasakan..
jadi agak kurang bisa menulis jika dipatok harus ini harus itu..
tapi tak ada salahnya mencoba, saya coba lain waktu menulis, sekarang sudah malam..
sebelum tanggal 15 November projectnya Ka Assad, insya Allah dicoba.. :)


Ya Allah, istiqamahkan kami di jalan Mu
Nafsa Karima
23 Oktober 2011

Jumat, 21 Oktober 2011

pascaSTP

bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah.. hari ini adalah hari bersejarah dalam hidup aku. selesai juga akhirnya menempuh pendidikan di Teknologi Industri Pangan UNPAD..
ditutup dengan Yudisium.. alhamdulillah..^^
belakang nama aku jadi ada embel-embelnya... STP, bukan eS Ta Pe.. bukan juga yang tadi kata Pak Bambang (ketua komisi pembimbing), Sarjana Tanpa Pendamping... eeeaaaaa... menohok banget >,< huhuhuuuu...
hahahaaaa...

Pasca sidang, seorang sahabat saya sms, yang bunyinya..
"slmt ya sayang :), ikut seneng buat km hr ni.. seneng bs ada d moment pntg d hdp kamu.. mdh2an kdepannya aq boleh ada d saat pntg hidup kamu lg y, soalnya km pntg dihidup aq say, :) maaf aq ga bnyk bantu km buat sampe dsaat ini.. CONGRATS HONEY :) doakan aq ya sayang smoga cpt nyusul"

sedih, terharu, bahagia..
aku yang seneng banget, orang-orang yang penting dalam hidup aku dapat hadir dalam momen yang penting buat aku.. itu adalah hal yang sangat sangat sangat sangaaaaatttt berarti..
aku juga pengen hadir di momen-momen penting orang-orang yang penting dalam hidup aku.. insya Allah, jika Allah mengizinkan..
tidak perlu melakukan apa pun, kehadiran kalian dalam hidup aku sudah sangat berarti..

sewaktu menyampaikan sepatah dua patah kata, awalnya sih cuek, PD gak bakalan nangis.. tapi, ketika berkata, "terima kasih kepada Allah SWT karena telah memberikan saya KESEMPATAN menempuh pendidikan di Teknologi Industri Pangan UNPAD ini".. tumpah deh,,
ini hal luar biasa yang terjadi dalam hidup saya, kesempatan yang diberikan oleh-Nya..
semua memori seperti berputar begitu saja, kenangan..
kenangan selama 4 tahun terakhir ini..
ketika memandang teman-teman, awalnya ingin sebutkan nama mereka satu per satu.. tapi tak sanggup, sungguh ucapan terima kasih saja tak akan cukup tuk membalas semua kasih sayang, dukungan, dan doa yang telah banyak diberikan..
terima kasih, hidup aku hanya hitam putih tanpa kehadiran kalian, terima kasih telah memberikan begitu banyak warna-warni.. terima kasih..

awalnya ku pikir hanya aku saja yang bahagia, hanya aku saja yang menangis..
tapi tidak.. tidak pernah seperti itu,, tidak pernah sendiri..
bersama Teknologi Industri Pangan 2007 kami bahagia bersama dan kami menangis bersama..

alhamdulillah..
terima kasih semua TIP 2007
insya Allah selalu didoakan diberikan yang terbaik oleh Nya..

Ya Allah, izinkan saya memulai yang baru dengan cara yang lebih baik..
Nafsa Karima
21 Oktober 2011

Senin, 10 Oktober 2011

Marriage

bismillahirrahmanirrahim

Marriage is...
You were born together, and together you shall be forevermore
You shall be together whwn white wings of death scatter your days
Aye, you shall be together even in the silent memory of God
But let there be spaces in our togetherness
And let the winds of the heaven dance between you
Love one another but make not a bond of love
Let it rather be a moving sea between the shores of your souls
Fill each other's cup but drink not from one cup
Give one another of your bread but eat not from the same loaf
Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone
Even as the strings of a lute are alone though they quiver with the same music
Give your hearts, but not into each other's keeping
For only the hand of Life can contain your hearts
And stand together, yet not too near together
For the pillars of the tample stand apart
And the oak tree and the cypress grow not in each other's shadow

By : Kahlil Gibran



Puisi ini saya dapat dari Majalah Percikan Iman No. 10 Th.XII Oktober 2011 M
dalam majalah itu puisi ini telah ditranslate dalam bahasa indonesia, sekalian belajar bahasa inggris, jadi saya tuliskan dalam bahasa inggris aja yaa ;))

Kamis, 06 Oktober 2011

jika Maher Zain menyanyi di pernikahan saya (2)

bismillahirrahmanirrahim

di antara kesibukan nyusun pembahasan dan ngolah data hasil penelitian, saya sempatkan sedikit menulis di blog ini..

saat ini, atau mungkin beberapa saat lagi, Maher Zain pasti sedang menyanyi di Sabuga.. huuuuaaa... mau banget nonton..
rencana awalnya sih mau nonton sama ibu dan tante (bayar masing-masing)..
tapi setelah dipikir2.. lumayan juga harga tiket konsernya.. 300ribu untuk festival, belum lagi kalau tidak salah, di Bandung kena pajak 25%.. >,<
batal deh nontonnya,,,

300ribu lumayan ya, bisa buat ngebaso sebulan.. ahahaaa... gak deng,, ;p
300ribu bisa buat nabung buat umrah atau haji.. atau juga nambah-nambah biaya nikah,, kan nanti rencananya kalau nikah mau ngundang Maher Zain... ahahahaaaa ;p (AMIN...!)
(baca tulisan di blog ini dengan judul "jika Maher Zain menyanyi di pernikahan saya" yaaaa... :D)
dan 300ribu sangat berarti besar bagi orang yang membutuhkan ;)

udahan ahhh...
semoga konsernya lancar ya..
semoga skripsi saya juga lancar,,

Bandung, 6 Oktober 2011
Nafsa Karima

Minggu, 02 Oktober 2011

B I A S

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Beberapa hal dalam hidup ini, sudah kita ketahui, bahkan sudah kita mengerti..
Tapi terkadang kita butuh seseorang untuk menegaskannya..
Maka dari itu, tulisan ini saya buat untuk siapapun yang butuh penegasan dari orang lain, semoga bisa bermanfaat..

Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mencintai kita, sama halnya seperti kita tidak bisa memaksa seseorang untuk tidak lagi mencintai kita. Adalah hak seseorang untuk bebas mencintai siapapun.. Semoga Allah menganugerahi kita cinta yang indah yang dapat membawa kita untuk lebih mencintai-Nya, membawa kita untuk lebih dekat pada-Nya..

Belum lama ini salah satu teman saya di Facebook menulis status,
"kita bisa menutup mata untuk sesuatu yang tidak ingin kita lihat, tapi kita tidak bisa menutup hati untuk sesuatu yang tidak ingin kita rasa"
untuk sesuatu yang tidak ingin kita lihat oleh mata, mudah bagi kita untuk menutup mata atau memalingkan muka..
tapi untuk seseuatu yang tidak ingin kita rasa oleh hati, bagaimana cara kita untuk menutup hati?

Orang yang kita cintai saat ini, belum tentu akan menjadi seseorang yang akan ada di samping kita nantinya..
Orang yang kita cintai saat ini, belum tentu akan menjadi seseorang yang akan menua bersama kita..
1 hal yang harus kita percaya, adalah siapapun orang yang akan berada disamping kita nantinya, yang akan menua bersama kita, ia adalah orang terbaik yang memang telah Allah siapkan untuk kita. Semoga Allah segera membukakan pintu-pintu jodoh kita, didekatkan dengan jodoh kita, dan menunjukan kita jodoh yang terbaik..
Yang perlu kita lakukan saat ini adalah ikhtiar, seperti kata-kata Pak Mario Teguh yang paling saya ingat, "menjadi diri sepantas-pantasnya untuk belahan jiwa sebaik-baiknya".

Cinta itu butuh komunikasi, jika tidak ada komunikasi maka mungkin tidak ada cinta. Bagaimana mungkin kita dapat mencintai Allah jika kita tidak pernah berkomunikasi dengan-Nya? Bagaimana mungkin cinta dapat terjalin dengan tidak adanya komunikasi?
Komunikasi tidak melulu harus diungkapkan dengan bahasa lisan..
Nah, mungkin jika kita saat ini tengah mencintai seseorang, jika sudah siap buruan nikah, jika masih belum, coba agak kurangi sedikit komunikasi.. Memang gatel banget pengen sms nanya kabar, pengen telefon denger suara, pengen comment2an di jejaring sosial, pengen ketemu, dsb.. Tapi coba pikirkan ulang,, jaga benar-benar hati kita untuk orang yang memang akan menjadi halal bagi kita, apa yang kita perjuangkan saat ini, jika itu memang jalan yang Allah atur, insya Allah akan indah pada waktunya..^^

Adik kelas saya di kampus (yang baik hati tidak sombong dan gemar menabung, pasti dia baca tulisan ini... *muji-muji pasti ada maunya.. ahahahaaa... nebeng pulang yakkk... ;p), ketika saya bercerita sedikit tentang apa yang saya rasa, mereferensikan sebuah buku, "pelangi nurani" penulisnya Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia, di dalamnya ada tulisan dengan judul "bias"..
Baru minggu kemarin saya membacanya. Mohon izin Bu Helvy dan Bu Asma untuk sharing tulisannya, susah banget cari bukunya, karena mungkin sudah lama tidak dicetak lagi ya..

berdasarkan cerita salah seorang sahabat Bu Asma..

Namanya Arief. Saya mulai mengenal dan kian terbiasa dengan sosoknya, di hari-hari pertama kuliah kami. Tidak ada satu momen pun dalam kuliah kami, kecuali senantiasa menyuburkan perasaan kagum dan bangga di hati saya, terhadap lelaki itu.
Saya sangat bersyukur Allah memberi kesempatan kepada saya untuk mengenalnya, untuk belajar tentang berbagai hikmah kehidupan, dan menumbuhkan kedewasaan saya dalam berislam, dan dalam beraktivitas.
Rasanya belum pernah saya menemukan seorang teman sebelumnya, yang memiliki begitu banyak hikmah, yang keberadaannya selalu membuat saya merasa begitu 'kecil' dan bodoh. Hingga saya terpacu untuk belajar... dan belajar, sampai saya mengenal Arief.
Terus terang, saya terpesona atas kehadirannya. Terlebih, selama persahabatan kami, belum pernah saya menemukan satu hal yang buruk, tidak dalam kata, tidak dalam akhlak. Lucu rasanya bisa merasa dekat dan begitu bersahabat, dengan seseorang yang selalu menjaga jarak. Tapi itulah yang terjadi.
Saya kira, ada masanya saya sempat merasa yakin, bahwa kalau boleh meminta kepada Allah... saya yakin... lelaki itulah yang terbaik buat saya, buat perkembangan keislaman saya!

Waktu berlalu, saya terpisah denga Arief. Meski begitu, saya kadung merasa ada sebagain.. ya.. sebagian dari diri saya, yang terlanjur terisi dengan Arief. Hingga saya selalu nyaris membandingkan teman-teman lelaki saya yang lain dengan Arief. dan selalu, Arief kelihatan jauh lebih baik dibandingkan mereka. Setidaknya menurut penilaian saya.
Empat tahun setelah itu, saya menikah. Bukan dengan Arief. Namun dengan seorang yang lain. Saya menerima pernikahan itu bukan karena saya lelah menunggu Arief. Untuk urusan yang satu ini, terlepas warna perasaan saya, saya sudah berkomitmen sejak dulu, untuk tidak menolak kehadiran lelaki manapun yang agamanya baik. Dan, Mas Khalid, sungguh sangat baik. Tahun-tahun pernikahan kami berlalu, dan saya tahu, saya mencintai Mas Khalid. Meski terkadang, hati saya sering juga membandingkan Mas Khalid dengan Arief. Bukan soal fisik, tetapi lebih kepada sikap, dan cara pandang dalam menghadapi suatu masalah.
Mas Khalid sendiri benar-benar figur suami teladan. Dia sangat memperhatikan perasaan saya, dan selalu membuat saya bahagia. Dia amat sangat romantis, dan penuh kejutan! Selain itu, Mas Khalid juga tidak sungkan berperan dalam tugas-tugas rumah tangga.
Sebagai ayah dari kedua putra kami, Mas Khalid hadir nyaris tanpa cela. Dia sangat kebapakan, dan tahu bagaimana bermian dengan mereka, dan membuat anak-anak senang.
tapi hal lain yang membuat saya semakin mengagumi figur Mas Khalid, adalah cita-citanya yang besar, dan keinginannya untuk selalu berbuat nyata bagi kebaikan dakwah dan umat. Dia tidak hanya pintar bicara, tapi juga mampu mengaktualisasikan pikiran-pikirannya dalam bentuk yang terbaik. Saya sering merasa tidak cukup berarti bila dibandingkan dengan Mas Khalid!

