Minggu, 23 Oktober 2011

aku dan jilbabku

bismillahirrahmanirrahim

saya baca notes from Qatar, beberapa waktu ini sedang hot membahas persoalan 'wanita dan hijab' selain itu ada projectnya Ka Assad (sok kenal banget manggilnya,,, hahahaaa ;p) tentang 99 Hijab Stories..
waw, tertarik tuk menulis posting ini..
Tujuan buku yang sedang digarap Ka Assad ini adalah untuk menginspirasi kaum wanita Indonesia, khususnya generasi muda, agar yakin dan mantap bahwa berhijab adalah suatu pilihan tanpa paksaan yang bisa memberikan banyak manfaat. Siapapun boleh mengirimkan tulisannya pada Ka Assad, yang penting adalah WANITA.
Ada 5 pertanyaan yang harus dijawab dalam cerita yang akan ditulis. Selain dari pertanyaan di bawah ini, teman-teman bebas bercerita apa saja tentang kisah hijabnya, ga usah terpatok dengan pertanyaan yang diberikan.
  1. Ceritakan sedikit profile tentang diri anda (nama, tempat & tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, aktivitas kegiatan sehari-hari)
  2. Bagaimana awal mula cerita anda berhijab? Hal apa yang menginspirasi anda?
  3. Apa ada tantangan/kesulitan setelah berhijab? Bagaimana anda menyikapi hal itu?
  4. Secara keseluruhan, bagaimana kehidupan anda setelah berhijab? (bisa dilihat dari berbagai macam aspek, seperti kepribadian dan sikap / karir / rezeki, dll)
  5. Apa saran bagi teman-teman lain yang ingin berhijab tapi masih belum yakin? (give your best advice and convince them to wear hijab)
Saya coba cerita sedikit tentang 'aku dan jilbabku' yaa..
Pertama kali saya memakai jilbab adalah kelas 1 SMP (kurang lebih 10 tahun lalu), secara saya sekolah di sekolah Islam yang mewajibkan siswinya mengenakan jilbab.. mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa tidak terpaksa, pakai jilbab deh..
saat itu, karena pemahaman yang masih agak kurang, jadi tuh jilbab sistemnya lepas pakai, kadang setelah pulang sekolah kalau hang out (ciieeee,,, masih muda geetoooh.. ;p) si jilbab terlipat rapi di dalam tas.
Tak terasa waktu telah berjalan 3 tahun, saya bukan murid SMP lagi,, masuk SMA saya tetap mengenakan jilbab, masa mau dilepas?
3 tahun berlalu lagi.. masuk saya di bangku kuliah, masih tetap bersama dengan si jilbab..
6 tahun awal berjilbab, warna dominan dan mayoritas yang saya kenakan adalah 'putih' hahahaa... karena di sekolah hanya memperbolehkan warna putih :)

masuk kuliah,, semester awal-awal, karena adanya POLA PEMBINAAN di kampus, maka di wajibkan memakai rok.. dengan koleksi rok yang pas-pasan banget, pakai deh rok ke kampus..
saat itu saya berpikir, apa seterusnya saja ya pakai rok.. hal ini sempat saya utarakan ke teteh mentor saya.. tapi karena hati yang belum bulat dan pemahaman yang lagi-lagi masih kurang, niat memakai rok seterusnya baru terlaksana saat memasuki tahun ke 3 kuliah..
jadi saya sempat merasakan stylenya anak kuliahan dengan sepatu kanvas, celana jeans, kemeja/kaos, serta jilbab yang dililit ke belakang atau jilbab langsung pakai yang pendek... (kalo inget jadi malu -___-")

Percaya deh, hidayah yang diberikan oleh Allah dapat melalui perantara seseorang, dan karena seseorang ini saya dapat memaknai dengan baik ayat Allah pada surat An-Nur ayat 26

"...perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik,
dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)..."
(An- Nur [24] : 26)

Ya Allah, saya ingin mempunyai suami yang baik, tapi jika saya masih begini, suami saya juga akan begini dong.. >,<
saya tidak bilang bahwa saya adalah perempuan yang tidak baik, hanya saja, agaknya apa yang menjadi style saya waktu itu tidak mendekatkan saya dengan laki-laki yang baik deh..

Alhamdulillah sedikit demi sedikit mulai berubah,,
rok yang menemani di setiap langkah,
baju yang tidak ngpress,
serta jilbab yang melindungi..

Keputusan untuk berjilbab bukanlah karena menunggu dapat hidayah, bukan juga ketika sudah tua, atau karena telah mendapat gelar Hajah.. Keputusan untuk berjilbab adalah perintah, yang mendekatkan kita pada-Nya serta menjauhkan kita dari larangan-Nya.. banyak ayat Al-Qur'an maupun hadist yang menerangkan pada kita tentang perintah berjilbab, salah satunya..

“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman... Dan hendaklah mereka menutupkan kain hijab (jilbab) ke dada mereka…”
(QS. An-Nur [24]: 31)

Hal ini yang saya kurang pahami dulunya, tentang berjilbab hingga dada..
karena pemahaman yang kurang, saya termasuk yang pertama, berjilbab yang sebenarnya karena mendapatkan hidayah.. saya ingin punya suami yang baik.
tapi bagi teman-teman yang sudah paham, berjilbab bukanlah menunggu hidayah, berjilbab adalah perintah..
tapi bukanlah sebuah kesalahan juga kita paham akan sebuah perintah karena adanya hidayah.. wallahualam..

saya mendapatkan cerita beberapa orang, ketika dia atau temannya siap untuk berjilbab dalam artian yang benar, orang tuanya malah belum siap, beberapa orang tua tidak siap ketika putrinya menggunakan rok yang memang tidak membentuk lekukan tubuh, orang tuanya tidak siap ketika putrinya menggunakan jilbab yang cukup lebar yang menutupi hingga dada..
sedih rasanya.. semoga Allah membukakan pintu hati orang tuanya..

ibu dan ayah saya selalu menghargai apapun keputusan saya,
dulu ketika sebelum keluar rumah ayah selalu berkata "itu celananya ketat banget.." atau "kalau beli celana yang longgar saja" waktu itu memang trend celana pinsil, jelas ketatkan? hahahaa... jadi kata-kata ayah itu terdengar lucu bagi saya dan biasanya saya langsung ngomel-ngomel ke ibu..
2 tahun belakangan ini, Alhamdulillah saya tidak pernah lagi mendengar kata-kata ayah itu..

ketika saya meninggalkan celana jeans, ternyata ibu ikut meninggalkan celana jeansnya..
hingga kini saya dan ibu tidak pernah lagi mengenakan celana jeans (celananya sudah pada ke laut ;p), kami memakai rok, meskipun ibu terkadang menggunakan celana bahan.. :)
dan sesekali pernah juga saya mengenakan celana bahan ketika KKNM dan PKL, Ya Allah medannya tidak mendukung menggunakan rok >,<
hal rutin yang di ributkan bersama ibu sebelum keluar rumah adalah mencari kaus kaki.. hahahaa.. ;p

ketika saya menggunakan jilbab yang menutupi dada,
ibu pun demikian, tidak lagi melilitkan jilbabnya ke belakang leher..
ibu..
ibu selalu siap dengan apapun keputusan saya..
saya banyak belajar dari ibu dan ternyata ibu pun tak malu untuk belajar dari saya..
semoga kita tetap istiqamah ya bu..

dahulu, saya salut dengan seseorang yang memutuskan untuk berjilbab..
berani mengambil sebuah langkah..
serang, semakin banyak perempuan yang berjilbab..
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur..
tapi kadang sedih,,
berjilbab tetapi merokok di tempat umum,
berjilbab tetapi lengan bajunya 3/4,
berjilbab tetapi hanya menutupi rambutnya,
berjilbab tetapi pakaiannya press,
berjilbab tetapi kurang menutupi dada..
dan ternyata masih banyak tetapi-tetapi yang lainnya..
Hmmm,, ambil hikmahnya saja, ternyata perubahan itu butuh proses, jarang ada yang instan..
jilbab sekarang sudah banyak stylenya, saya setuju saja, asalkan masih syar'i..
selama masih sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah, saya mendukung.. :)

cerita ini baru saya dapatkan tadi siang dari tante saya ketika makan siang selagi shopping (hehee)..
"waktu kemarinnya ke rumah tante, mbah putri nyeritain chaca sampai terharu" kata tante,,
huuuaaawww,, panik sesaat dong.. ada apa dengan saya??
"chaca masih muda, tetapi waktu kemarinnya ada mbah ali (mbah ali ini masih saudara, bukan orang tua ibu ataupun ayah) ke rumah dengan mbah kakung dan mbah putri, chaca cepat-cepat ke atas pakai kerudung, biasanya kalau di rumah, seseorang jika ada tamu jarang yang memakai kerudung.." ini kata tante dan kata tante, mbah salut dengan saya dan jilbab yang saya kenakan sekarang..
waktu denger ini, sumpah pengen nangis, tapi gak lucu banget nangis lagi makan dan di depan ibu serta tante.. huhuhuuuu
kadang sesuatu yang sederhana bagi kita, bisa menjadi sangat luar biasa bagi orang lain..
sesuatu yang saya anggap sepele, ternyata bisa membuat orang lain terharu..
Ya Allah, istiqamahkan saya di jalan Mu..

setelah itu, kebuka deh memori saya tentang perkataan beberapa orang pada saya..
ternyata banyak juga orang yang berkomentar tentang saya dan jilbab saya..
"wah pakai rok, bagus ya, jadi pengen" ini kata teteh-teteh sewaktu saya dan teman saya PKL
"ibu belum bisa kaya gini (sambil melihat gaya saya dan teman saya berpakian)" kata seorang dosen dalam kajian rutin hari Jumat..
dan gak niat sombong nih ya, ketika saya menggunakan gamis atau abaya atau kaftan atau baju terusan lainnya, teman-teman sering muji : lucu, cantik, bagus, dsb.
kalau ini sudah dasarnya saya lucu, cantik, dan bagus.. hahahaa... jadi sombong kan :p
sebetulnya dalam berpakaian, saya tipe orang yang tidak peduli orang lain akan dan mau berkata apa, saya memakai pakian yang memang saya suka dan membuat saya nyaman serta sesuai syariat..
ketika kerudung saya menutupi dada juga banyak yang bertanya
"tidak kagok dengan kerudung itu?"
"tidak panas?"
hmmm, sama sekali tidak, malah terasa melindungi dan adem.. (semoga yang ngeliatnya juga adem yaaa,,, ;p)

ini deh sedikit cerita tentang aku dan jilbabku,
semoga sedikitnya ada sedikit hikmah yang bisa diambil ya, selian curhatan semata... :))
saya ingin mencoba menulis untuk projectnya Ka Assad,
tapi saya tipe orang yang menulis tentang apa yang saya rasakan..
jadi agak kurang bisa menulis jika dipatok harus ini harus itu..
tapi tak ada salahnya mencoba, saya coba lain waktu menulis, sekarang sudah malam..
sebelum tanggal 15 November projectnya Ka Assad, insya Allah dicoba.. :)


Ya Allah, istiqamahkan kami di jalan Mu
Nafsa Karima
23 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar