Jumat, 10 Februari 2017
Tentang Kami
Bismillahirrahmanirrahim
Rasanya NHW#3 kali ini membuat perasaan mengalir begitu saja. Apa lagi ditambah Bandung yang diguyur hujan. Jadi semakin baper. Hehe.. tapi jadi semakin semangat.
Menuliskan surat cinta. Mas, saya ingin jatuh cinta terus padamu. Terus.. terus.. dan terus. Berkali-kali jatuh cinta pada orang yang sama, Suamiku.
Yes. Surat cinta sudah dibaca. Dan memang sudah tertebak hasilnya. Hehehe
Cerita sedikit ya, jalan 3 tahun kami menikah rasanya saya baru 2 kali melihat dengan jelas perubahan emosi suami. Pertama saat ijab kabul dan kedua saat saya akan melahirkan Kareem. Gugup.
Selebihnya, mungkin emosinya berubah-ubah, hanya saja suami saya lebih pintar menyembunyikannya. Tidak seperti saya yang lebih moody.
Selesai shalat subuh, saya katakan padanya, ada sesuatu yang ingin mas aziz baca. Saya berikan suratnya. Kondisi kamar agak gelap. Beberapa kali beliau menyeritkan alis. Selesai baca. Diam sejenak.
"Gimana menurut mas aziz?"
"Ya gak gimana-gimana. Memang maunya gimana?" Katanya sambil terkekeh.
Aaiiihhhh.. rasanya pengen nutup muka pake bantal.
Dan akhirnya suami berkata, "Makasih ya" katanya lagi. Hug n kiss.
Saya tanyakan padanya, mengapa tadi beberapa kali menyeritkan alis? Supaya lebih fokus bacanya katanya.
Apa karena kondisi Bandung yang sedang dingin atau karena hal lain, suami terlihat menyeka hidungnya. Sayang kamar gelap, jadi ekspresinya ga bisa terlihat jelas.
Hahaha.. mas, kita ga cocok roromantisan gitu? Hehe. Memang maunya chaca kaya gimana? Pasti ujungnya suami nanya gitu :D
Saya senang sekali bisa menuliskan surat cinta untuk suami dan masih diberikan kesempatan suami untuk membacanya. Sudah lama ingin menulis surat cinta, sejak setelah menikah. Mas Aziz harus tahu, jika saya bangga :)
.
.
Kareem Muhammad Athalla.
Semoga Allah anugerahi kemuliaan dan akhlak yang terpuji.
Nak, ketika engkau lahir kami mempajari 1 hal. Allah memperlihatkan kuasaNya pada kami. Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Kami sebagai orang tua yang diberi amanahmu, kadang masih kurang bersyukur..
Suatu ketika saat perjalanan ke rumah Nenek, Daddy mu pernah tanya sama Mommy. "Ingin Kareem jadi seperti apa?" Mommy bingung.
Pertama, menjadi apa itu arahnya kemana? Profesikah?
Yang kedua, Kareem masih 13 bulan, belum terlihat minat bakatnya ke arah mana.
Mommy utarakan hal ini pada Daddy.
Nak, kalau Kareem sudah besar Kareem ingin jadi apa?
Jadi apa saja boleh Nak.. asalkan Kareem selalu ingat sama Allah.
Semoga kami sebagi orang tua bisa terus mendukung Kareem sesuai minat bakatmu ya Nak..
Semoga hidupmu penuh berkah Nak.. dan juga bermanfaat untuk orang banyak.
Kareem soleh ya Nak dan kasih inspirasi untuk banyak orang.
Kareem harus tahu. Mommy selalu bangga sama Kareem..
Nak, mommy belajar untuk tidak membandingkan mulai dari Kareem lahir. Entah untuk apa pun itu. Berat badan, kemampuan, sikap, atau apa pun. Membandingkan kadang membuat kita kurang bersyukur sayang. Apa lagi jika membandingkan kelebihan orang lain dengan kekurangan kita.
Terbesit perasaan membandingkan pernah Nak, apa lagi jika Kareem lebih unggul. Kembali Mommy ingatkan diri, setiap anak unik dengan caranya masing-masing. Setiap anak punya kelebihannya masing-masing :)
Boleh Mommy cerita sedikit?
Teman Kareem usia 13 bulan sudah bisa makan nasi. Kareem belum.
Kareem usia 13 bulan sudah bisa lari. Temannya belum.
Nah, lihat kan? Setiap anak punya kelebihan masing-masing sayang.
Saat dewasa nanti Kareem harus bangga dengan sendiri, yang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Diri Kareem sudah Allah ciptakan sangat sempurna. Fokus dan kembangkan kelebihan dan terima dengan ikhlas kekurangannya ya Nak.
Semoga kami bisa terus membersamai Kareem hingga Kareem dewasa.. aamiin
.
.
