Tampilkan postingan dengan label Nice Home Work. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nice Home Work. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Januari 2018

Koordinator Workshop RB DIY Toys - IIP Bandung

Bismillahirrahmanirrahim

Koordinator Workshop RB DIY Toys - IIP Bandung

Awalnya, sempet kaget ketika dilamar untuk posisi yang satu ini oleh Mba Evi. Setelah ngobrol-ngobrol tentang posisi ini dan izin dari suami akhirnya... Bismillah, saya sebagai Koordinator Workshop RB DIY Toys - IIP Bandung bersama dengan Teh Ismi.

Setelah memiliki anak saya sangat tertarik dengan perkembangannya. Berawal dari pikiran saya akan menjadi ibu rumah tangga, saya ingin membersamai anak, apa saja yang harus saya pelajari?.  Akhirnya saya tahu ada beberapa aspek pada anak yang harus distimulasi. Mengapa harus distimulasi? Agar perkembangan anak maksimal di masa golden agenya. Akhirnya saya mulai suka bebikinan sesuatu untuk menstimulasi anak. Sesuatu itu tidak harus bagus bangt, tapi manfaatnya dapat, insyaAllah.
Atas dasar ini akhirnya saya menerima lamaran dari Mba Evi untuk mengisi di posisi RB DIY Toys. Posisi ini sangat berhubungan denngan apa yang sudah saya lakukan bersama anak selama ini. Semoga bisa berbagi dengan lebih banyak orang. Inside out. Semoga bisa menjadi berkah.

DIY Toys - IIP Bandung sendiri baru aktif diawal tahun ini. Termasuk WAG yang baru ada dan mengajak member IIP Bandung untuk sharing bersama atau belajar bebikinan untuk stimulasi anak menggunakan bahan yang ada di rumah. Workshop-nya sendiri insyaAllah akan dilakukan di Bulan Maret. Kondisinya saat ini adalah saya hanya bisa maksimal di 'belakang layar'. Kehamilan yang masuk usia 36w, semoga Allah berikan kemudahan dan kelancaran hingga proses kelahiran.

Bahagia rasanya melihat antusiasme ibu membersamai tumbuh kembang anaknya di bulan pertama ini. Motorik halus adalah tema bulan ini. InsyaAllah di pertengahan Bulan Maret akan dilaksakan workshop dari kardus yang mengangkat tema bulan Januari dan Februari, tentang motorik halus dan kasar anak. Tantangan saya saat ini adalah melakukan persiapan maksimal di belakang layar. Apa yang akan kami buat dari kardus? Apa manfaatnya untuk anak? Poin apa saja yang bisa terstimulasi?. Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar pikiran kami mengadakan workshop ini. Worksop DIY Toys sendiri akan dilaksanankan per dua bulan sekali.


Perubahan apa saja yang akan saya lakukan di tahun depan? Saya ingin lebih banyak berbagi dan bertemu dengan orang lain dan maksimal menjalankan peran saya di RB DIY Toys ini. Saya ingin terlibat di komunitas Institut Ibu Profesional ini dan kemudian bersama ibu lainnya membangun peradaban. Aamiin.


Rabu, 22 Maret 2017

NHW9 Bunda Sebagai Agen Perubahan

Bismillahirrahmanirrahim

MasyaAllah. Alhamdulillah.
Luar biasa bertemu dengan kelas Matrikulasi Ibu Profesional ini.
Kini sampailah di NHW terakhir. NHW#9.

Dengan ikut kelas matrikulasi ini juga saya berharap teman-teman bersyukur dan ikhlas dengan perannya saat ini. InysaAllah. Ibu bekerja. Bekerja di ranah domestik atau ranah publik. Semoga menjadi amal jariyah..
Bersyukur sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik.
Bersyukur sebagai ibu yang bekerja di ranah publik.
Kadang kita tidak tahu apa yang kita jalani saat ini adalah yang orang lain inginkan. Sedangkan kita berharap menjalani apa yang orang lain jalani.
Bersyukur dan ikhlas. Karena masyarakat masih membutuhkan kesabaran dari dokter atau perawat perempuan, karena masyarakat masih membutuhkan kasih sayang dari seorang guru perempuan.
MasyaAllah.. ada seorang ibu rumah tangga, guru, enterpreneur, makeup artist, perawat, dokter, dan peran teman-teman lainnya yang saya belum tahu. Saya bangga bisa berkenalan dengan teteh-teteh semuanya.
Tetap semangat, semoga kita semua berhasil menjadi ibu profesional kebanggan keluarga.

Dengan ikut matrikulasi ini saya jadi banyak bersyukur. Mencari tahu betapa mulianya seorang ibu. Betapa pentingnya seorang ibu untuk selalu belajar.

"Mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi".

Di NHW 9 kami diminta menengok keluar. Melek dengan isu sosial yang ada di masyarakat.

Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.


Jujur pertama kali membaca NHW9 ini saya bingung. Rasanya di lingkungan tempat kami tinggal saat ini. Rumah Eyang Kareem. Adem ayem ajah. Huhuhu

Semakin meresapi NHW9 barulah saya tahu dan saya paham isu sosial yang terjadi, terutama di keluarga kami.

Minat, hobi, dan ketertarikan saya Parenting. Jurusan yang saya ambil di Universitas Kehidupan ini. Saya tertarik dengen pendidikan anak usia dini dan homemade healty baby food. Sejak Kareem 6 bulan memasak MPASI ini sudah menjadi minat dan hobi. Hehe..

Isu sosial, terutama yang terjadi di keluarga kami adalah penggunaan gadget pada anak-anak sebelum usia 2 tahun. Mulai dari nonton video/youtube superhero sampai main games.
Kareem kenal gadged? Iya. Karena mau tak mau kami video call setiap hari dengan Daddy. Sejauh ini sebatas video call, liat foto/video Kareem. Dulu sempat nonton you tube (liat pertunjukan iklan paus, denger asmaul husna anak, denger lagu bismillah atau finger family), tapi kami coba minimalkan sekaligus tiadakan, setelah tahu banyak dampak negatifnya. Sekarang Kareem juga sudah mulai ngeh kalau saya pegang HP, minta diputerin video dianya. Bismillah, mommy nya juga sambil menguragi interaksi dengan HP. Interaksi dengan HP bisa dihilangkan dengan cara membersamai anak disetiap kegiatan (khususnya) dan membuat kegiatan bermain bersama/play date (umumnya). Membersamai Kareem disetiap kegiatan dan merancang kegiatan khusus yang sesuai dengan perkembangan usia Kareem.
Play date bermain bersama anak lainnya bisa dilakukan di rumah sambil bikin kreasi atau filed trip mengunjungi kebun binatang, musium, atau taman, dll.

Semoga kelak keluarga kami juga bisa memiliki rumah baca sekaligus rumah main. Pentingnya menanamkan kecintaan anak pada buku. Bukan memaksanya untuk membaca. Jika anak bisa (cepat) membaca itu adalah bonusnya. Kegiatan yang ingin saya lakukan di rumah baca selain membaca buku adalah berdongeng.

Semoga bisa mengurangi bahkan menghilangkan kecanduan anak dengan gadget. Aamiin

Isu sosial yang kedua adalah MPASI buatan ibu. Tidak ada waktu, malas, repot, atau ibu sibuk di ranah publik.. seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak memasakan MPASI untuk anak. Anak berhak mendapatkan nutrisi yang baik.
Mengapa harus homemade healty baby food?
Angka ADB (Anamina defisiensi besi) dan stunting yang cukup tinggi di Indonesia akibat asupan MPASI yang kurang tepat.
Sumber : group FB homemade healty baby food.
Yang ingin bergabung boleh saya bantu add ya nanti akan di app sama adminnya :)

Bagi saya pribadi alasan lain kenapa harus homemade?
Agar saya terbiasa memasak makanan sejak anak masih bayi.

Kata siapa MPASI repot dan perlu alat yang canggih (slow cooker dan teman-temannya)?
Ibu yang bekerja di ranah publik tetap bisa memasakan untuk anaknya.
Ibu yang sudah memiliki anak yang lebih besar tetap bisa memasakan untuk anaknya.

Selama ada kemauan, mau membuka hati dan pikiran.. hehe :D

Presentasi homemade healty baby food selama ini by lisan saja. Sambil ngobrol santai. Dan biasanya teman-teman yang usia anaknya menjelang 6 bulan saya tawarkan untuk masuk group tersebut.
Ingin rasanya sekali-sekali demo masak MPASI, agar menepis alasan bahwa memasak MPASI itu repot, ribet, dan susah.

Semoga Allah ridho dan kami bisa membuat perubahan atau pemahaman kearah yang lebih baik lagi.

Bandung, 22 Maret 2017


Nafsa Karima,
Seorang ibu yang sedang berusaha menjadi Ibu Profesional dan menemukan misi spesifik hidupnya.

Rabu, 15 Maret 2017

NHW8 Misi Hidup dan Produktivitas

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sampai juga di NHW#8 ini. Satu sisi senang satu sisi sedih. Senang karena bisa mengikuti proses belajar di kelas Matrikulasi Ibu Profesional dan sedih karena akan segera berakhir di sesi 9. Tapi akan senang lagi kalau bisa lanjut terus di kelas Bunda Sayang.. aamiin.

Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :


a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

Dari 5 aktivitas yang saya tulis di kuadran SUKA dan BISA di NHW#7, saya memilih Mengajar.


b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :

1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
Saya ingin menjadi ibu yang mampu mengajar, mendidik, dan membimbing anak-anak kami di rumah. Saya ingin menjadi perempuan yang mampu memberikan motivasi, inspirasi, atau pemahaman yang lebih baik pada orang tua lainnya tentang pendidikan anak, terutama anak usia dini.

2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
• Saya ingin bisa selalu melakukan (mempraktekan) ilmu parenting dan ilmu pendidikan anak usia dini yang sudah saya dapatkan.
• Saya ingin menjadi teladan yang baik untuk anak-anak. Karena bagaimana pun teladan yang baik erat kaitannya dengan mengajar, terutama dalam mengajarkan nilai dan moral.
• Saya ingin melakukan (berkegiatan) bersama dengan anak, menemani tumbuh kembang mereka, dan mendampingi mereka hingga dewasa. InsyaAllah.

3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
Saya ingin memiliki perpustakaan/rumah baca untuk anak-anak. Disana kami bisa berkenalan, belajar, bermain bersama dengan anak lain, dan mendongeng untuk anak-anak. Saya ingin memiliki blog pribadi dan membuat buku, agar apa yang saya lakukan abadi.
Saya ingin memiliki kemampuan untuk bisa menjadi inspirator.


c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)?
Saya ingin menjadi istri yang solehah dan taat pada suami, anak yang berbakti pada orang tua, perempuan yang menginspirasi orang lain, dan ibu yang profesional.

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic plan)
• Menjadi pengajar (guru, fasilitator, motivator) untuk anak-anak di rumah.
• Mempunyai perpustakaan/rumah baca.
• Belajar dan mengamalkan ilmu di kelas Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, dan Bunda Saleha.

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
• Konsisten dalam manajemen waktu
• Mampu mengamalkan ilmu yang didapatkan dari kelas MIP
• Masuk kelas Bunda Sayang dan mampu mengamalkan ilmunya
• Menguatkan pondasi Bunda Sayang dan Bunda Cekatan


Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH.

Semoga Allah ridho dan memberkahi langkah kita dalam menjalankan peran spesifik kita diciptakan.


Bandung, 15 Maret 2017
Salam Ibu Profesional,


Nafsa Karima

Kamis, 09 Maret 2017

NHW7 Tahapan Menuju Bunda Produktif

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah masih di kelas Matrikulasi Ibu Profesional. Senang rasanya bisa merasakan "kuliah" kembali. Kali ini kuliah di Universitas Kehidupan yang ilmunya langsung diamalkan, InsyaAllah..

Di NHW #7 ini kami diminta mengkonfirmasi apa yang sudah ditemukan selama ini dengan tools yang di buat oleh Abah Rama di Talents Mapping. Semoga kita semua bisa masuk di ranah produktif dengan bahagia. Aamiin.

Berikut ini adalah kekuatan diri (strength typology saya) dari temubakat.com.


NAFSA KARIMA, anda adalah orang yang berani menghadapi orang secara empat mata,keras kepala, berani mengambil alih tanggung jawab , senang mengkomunikasikan sesuatu yang sederhana menjadi menarik , banyak ideanya baik yang belum pernah ada maupun dari pikiran lateralnya , selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang , senang mengkomunikasi ideanya , suka mengumpulkan berbagai informasi atau teratur , keras menghadapi orang akan tetapi tidak menyukai konflik , senang memotivasi dengan berbagai cara ada yang melalui sifat periangnya ada yang melalui sifat empatinya ada juga karena selalu ingin memajukan orang lain.





MasyaAllah..
Cerita sedikit yaa.. Saya kuliah di Teknologi Industri Pangan UNPAD, tapi saya senang mengajar, terutama anak-anak SD. Saya senang berhubungan dan berinteraksi dengan anak-anak.
Saya pernah bekerja 2 tahun menjadi guru di sebuah SDIT, sebelumnya saya pernah juga menjadi guru les privat anak-anak. Setelah menikah dan hamil saya memutuskan resign dan ingin fokus di rumah untuk keluarga.

Apa saya menyesal kuliah di Pangan? Tidak. Karena dari sana saya mengetahui potensi diri saya. Dari sana saya tahu kalau saya suka mengajar. Ilmu yang saya pelajari di Tek. Pangan juga sangat menunjang untuk kehidupan, karena berkaitan dengan makanan.

Melihat dari hasil kekuatan diri ini, ternyata saya berbakat untuk menjadi guru. Alhamdulillah.. communicator, educator, dan motivator adalah bakat yang dibutuhkan untuk menjadi guru.
Sekarang pun saya ingin tetap menjadi guru, insyaAllah guru untuk anak-anak kami.

Berkaitan dengan Jurusan yang saya pilih di Universitas Kehidupan ini, saya merasa bakat yang saya temukan lewat talents mapping Abah Rama ini menunjang jurusan yang saya pilih. Parenting. Bidang studi Pendidikan Anak Usia Dini. Alhamdulillah jadi semakin percaya diri.

Kelamahan saya adalah keteraturan, kerapihan, perencanaan, ketelitian, dan kawan-kawannya. Mengutip dari tag line dari temu bakat,

" Fokus pada Kekuatan dan Siasati Keterbatasan"

Rasanya pas sekali. Luangkan waktu untuk belajar dan berlatih pada aktivitas yang merupakan potensi kekuatan. Siasati keterbatasan bisa dengan cara menghindarinya, mendelegasikannya, bersinergi dengan orang lain, atau menggunakan peralatan/sistem.

Berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan ini berhubungan dengan kuadran aktifitas. Kuat karena suka dan bisa. Lemah karena tidak suka dan tidak bisa. Betul apa bener? hehehe

Ini adalah kuadran aktifitas saya.



Untuk aktifitas yang saya suka tetapi tidak bisa mungkin bisa saya kembangkan dengan cara belajar atau berlatih.

Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR".

Semoga bisa bermanfaat untuk orang lain.
Semoga bisa menjadi motivator dan inspirator untuk keluarga pada khususnya dan untuk masyarakat pada umumnya.
InsyaAllah, aamiin.


Bandung, 9 Maret 2017
Salam Ibu Profesional


Nafsa Karima

Rabu, 01 Maret 2017

NHW6 Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal

Bismillahirrahmanirrahim

Manajer.. saya merasa dalam hal atur mengatur saya agak lemah
Kenapa? Karena kadang apa yang sudah saya rencanakan tidak sesuai dengan apa yang saya lakukan.
Dibaca : BELUM KONSISTEN.

Alhamdulillah dengan Ikut kelas MIP ini saya merasa dibimbing dan diarahkan menjadi pribadi yang lebih baik.. apalagi di NHW#6 sekarang ini yang menurut saya menuntut kita agar lebih detail.

Bismillah, semoga Allah ridho, suami ridho :)
Semoga Allah berkahi..

Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal".

Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Baiklah, sebelum menjadi manajer keluarga yang handal, saya harus lebih dulu mampu memanaj diri sendiri. Semangaaaaatttttttt :D

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS.

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita "Merasa Sibuk" sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.


Aaahhh.. sepakat banget!
Kadang saking sibuk n numpuknya pekerjaan malah jadi gak kekerjain. Bingung mau mengerjakan yang mana dulu.

Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

Dimulai dari menentukan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting menurut saya.


Aktifitas yang paling penting :
1. Beribadah
2. Berkegiatan bersama anak
3. Memasak

Aktifitas yang paling tidak penting :

1. Scroll wall Facebook dan Instagram
2. Jualan online
3. Menyetrika

Beribadah, berkegiatan bersama anak, dan memasak adalah aktifitas yang penting bagi saya. Beribadah sudah pasti penting. Berkegiatan bersama dengan Kareem juga penting, di materi 4 kemarin saya diingatkan bahwa bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi.
Memasak juga termasuk kegiatan penting menurut saya. Meski belum bisa menyajikan masakan ala ala master chef, tapi rasa masakan tidak kalah dari restoran  bintang lima.. wekekeke. Saya suka memasak. Saya suka memasak untuk suami. Saya suka memasak MPASI Kareem. Lihat mereka makan lahap hap hap bahagia. Makannya nambah lebih nambah bahagia. Saya bahagia memasak Hehe.. Karena saya orang pangan (kuliah jurusan tek. Pangan) dulu ada istilah "kamu adalah apa yang kamu makan" dan dosen kuliah dulu pernah berkata "semua penyakit berasal dari pola makan atau makanan yang tidak baik". Maka senang sekali jika nanti bisa naik jabatan dari juru masak menjadi ahli gizi keluarga. Tapi kenyataannya sekarang? "Mas, cha masakin telor ceplok ala ala chaca ya.." atau "Mas dibikinin telor dadar ya". Hikzzz..

Nah ini dia kegiatan yang menurut saya paling tidak penting tapi justru waktu saya habis untuk melakukan kegiatan ini. Scroll FB dan IG, jualan online, dan menyetrika. Diantara ketika kegiatan tidak penting ini yang paling sering saya lakukan adalah scroll FB dan IG. Banyak alasan pembenaran saya melakukan kegiatan tidak penting ini. Sambil nunggu suami balas WA sekalian liat di FB ada apa. Sekalian nunggu teteh bales BBM sekalian liat di IG ada apa. Nah ini ada kaitannya dengan jualan on line. Saya sempat jual gamis on line. Bukan saya yang produksi. Saya sebagai reseller/ dropship. Ada yang tanya gamis A ukuran B. Saya harus BBM teteh ada atau tidak. Kalau tidak ada, infokan ke customer. Customer tanya lagi warna hitam yang ready yang mana saja. Harus tanya ke teteh. Teteh harus ngcek dulu dan teteh juga punya balita dan bayi. Aiiiihhhh.. saya sebetulnya tidak suka jualan online. Waktu saya habis untuk menunggu. Kalau ternyata barangnya ada, tunggu transferan dari customer, terus langsung transfer ke teteh. Semoga kedepannya  jualan online punya barang sendiri, insyaAllah.
Kegiatan BERSAMA Kareem pun berubah menjadi DENGAN Kareem. Secara fisik saya ada dengan Kareem, tapi pikiran dan hati saya di HP. Main sama Kareem sambil buka HP.  Balas WA, balas komen FB, atau balas komen IG. Maaf ya nak.. :'(
Menyetrika, PR nya ibu-ibu ternyata ya.. huaaahhhh, setelah baca aliran rasa teman-teman di group serasa punya balad.. wekekeke
Kenapa menurut saya tidak penting? Karena setrikaan saya menumpuk dan kalau dikerjakan tidak selesai-selesai. Minggu ini selesai. Tapi minggu depan akan ada lagi. Saya merasa urusan setrika menyetrika ini tidak pernah selesai. Alasan saya yang lain adalah cangkeul dan pegeul. Mungkin ini lah saatnya mendelegasikan urusan setrika menyetrika ini. Saya masih sanggup menyetrika baju Kareem, karena ukurannya kecil (14 bulan) jadi lebih gampang dan cepat selesai. Tapi kalau udah ketemu gamis katun saya atau kaos-kaos punya suami. Setrikanya saat mau dipakai saja. Mas, akankah saya masih cantik jika tidak menyetrika? Hehehe :p

Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.

Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time.

Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda. Sebetulnya bagi saya ini agak sulit, mengingat Kareem masih 14 bulan dan masih ASI langsung. Jadi selama ini beberapa kegitan masih bersifat fleskibel. Fleksibel menurut saya? Betul pandangan Ibu Septi. Santai, mengalir begitu saja, tanpa rencana.

Padahal Fleksibilitas adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok.

Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.




Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik? kalau tidak segera revisi,
kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.

Bismillah, semangat!!!!


Bandung, 1 Maret 2017
Salam Ibu Profesional,


Nafsa Karima

Rabu, 22 Februari 2017

NHW5 Design Pembelajaran ala Nafsa Karima


Bismillahirrahmanirrahim

NHW #5 ini, Singkat. Praktek membuat Design Pembelajaran ala kita. Ala saya. Design Pembelajaran ala Nafsa Karima.

Design Pembelajaran, yang terlintas pertama kali di pikiran saya adalah RPP sewaktu masih mengajar dulu.. hihihii
Saya sebetulnya tidak ada basic membuat RPP. Kuliah Jurusan Teknologi Pangan tapi punya semangat mengajar anak-anak, SD terutama :)

Sebelum membuat Design Pembelajaran ala saya. Saya masih bingung sebetulnya dengan design pembelajaran itu sendiri. Apa sih design pembelajaran itu? Cari tahu dulu apa itu design pembelajaran, langsung tanya sama embah Google.

Saya menuliskan ini sambil terus memamah biak materi 5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar dan NHW#5.

Akhirnya ketemu sama tulisan yang oke di sebuah blog pribadi. Desain pembelajaran menurut istilah dapat didefinisikan:

1. Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang dikehendaki (Reigeluth).
2. Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan (Briggs).
3. Proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk menghasilkan program pelajaran atau modul atau suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil belajar (Seels & Richey AECT 1994).
4. Suatu proses desain dan sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen (Morisson, Ross & Kemp 2007).

-- Sumber : Isna Izakiya, Fungsi dan Pentingnya Perencanaan dan Design Pembelajaran, 2015 . (https://www.google.co.id/amp/s/isnaizakiya29.wordpress.com/2015/03/17/fungsi-dan-pentingnya-perencanaan-dan-desain-pembelajaran/amp/) --


Yes. Mulai memahami. Design pembelajaran yang saya tangkap adalah perencanaan yang dilakukan agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Bismillah, menurut saya hal yang pertama saat membuat Design Pembelajaran ala saya adalah menentukan dulu apa tujuan pembelajarannya. Apa tujuan kita belajar?

Jurusan yang saya ambil di Universitas Kehidupan ini adalah Parenting. Saat ini sedang mendalami bidang studi Pendidikan Anak Usia Dini. Maka tujuan dari saya belajar adalah menjadi ahli dalam bidang pendidikan anak usia dini.

Nah dari sini lalu dijabarkan agar tujuan pembelajaran tersebut bisa tercapai.

1. Mengapa saya belajar?
• Agar lebih dekat dengan Allah Yang Maha Pemilik Ilmu.
• Agar bisa memberikan manfaat untuk orang lain pada umumnya dan untuk anak saya pada khususnya (Kareem, 14 bulan).

2. Bagaimana cara saya belajar tentang pendidikan anak usia dini?
Dengan cara :
• Mengikuti webinar yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini (rumah inspirasi, rainbow castle, dll)
• Membaca website (indonesia montessori, rumah main anak, rumah inspirasi, dll)
• Ikut komunitas atau group(institut ibu profesional, rumah inspirasi, hhbf, dll)
• Membaca buku atau ebook
• Menggali informasi melalui fb dan ig orang yang lebih paham
• Menuliskan kembali ilmu yang saya dapatkan
• Mempraktekan langsung dan sharing dengan orang lain

3. Kapan waktu saya belajar?
• Fleksibel, ketika target pekerjaan domestik di hari itu telah selesai, ketika anak sudah tidur, ketika bermain bersama anak. Sesekali mengajak anak terlibat ketika saya sedang mencari informasi dari buku. Bisa juga ketika dalam perjalanan bersama suami (Ini paling efektif untuk berdiskusi dengan suami. Kami LDM dan weekend biasanya ke rumah mertua, di perjalanan kami mengobrol)
• Sesuai waktu yang ditentukan, misal webinar pada hari A jam B atau materi MIP tiap hari Selasa jam 08.00 pagi.

4. Berapa waktu yang saya gunakan untuk belajar dalam sehari?
Seperti dalam NHW#4 kemarin, saya mengalokasikan 6 jam/hari untuk mencari ilmu, menyiapkan kegiatan, mempraktekkan, dan menuliskan kegiatan saya bersama anak.

5. Dokumentasi apa yang saya gunakan dalam mempelajari pendidikan anak usia dini?
Saya menggunakan catatan untuk teori-teori pendidikan anak usia dini, hanya saja masih aga berantakan sebagian di notes HP, sebagian tertulis di binder, dan sebagian ada di laptop.
Untuk praktek saya mendokumentasikan kegiatan bersama anak dalam bentuk foto atau video yang kemudian saya share di fb dan ig. Semoga bisa menjadi inspirasi.

6. Dengan siapa saya belajar?
• Dengan suami dan anak
• Dengan orang terdekat di sekitar saya
• Dengan komunitas

7. Dimana saya belajar?
• Belajar bisa dilakukan dimana saja, disemua tempat di muka bumi ini



Alhamdulillah, ini adalah Design Pembelajaran ala saya.
Semoga Allah berkahi dan mudahkan jalan kita menuntut ilmu.

Salam Ibu Profesional,

Nafsa Karima
Bandung, 22 Februari 2017

Kamis, 16 Februari 2017

NHW4 Mendidik dengan Kekuatan Fitrah



Bismillahirrahmanirrahim

Masih semangat untuk terus belajar di Kelas Matrikulasi Ibu Profesional ini. Semoga bisa terus konsisten dan fokus belajar di kelas-kelas selanjutnya.. Ammiin

Kami diminta melihat kembali NHW sebelumnya. Dan saya sekarang mulai menemukan benang merahnya..
Bismillah..
.
.

NHW#1 Adab Menuntut Ilmu
Sampai hari ini saya masih TETAP memilih Jurusan Ilmu PARENTING di Universitas Kahidupan yang saya jalani. Hanya saja saat ini saya sedang mendalami Bidang Studi Pendidikan Anak Usia Dini di Jurusan Parenting tersebut.
.
.

NHW#2 Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan
Sudahkah saya belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita?
BELUM.
Hal ini sudah ditanyakan oleh suami dan beliaupun mengingatkan saya tentang konsisten. Saat diingatkan oleh suami bagaimana reaksi saya? Saya menangis, saya sakit hati. Kenapa reaksi saya demikian? Karena apa yang dikatakan oleh suami BENAR. Saya belum konsisten dan beberapa checklist terlalu mudah.
Beri tau orang lain apa checklist kita, kata suami. Kenapa? Bukan agar orang lain mengingatkan jika kita lupa. Tapi biar kita MALU jika kita tidak melakukannya. Baiklah ini mungkin salah satu cara saya melatih dengan keras diri, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
.
.

NHW#3 Membangun Peradaban dari Dalam Rumah
Membaca dan merenung kembali. Semoga gak baper yang bikin galau. Hehe
Apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup akan makin terlihat.
Bismillah, JUST DO IT.
Bidang yang akan saya kuasai adalah Pendidikan Anak Usia Dini.
Misi hidup :
1. Memfasilitasi pendidikan anak usia dini
2. Memberikan inspirasi untuk orang tua lain tentang pendidikan anak usia dini
Bidang : Pendidikan Anak Usia Dini
Peran : Fasilitator dan Inspirator
.
.

Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup saya dan menjadi ahli di bidangnya adalah :
1. Mommy jadi Dokter, ilmu yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak usia dini
2. Mommy jadi Koki, ilmu yang berkaitan dengan Makanan Pendamping ASI. MPASI Rekomendasi WHO saya pelajari dari group FB Homemade Healty Baby Food (HHBF).
3. Mommy jadi Fasilitator, ilmu yang berkaitan dengan aktifitas stimulus keseharian anak yang sesuai dengan tahapan usia anak. Contohnya adalah mempelajari kurikulum / metode pendidikan anak usia dini atau memahami checklist indikator perkembangan anak sesuai tahapan usianya.
Poin 1 - 3 ini akan saya mantapkan dengan ilmu pengasuhan di Bunda Sayang.
4. Bunda cekatan, Ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
5. Bunda produktif, ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
6. Mommy berbagi, ilmu yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan orang lain agar tercipta komunikasi yang baik dan ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang. Ilmu ini akan saya pelajari lebih dalam di kelas Bunda Shaleha, insyaAllah.
.
.

Milestone yang saya tetapkan per 6 bulan, adalah  :
KM 0 – KM 1 (semester 1) : Menguasai Ilmu seputar tumbuh kembang anak usia dini
KM 1 - KM 2 (semester 2) : Menguasai Ilmu seputar MPASI anak
KM 2 - KM 3 (semester 3) : Menguasai Ilmu seputar stimulus untuk anak usia dini
KM 3 - KM 5 (semester 4 dan 5) : Menguasai ilmu seputar pengasuhan anak
KM 5 - KM 7 (semester 6 dan 7) : Menguasai ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
KM 7 - KM 9 (semester 8 dan 9) : Menguasai ilmu seputar ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll
KM 9 - KM 11 (semester 10 dan 11) : Menguasai Ilmu seputar komunikasi produktif dan Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

KM 0 saya adalah saat saya berusia 26 tahun, saat melahirkan Kareem. Saat ini saya sudah masuk semester ke-3, dan saya sedang belajar tentang ilmu seputar stimulus untuk anak usia dini. Dari sini saya akan memperdalam lagi tentang pengasuhan anak di IIP Bunda Sayang, insyaAllah.
Bismillah, saya mendedikasikan 6 jam/hari saya untuk mencari ilmu, menyiapkan kegiatan, mempraktekkan, dan menuliskan kegiatan bersama anak.
.
.

Sambil mengkoreksi kembali checklist saya di NHW#2, apakah sudah masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas? Belum.
Saatnya melakukan EVALUASI.
Indikator yang saya tambahkan dalam Checklist Profesionalisme Perempuan sebagai Individu adalah :
• Mengaji min. 1 lembar / hari
• Mendedikasikan waktu  6 jam / hari (mencari ilmu, menyiapkan kegiatan, mempraktekkan, dan menuliskan kegiatan bersama anak)

JUST DO IT
Lakukan.. lakukan.. lakukan.. !!!
Semoga Allah memberikan pemahaan yang baik 😊

Salam Ibu Profesional,
Nafsa Karima

Jumat, 10 Februari 2017

Tentang Kami


Bismillahirrahmanirrahim

Rasanya NHW#3 kali ini membuat perasaan mengalir begitu saja. Apa lagi ditambah Bandung yang diguyur hujan. Jadi semakin baper. Hehe.. tapi jadi semakin semangat.
Menuliskan surat cinta. Mas, saya ingin jatuh cinta terus padamu. Terus.. terus.. dan terus. Berkali-kali jatuh cinta pada orang yang sama, Suamiku.



Yes. Surat cinta sudah dibaca. Dan memang sudah tertebak hasilnya. Hehehe
Cerita sedikit ya, jalan 3 tahun kami menikah rasanya saya baru 2 kali melihat dengan jelas perubahan emosi suami. Pertama saat ijab kabul dan kedua saat saya akan melahirkan Kareem. Gugup.
Selebihnya, mungkin emosinya berubah-ubah, hanya saja suami saya lebih pintar menyembunyikannya. Tidak seperti saya yang lebih moody.

Selesai shalat subuh, saya katakan padanya, ada sesuatu yang ingin mas aziz baca. Saya berikan suratnya. Kondisi kamar agak gelap. Beberapa kali beliau menyeritkan alis. Selesai baca. Diam sejenak.
"Gimana menurut mas aziz?"
"Ya gak gimana-gimana. Memang maunya gimana?" Katanya sambil terkekeh.

Aaiiihhhh.. rasanya pengen nutup muka pake bantal.

Dan akhirnya suami berkata, "Makasih ya" katanya lagi. Hug n kiss.

Saya tanyakan padanya, mengapa tadi beberapa kali menyeritkan alis? Supaya lebih fokus bacanya katanya.
Apa karena kondisi Bandung yang sedang dingin atau karena hal lain, suami terlihat menyeka hidungnya. Sayang kamar gelap, jadi ekspresinya ga bisa terlihat jelas.

Hahaha.. mas, kita ga cocok roromantisan gitu? Hehe. Memang maunya chaca kaya gimana? Pasti ujungnya suami nanya gitu :D

Saya senang sekali bisa menuliskan surat cinta untuk suami dan masih diberikan kesempatan suami untuk membacanya. Sudah lama ingin menulis surat cinta, sejak setelah menikah. Mas Aziz harus tahu, jika saya bangga :)
.
.

Kareem Muhammad Athalla.
Semoga Allah anugerahi kemuliaan dan akhlak yang terpuji.
Nak, ketika engkau lahir kami mempajari 1 hal. Allah memperlihatkan kuasaNya pada kami. Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Kami sebagai orang tua yang diberi amanahmu, kadang masih kurang bersyukur..

Suatu ketika saat perjalanan ke rumah Nenek, Daddy mu pernah tanya sama Mommy. "Ingin Kareem jadi seperti apa?" Mommy bingung.
Pertama, menjadi apa itu arahnya kemana? Profesikah?
Yang kedua, Kareem masih 13 bulan, belum terlihat minat bakatnya ke arah mana.
Mommy utarakan hal ini pada Daddy.

Nak, kalau Kareem sudah besar Kareem ingin jadi apa?
Jadi apa saja boleh Nak.. asalkan Kareem selalu ingat sama Allah.

Semoga kami sebagi orang tua bisa terus mendukung Kareem sesuai minat bakatmu ya Nak..
Semoga hidupmu penuh berkah Nak.. dan juga bermanfaat untuk orang banyak.
Kareem soleh ya Nak dan kasih inspirasi untuk banyak orang.

Kareem harus tahu. Mommy selalu bangga sama Kareem..

Nak, mommy belajar untuk tidak membandingkan mulai dari Kareem lahir. Entah untuk apa pun itu. Berat badan, kemampuan, sikap, atau apa pun. Membandingkan kadang membuat kita kurang bersyukur sayang. Apa lagi jika membandingkan kelebihan orang lain dengan  kekurangan kita.
Terbesit perasaan membandingkan pernah Nak, apa lagi jika Kareem lebih unggul. Kembali Mommy ingatkan diri, setiap anak unik dengan caranya masing-masing. Setiap anak punya kelebihannya masing-masing :)

Boleh Mommy cerita sedikit?
Teman Kareem usia 13 bulan sudah bisa makan nasi. Kareem belum.
Kareem usia 13 bulan sudah bisa lari. Temannya belum.
Nah, lihat kan? Setiap anak punya kelebihan masing-masing sayang.

Saat dewasa nanti Kareem harus bangga dengan sendiri, yang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Diri Kareem sudah Allah ciptakan sangat sempurna. Fokus dan kembangkan kelebihan dan terima dengan ikhlas kekurangannya ya Nak.

Semoga kami bisa terus membersamai Kareem hingga Kareem dewasa.. aamiin
.
.

Saya, istinya Bapak Aziz, Ibu dari Kareem. Saya Nafsa Karima

Dunia anak-anak selalu menarik perhatian saya. Bianar mata mereka saat mereka tertarik pada sesuatu. Tawa riang mereka. Bahkan air mata mereka yang membuat hati perih. Hari-hari bersama anak-anak yang dilalui penuh dengan kejutan.
Saya ingin belajar lebih banyak tentang anak, tentang parenting, tentang pendidikan anak usia dini, tentang metode montessori, dan lainnya. Saya ingin bisa mengamalkan ilmu yang saya miliki, untuk saat ini untuk anak sendiri dan untuk sepupu juga teman dekat kami. Saya ingin banyak berbagi dan sedikitnya memberikan inspirasi. Ketika Kareem sudah lebih dewasa saya ingin banyak berbagi untuk orang tua dan anak-anak lainnya. Semoga hal ini menjadi salah satu amal jariyah untuk saya..
.
.

Lingkungan kami tinggal

Mengetahui peran spesifik keluarga.
Ko rasanya selalu bikin merinding ya. MasyaAllah, diingatkan dengan kata-kata di film 5 cm, agar hidup tidak cuma jadi seoongok daging yang bisa jalan, bisa bicara, dan punya nama. Agar hidup gak gitu gitu aja. Dan agar hidup bermakna serta punya arti. Huhuhu.. nangis nih.

Mengetahui peran spesifik kita diciptakan di muka bumi ini.
Rasanya makin merinding. Allah berfirman dalam surat cintanya, "Tidaklah kami ciptakan sesuatu di muka bumi ini dengan sia-sia".
MasyaAllah. Rasanya jadi tambah nangis. Allah, kadang saya tidak tahu untuk apa Allah ciptakan saya, untuk apa Allah ciptakan kami.. kenapa kami ada disini? Kenapa kami ada di keluarga ini? Kenapa keluarga kami ada di lingkungan ini?

Semua pasti ada hikmahnya, semua ada maksudnya. Hanya kitanya saja yang belum mengerti. Kita belum paham maksud Allah. Sungguh, tidak ada sesuatu di muka bumi ini yang Allah ciptakan sia-sia.
Dan saat ini, saya sedang belajar menangkap maksud-Mu Ya Rabb ku Yang Maha Baik. Saya sedang mencoba mengambil hikmah atas setiap kejadian yang Engkau tetapkan pada kami Ya Allah Yang Maha Penyayang.

Kondisi keseharian keluarga dan lingkungan saya dan suami agak berbeda. Dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Di sini mungkin kami diminta mengambil yang baik dan merubah yang kurang baiknya. Dan menerapkan kebaikan untuk keluarga kecil kami dan lingkungan sekitar kami.

Melihat dari lingkungan sekitar kami, saya mengambil kesimpulan bahwa belajar bisa dari mana saja (tidak harus sekolah formal) tetapi sekolah yang tinggi (kuliah) itu bisa membuat pola pikir kita lebih terarah dan sistematis.

Dari segi emosi, marah yang bijak itu baik. Marah yang tidak dilakukan di depan banyak orang. Marah yang tidak dilakukan dengan menyakiti hati dan fisik. Marah, masih boleh dilakukan dengan tujuan untuk kebaikan dan dilakukan dengan cara yang baik pula. Semoga kita bisa selalu mengingatkan dalam kebaikan.

Membereskan rumah bukan hanya tentang pekerjaan perempuan atau takut memberatkan anak atau jika anak membantu malah jadi dua kali kerja. Sesungguhnya banyak hal yang bisa dipelajari saat membereskan rumah. Kemandirian, tanggung jawab, dan ketelitian. Mungkin saat ini kami bisa mengingatkan antar anggota keluarga dan melakukan pembagian tugas. Saat Kareem sudah lebih besar bisa diajak berkegiatan bersama sekaligus membereskan rumah.

Di keluarga kami ada yang gemar menonton sinetron india A*TV. Suami atau bapak sering mengganti channel TV saat kami ada disana. Jika hal itu terjadi, lain kali mungkin saya bisa meminta "Cari film anak-anak aja" meskipun sehari-hari di rumah kami tidak menyalakan TV. Dan kedepannya semoga bisa memberikan pengertian yang lebih baik, bahwa Kareem tidak menonton TV saat masa golden age ini.

Tantangan terbesar mungkin adalah bagaimana kami bisa konsisten dengan aturan keluarga saat Kareem bersama sepupunya atau saat Kareem keluar 'rumah'. Juga bagaimana cara kami untuk tidak mengenalkan Kareem dengan action figure (batman, superman, spiderman, ironman, ultraman.. dan man-temannya) dan tidak menonton DVD nya juga.

Allah mungkin menghadirkan keluarga kami di lingkungan ini untuk bisa memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih baik.
Semoga keluarga kami bisa memberikan pengertian dan pemahaman yang baik tanpa kesan menggurui dan merasa lebih baik.
Aamiin

Salam,
Ibu Profesional

Nafsa Karima
NHW3 Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Minggu, 05 Februari 2017

NHW2 Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan

Bismillahirrahmanirrahim

Tugas minggu ini adalah...

“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu

Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia. Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.

Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu:
- SPECIFIK (unik/detil)
- MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
- ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
- REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
- TIMEBOND ( Berikan batas waktu)

Yes. Membuat checklist indikator. Tidak pernah kepikiran sebelummya bikin chekcklist. Bismillah, supaya keseharian gak gitu gini aja dan supaya keseharian lebih terarah. Apa yang harus dikerjakan, apa yang jadi prioritas, dan mengapa masih ada yang belum dilakukan..
Ayo semangaattt!!

Copy paste tugas NHW#2 ke whats app daddy. "Mas, cha ada tugas", tolong dibantu ya Mas.. :)
Jawaban suami adalah..  eng ing eng... 4 poin yang menjadi sorotan suami.
1. Sholat tepat waktu dan rutin tilawah Quran
2. Suka Berolahraga
3. Hidup Sederhana
4. Menuntut ilmu

Menurut saya keempatnya masuk dalam profesionalisme perempuan sebagai individu. Memang akan berdampak pula pada suami, karena suami bertanggung jawab atas saya.

Mas, mungkin saya akan berkali-kali bilang bahwa saya senang sekali ikut kelas matrikulasi ini :)
Yuk kita mulai checklistnya..

1. Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan sebagai Individu

Hal utama yang masuk checklist adalah ibadah. Bismillah, memperbaiki hubungan dengan Allah. Beberapa kali sering terbesit dalam pikiran saya, mulai besok saya mau rutin shalat dhuha lagi. Besoknya? Saya lupa atau dibesok-besokin lagi. Atau ibadah lainnya yang saya besok-besokin lagi dan jadi malah tak terlaksana.
Semoga Allah mudahkan jalan kita agar menjadi pribadi yang lebih baik ya..
Selain ibadah, menuntut ilmu juga masuk ke checklist ini. Saya masukan membaca artikel bermanfaat, kenapa? Supaya kalau buka FB gak asal buka aja atau asal share tulisan aja :)



2. Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan sebagai Istri

Alhamdulillah, jalan 2 tahun pernikahan kami. Dan selama ini kami LDM (long distance marriage). Suami kerja di Jakarta, saya dan Kareem di Bandung. Masih tinggal di rumah orang tua saya, Eyang Kareem. Mungkin banyak hal yang belum bisa kami lakukan bersama dan masih ada kewajiban saya sebagai istri yang tidak dapat saya lakukan setiap hari. Semoga, waktu-waktu yang kita lalui bersama berkah dan berkualitas ya mas..



3. Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan sebagai Ibu

Alhamdulillah, amanah kami seorang putra. Kareem (13 bulan). Kareem mulai pinter dan sudah bisa protes. Yang ingin saya lakukan untuk Kareem tapi belum jadi-jadi adalah membuat agenda kegiatan Kareem. Memang masih 13 bulan. Tapi biar saya terbiasa dan sekalian latihan membuat agenda kegiatan, jika nanti kami home schooling. Agenda kegiatan disini adalah bermain ya.. hehe karena belajarnya anak lewat bermain. Dengan agenda ini sebetulnya akan banyak manfaatnya, kita tahu aspek apa saja sesuai usia anak yang harus distimulasi dan agar bermain di rumah gak main itu ini aja.
Bijak menggunakan HP masih menjadi PR saya selama di dekat Kareem.


Semoga saya bisa istiqamah..

Salam Ibu Profesional
Bandung, 5 Februari 2017

Nafsa Karima

Selasa, 24 Januari 2017

NHW1 Adab Menuntut Ilmu

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Allah memberikan saya jalan untuk kembali menghidupkan blog ini. Semoga bisa kembali konsisten untuk menulis, insyaAllah.

InsyaAllah dipostingan selanjutnya saya share materi dan perasaan saya saat mengikuti kelas matrikulasi ibu profesional ini ya. Sekarang setor NHW nya dulu :)

Tulisan ini adalah NHW (Nice Home Work) saya dari materi "ADAB MENUNTUT ILMU". NHW nya adalah :

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.

Parenting


2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

Pertama
Alhamdulillah, Allah mengamanahi kami buah hati. Kareem. Saya ingin menjadi ibu terbaik untuknya yang mampu mengasuh, mendidik, dan membimbing. Sehingga kami mampu mempertanggung jawabkannya di hari akhir.

Kedua
Dunia anak-anak sangat menarik perhatian saya. Dan parenting bukan hanya saja sekedar mendidik anak tapi juga mengasuhnya dan membimbingnya. Bukan hanya sekedar mengasuh anak tapi juga mendidik anak dan membimbingnya. :)


3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

Strategi saya menuntut ilmu parenting adalah dengan memperkaya wawasan lewat membaca buku, mengikuti seminar, mengikuti webinar, dan menggali ilmu lewat facebook atau website milik pakar parenting. Termasuk mengikuti kelas matrikulasi ibu profesional ini.

Selain dari buku, saya juga mempelajari apa manfaat kegiatan-kegiatan bermain belajar bersama anak dari mediasosial (instagram dan facebook).

Agar ilmu yang didapatkan tidak mudah lupa, hal-hal penting yang belum bisa langsung diaplikasikan saya catat. Serta apa yang sudah saya aplikasikan dibuat reviewnya.


4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

• Meluruskan niat terlebih dahulu, agar ilmu yang didapatkan berkah dan bermanfaat. Kata-kata di materi Adab Menuntut Ilmu mengena sekali untuk saya, "Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya."
• Lebih disiplin dalam mengatur waktu. Tinggalkan kegiatan yang kurang bermanfaat.
• Siap menjadi gelas kosong dan lebih bersungguh-sungguh. Share sedikit perasaan saya ya.. Jujur saya agak menyesal karena baru sungguh-sungguh meresapi dan mereview materi matrikulasi baru H+1. Ternyata ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan. InsyaAllah, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi.
• Melatakan buku dengan baik dan pada tempatnya. Juga merawatnya. Kebiasaan saya membaca buku ditempat tidur. Kadang ketiduran saat bangun ada bagian buku yang terlipat. Maka mulai saat ini, ketika sudah mengantuk letakan buku di tempat yang aman sebelum tidur.


Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia.
Aamiin, insyaAllah

Nafsa Karima
Bandung, 24 Januari 2017