Tahun kelima pernikahan kami, sungguh tidak disangka... saya bertemu Arief! Saya tidak bisa memungkiri, untuk beberapa saat, satu ruang di hati saya, yang terisi dengan dia, dan selama ini saya kunci rapat-rapat... terbuka kembali. Pertama bertemu dengannya, saya hampir yakin, Arief tidak berubah. Dia kelihatan lebih dewasa, dan good looking seperti biasa, serta... belum menikah!. Dia masih Arief yang lembut, dan penuh perhatian. Masih Arief yang sama, yang selalu menumbuhkan banyak kekaguman di hati saya.
Tapi setelah beberapa lama kembali mengenalnya, saya tahu... lelaki itu ternyatatelah banyak berubah. Arief yang sekarang kelihatan lebih berani dalam pergaulan. Ini saya ketahui dari komentar beberapa teman yang kebetulan satu kantor dengannya.
Dari beberapa obrolan dengannya... saya pun tahu... Arief yang sekarang tampak begitu 'sederhana' dalam cita-cita dan tujuan hidup. Arief yang saya kenal dulu, rasanya tidak mungkin menjawab hanya dengan 'ingin menikah dan punya anak, serta hidup mapan' sebagai ambisi yang ingin dicapai. Arief yang biasa menyemangati saya, punya kepedulian yang besar terhadap berbagai permasalahan umat. Tidak, Arief yang saya kenal, harus punya cita-cita jauh lebih besar dari itu!
Saya kecewa. saya tahu, kehidupan Arief sekarang, mungkin bukan sesuatu yang salah. Hanya, kapsitasnya dulu membuat saya berharap jauh lebih banyak terhadap lelaki itu.
Tiba-tiba saja mata saya terbuka. Betapa Allah lebih tahu segala! Saya sendiri bukan tidak banyak berubah. Tapi untuk saat ini saya tahu... saya butuh pendamping yang mampu menghidupkan dan mendorong saya mewujudkan mimpi-mimpi saya (baca: cita-cita!). Saya butuh seorang suami yang punya keberanian dan ambisi yang kuat dalam menata kehidupan umat. Saya butuh... Mas Khalid!
Air mata saya jatuh, saat menatap Mas Khalid yang masih sibuk dengan komputernya, menata beberapa konsep kegiatan keislaman. Sudah pukul tiga dini hari, dan Mas Khalid masih asyik mengetik. Terngiang beberapa ucapannya ketika kami baru menikah:
"Menikah itu bukan untuk punya anak!" suaranya tegas.
"Lalu?" tanya saya heran. Mendadak saya merasa tidak punya konsep tentang pernikahan dan keluarga.
"Tujuan menikah intinya bukan cuma itu. Tapi untuk saling membahagiakan. Dan itu... itu proses seumur hidup!"
Subhanallah!
Saya tak henti-hentinya bertasbis kepada Allah. Ketika kemudian sesaat Mas Khalid berpaling dan menatap saya penuh kasih, saya menghampiri lelaki itu, dan mencium ke dua pipinya. Mata saya masih basah.
Saat itu saya yakin : Saya semakin mencintainya!

Waaaah,,, spechless..
Takdir yang Allah tetapkan untuk kita, tak mesti kita ketahui maksudnya saat ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau pun tahun depan, kadang butuh waktu bertahun-tahun... dan ketika Allah tunjukan maksud-Nya pada kita, semoga menambah kecintaan dan keyakinan kita pada-Nya..
Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya..


Ya Allah jauhkan kami dari keraguan dalam menentukan pilihan,
semoga kita selalu berada dalam kasih sayang-Nya
Bandung, 2 Oktober 2011
Nafsa Karima

Sabtu, 01 Oktober 2011

cinta, dalam bentuk lain

bismillahirrahmanirrahim

siapa yang tidak sedih jika cintanya bertepuk sebelah tangan?
padahal menurut Rumi, tak ada bunyi tepuk tangan tanpa ada tangan yang lain..

saya tidak bilang jika cinta saya bertepuk sebelah tangan,
saya juga tidak bilang dia merasakan sama seperti yang saya rasakan..
saya hanya tahu, ternyata dia mencintai saya.. meski dalam bentuk yang lain, entah itu teman, sahabat, atau saudara..

hal yang mungkin dulu saya tangisi, justru sekarang sangat sangat sangat sangat sangat saya syukuri..
dia tidak pernah bercerita tentang perasaannya dan dia juga tidak pernah menjanjikan apa pun pada saya..
tapi saya sangat tahu, lebih dari dia menyadarinya..
dia mencintai saya, meski dalam bentuk yang lain..



cinta tak mesti berujung menjadi sepasang kekasih..
semoga silaturahim ini dapat terus terjalin..

Bandung, 1 Oktober 2011
Nafsa Karima