Saya, istinya Bapak Aziz, Ibu dari Kareem. Saya Nafsa Karima
Dunia anak-anak selalu menarik perhatian saya. Bianar mata mereka saat mereka tertarik pada sesuatu. Tawa riang mereka. Bahkan air mata mereka yang membuat hati perih. Hari-hari bersama anak-anak yang dilalui penuh dengan kejutan.
Saya ingin belajar lebih banyak tentang anak, tentang parenting, tentang pendidikan anak usia dini, tentang metode montessori, dan lainnya. Saya ingin bisa mengamalkan ilmu yang saya miliki, untuk saat ini untuk anak sendiri dan untuk sepupu juga teman dekat kami. Saya ingin banyak berbagi dan sedikitnya memberikan inspirasi. Ketika Kareem sudah lebih dewasa saya ingin banyak berbagi untuk orang tua dan anak-anak lainnya. Semoga hal ini menjadi salah satu amal jariyah untuk saya..
.
.
Lingkungan kami tinggal
Mengetahui peran spesifik keluarga.
Ko rasanya selalu bikin merinding ya. MasyaAllah, diingatkan dengan kata-kata di film 5 cm, agar hidup tidak cuma jadi seoongok daging yang bisa jalan, bisa bicara, dan punya nama. Agar hidup gak gitu gitu aja. Dan agar hidup bermakna serta punya arti. Huhuhu.. nangis nih.
Mengetahui peran spesifik kita diciptakan di muka bumi ini.
Rasanya makin merinding. Allah berfirman dalam surat cintanya, "Tidaklah kami ciptakan sesuatu di muka bumi ini dengan sia-sia".
MasyaAllah. Rasanya jadi tambah nangis. Allah, kadang saya tidak tahu untuk apa Allah ciptakan saya, untuk apa Allah ciptakan kami.. kenapa kami ada disini? Kenapa kami ada di keluarga ini? Kenapa keluarga kami ada di lingkungan ini?
Semua pasti ada hikmahnya, semua ada maksudnya. Hanya kitanya saja yang belum mengerti. Kita belum paham maksud Allah. Sungguh, tidak ada sesuatu di muka bumi ini yang Allah ciptakan sia-sia.
Dan saat ini, saya sedang belajar menangkap maksud-Mu Ya Rabb ku Yang Maha Baik. Saya sedang mencoba mengambil hikmah atas setiap kejadian yang Engkau tetapkan pada kami Ya Allah Yang Maha Penyayang.
Kondisi keseharian keluarga dan lingkungan saya dan suami agak berbeda. Dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Di sini mungkin kami diminta mengambil yang baik dan merubah yang kurang baiknya. Dan menerapkan kebaikan untuk keluarga kecil kami dan lingkungan sekitar kami.
Melihat dari lingkungan sekitar kami, saya mengambil kesimpulan bahwa belajar bisa dari mana saja (tidak harus sekolah formal) tetapi sekolah yang tinggi (kuliah) itu bisa membuat pola pikir kita lebih terarah dan sistematis.
Dari segi emosi, marah yang bijak itu baik. Marah yang tidak dilakukan di depan banyak orang. Marah yang tidak dilakukan dengan menyakiti hati dan fisik. Marah, masih boleh dilakukan dengan tujuan untuk kebaikan dan dilakukan dengan cara yang baik pula. Semoga kita bisa selalu mengingatkan dalam kebaikan.
Membereskan rumah bukan hanya tentang pekerjaan perempuan atau takut memberatkan anak atau jika anak membantu malah jadi dua kali kerja. Sesungguhnya banyak hal yang bisa dipelajari saat membereskan rumah. Kemandirian, tanggung jawab, dan ketelitian. Mungkin saat ini kami bisa mengingatkan antar anggota keluarga dan melakukan pembagian tugas. Saat Kareem sudah lebih besar bisa diajak berkegiatan bersama sekaligus membereskan rumah.
Di keluarga kami ada yang gemar menonton sinetron india A*TV. Suami atau bapak sering mengganti channel TV saat kami ada disana. Jika hal itu terjadi, lain kali mungkin saya bisa meminta "Cari film anak-anak aja" meskipun sehari-hari di rumah kami tidak menyalakan TV. Dan kedepannya semoga bisa memberikan pengertian yang lebih baik, bahwa Kareem tidak menonton TV saat masa golden age ini.
Tantangan terbesar mungkin adalah bagaimana kami bisa konsisten dengan aturan keluarga saat Kareem bersama sepupunya atau saat Kareem keluar 'rumah'. Juga bagaimana cara kami untuk tidak mengenalkan Kareem dengan action figure (batman, superman, spiderman, ironman, ultraman.. dan man-temannya) dan tidak menonton DVD nya juga.
Allah mungkin menghadirkan keluarga kami di lingkungan ini untuk bisa memberikan pengertian dan pemahaman yang lebih baik.
Semoga keluarga kami bisa memberikan pengertian dan pemahaman yang baik tanpa kesan menggurui dan merasa lebih baik.
Aamiin
Salam,
Ibu Profesional
Nafsa Karima
NHW3 Membangun Peradaban dari Dalam Rumah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar