Jumat, 03 Februari 2017

#2 Menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga

Bismillahirrahmanirrahim

KELAS MATRIKULASI BATCH 3

INSTITUT IBU PROFESIONAL – _Bandung 1_*

 

☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

 

*```Resume Materi Sesi #2```*

 

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA

Selasa, 31 Januari 2017

 

Fasilitator : Wiwik Wulansari, Ismi Fauziah

Ketua Kelas : Derini Handayani

Koord. Mingguan : Ziyana Nur Hida

 

_Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional_

 

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #3? Pekan ini kita akan belajar bersama 
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

APA ITU IBU PROFESIONAL?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; 
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : 

a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.


VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.


BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya

b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.

c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya

d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?

“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”

Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka. 

Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan

Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto

Salam Ibu Profesional


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

SUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015
https://youtu.be/hmLVcXK658Y

☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

 

*```Resume Tanya Jawab Sesi #2```*

 

Pertanyaan 1.  Teh Gina Mardiati

Bagaimana memaksimalkan peran kita menjadi ibu profesional? 
sedangkan saya masih bekerja di ranah publik (rumah sakit dng pola kerja 3 shift) Saya memang sudah memiliki niat untuk resign. Tapi, terlalu banyak kekhawatiran saya. Misal, finansial, psikis saya setelah resign, memberi pengertian kepada keluarga, dll..

Jawaban :

 Di ibu profesional semua ibu adalah bekerja. ada yang bekerja di ranah publik dan domestik. jika teteh akan memutuskan resign, dan memilih bekerja di ranah domestik, maka yakinlah kunci rezeki itu baik satu maupun dua pintu hasilnya tetap sama. dan mulai petakan tantangan apa saja yg akan dihadapi beserta langkah menghadapinya. jika niat kita kuat dan yakin, insyaAllah jalannya akan terbuka ✅
jawaban tambahan:
karena sejatinya semua ibu adalah bekerja. ibu bekerja ranah publik harus punya energi double garda, jangan sampai dirumah mendapat sisa2. maka anggaplah sedang bermain peran, ketika pulanh ke rumah, ini stage baru, segera mandi menyegarkan diri dan bersiap bermain bersama anak, mendengarkan ceritanya, dst ✅


Pertanyaan 2.  Prita Annisa Utami

Masa emas anak adalah 0-3 tahun. Dimana kita harus mengerahkan 'segalanya' untuk anak, full untuk anak. Juga berkaitan dengan empat hal yg dimiliki anak, kalau ada yang menurun kualitasnya, maka letak kesalahannya ada pada ibunya, yang tentu saja membersamainya.

Lalu bagaimana kalau kita merasa kurang full, sedangkan anak sudah lewat usia 3 tahun misalnya. Adakah cara untuk memperbaiki masa emasnya?

Jawaban :

 Pertama, jangan menyalahkan diri sendiri. kaca spion untuk dilihat sesekali bukan selalu dipandangi. tentu bisa teteh insyaAllah, karena sejatinya golden age itu adalah seumur hidup kita. buktinya teteh ada di matrikulasi ini  hak kita adalah berubah dan hak Allah adalah mengubah. tidak ada kata terlambat jika kita memulainya dengan langkah pertama ✅


Pertanyaan 3.  Teh Andam 

Indikator keberhasilan Ibu Professional adalah menjadi kebanggaan keluarga. Jika berkenaan dengan tahapan bunda sayang, bagaimana agar kita mampu membuat komunikasi yang produktif terhadap anak anak sehingga dalam interaksi ibu dan anak setiap harinya dapat berjalan harmonis sesuai apa yang menjadi tujuan?

Jawaban :

Lebih lengkapnya nanti ada di materi bunda sayang komunikasi produktif setelah matrikulasi. ada tantangan 10harinya juga lho.. kuncinya: harus satu level dengan anak.
for Teh things to change i must change first. dan i'm responsible for my communication result ✅


Pertanyaan 4.  Teh Nopi Rahmawati

Setelah membaca materi 2 ini, dan sy reviewe ttg NHW1 sy, kok sepertinya sy langsung loncat ke tahapan 3 (bunda produktif). Apakah mungkin tahapannya bisa diloncati? Atau sy harus fokus ke tahapan bunda sayang dl? Dan apakah berarti sy harus merubah NHW1 sy, sehingga berkaitan dg tahapan bunda sayang?Mohon pencerahannya ya tth, masih bingung krn tugas NHWnya pasti saling berkaitan.

Jawaban :

Pijakan awal di ibu profesional memang menguatkan bunda sayang, ilmu dasar mendidik anak, agar nanti saat waktunya kita produktif, anak tdk keteteran.. apakah harus mengubah nhw 1? simak terus materi dan nhw selanjutnya yaa..

prinsipnya apapun yang menjadi ranah suka-bisa / passion kita, tetap libatkan anak didalamnya.✅


Pertanyaan 5. Dea Fadhila

1. Tahapan menjadi ibu profesional itu bunda sayang, bunda cekatan, bunda profesional kemudian bunda solehah.. Teh wiwik yang mau saya tanyakan tahapan tersebut haruskah berurutan untuk mendapatkan hasil maksimal di universitas kehidupan ini? 
2. Apabila keadaan dirumah baru diamanahi suami yang harus di urus, bolehkah loncat ke bunda cekatan lalu bunda produktif teh? 

Jawaban :

Dear teh Dea, tahapan ini adalah proses perjalanan ibu septi. ibu sudah membuktikan, bahwa bersungguh-sungguh mendidik anak, cekatan didalam rumah maka rezeki itu / produktif menghampiri, selanjutnya ibu berbagi ilmu tersebut sehingga mjd bunda shaleha (bermanfaat). saya sendiri masih jatuh bangun mengaplikasikan bun-bun itu, tapi yang saya rasakan tahapan itu memang sejalan, sekarang saya bisa produktif hanya karena ingin memenuhi kebutuhan anak-anak saya dengan lahirnya @temanmain.bdg dan playdate@homesweethome.

bagi yang belum memiliki anak, memang bisa loncat ke bunda cekatan dst.✅


Pertanyaan 6. Teh Witri Khotimah

1. Bagi sebagian masyarakat umum, ibu yang dipandang hebat adalah ibu yg bisa mengurus rumah tangga dan sukses dalam karirnya. Lalu bagaimana kita menyikapi pemikiran2 tersebut dimana terkadang menjadi irt dipandang sebelah mata dan kurang dihargai?

2. Dalam menjadi ibu profesional, haruskah kita melewati 4 tahap tsb secara berurutan? Bagaimana jika tidak dilakukan secara berurutan, apakah bisa? adakah pengaruhnya?

Jawaban :

Dear teh witri, utk no.1 afirmasikan: cancel cancel go away.. fokus menjadi ibu kebanggaan keluarga..berikan penghargaan kepada diri sendiri. karena kita tdk perlu penghargaan dan pandangan orang lain, cukup anak dan suami yang menjadi indikator kesuksesan kita ✅
no.2 lihat jwban sebelumnya.


Pertanyaan 7.  Teh Nafsa Karima

1. Ada 4 tahapan menjadi ibu profesional (bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif, bunda soleha) disebutkan bahwa disetiap tahap ada ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu. Nah apakah ilmu-ilmu dalam setiap tahapan tersebut akan kami pelajari di kelas matrikulasi ini?

2. Setelah lulus dari kelas matrikulasi ini (aamiin) apakah kami akan naik tingkat menjadi bunda sayang? Dan adakah program seperti kulwap ini di bunda sayang? Seperti itu hingga akhirnya sampai di bunda soleha?

Jawaban :

Dear teh nafsa, betul sekali setelah lulus matrikulasi kita akan belajar di kelas bunda sayang. 12 materi mendidik anak akan dipelajari selama 12 bulan. kemudian lanjut bunda cekatan ada 12 materi manajemen rumah dalam 12 bulan juga, dst. sehingga total lama belajar di iip ini adalah 4 tahun sampai ke bunda shaleha.

dan tiap bulan akan ada tantangan 10hari. bagi yang sudah lulus matrikulasi insyaAllah lebih ringan, karena sudah terujj komitmen dan konsistensinya. 

r u ready? ✅
Pertanyaan 8.  Teh Nurita

Saat ini, saya ibu rumah tangga dengan 2 putra berusia 4 dan 5,5 thn. Dalam rencana jangka panjang saya (10 tahun kedepan), saya ingin produktif di satu bidang yg saat ini sedang saya minati. 
Awalnya, saya ingin meluangkan waktu untuk mencicil belajar/ memperkaya referensi bidang tsb. Tapi, setelah mempelajari materi #2, ternyata saat ini anak saya masih berada dalam tahapan usia yg memerlukan perhatian saya secara penuh.
Apakah artinya saya 'cut' dulu mempelajari bidang tersebut, atau lanjut saja selama itu tdk mengganggu dalam memberi perhatian pada anak?

Jawaban :

 Dear teh nurita, prinsipnya adalah manajemen waktu dan sebisa mungkin libatkan anak dalam prosesnya jika memungkinkan.

ada cerita menarik tth seorang ibu yang passionnya adalah mencuci dan menyetrika tapi tdk passion mendidik anak. beliau tetap melibatkan anak-anak selama proses tsb. hasilnya ibu ini menjadi juragan laundry, dan anak-anaknya tau betul bagaimana industri bisnis laundry dari hulu ke hilirnya ✅


Pertanyaan 9.  Teh Vita Puspita Sari

1.Saya bekerja 8jam perhari saya masih kurang pd bisa jd ibu prof sembari bekerja.. apakah menjadi ibu prof wajib untuk stay @home??
2.Menurut video td katanya pembentukan karakter sampai dgn 12 thn.. gimana dgn jika seorang anak usia 20 thn menjadi anak yg agak nyeleneh dy sering berbohong.. tp kan udh terbentuk karakternya.. apa masih bisa diperbaiki oleh orang tua nya??

Jawaban :

Dear teh vita, di ibu profesional sejatinya semua ibu bekerja, ada yang di ranah publik maupun domestik. tentu semua bisa menjadi ibu profesional ~ yang bersungguh-sungguh mendidik diri, anak dan keluarganya.

2. anak yang sudah aqil baligh, berarti memiliki kewajiban syariat yang sama dgn kita, maka statusnya adalah rekan. jika ada kesalahan yang pernah kita perbuat, minta maaflah, dan bicara dari hati ke hati, karena mereka bukan anak-anak lg.✅

Pertanyaan 10.Teh Rani Anggraeni

Pertama disebutkan d utube td ttg dunia anak itu bermain. Bermain dg gembira.Terkadang,dikegiatan bermain sy&anak terasa hambar..sy merasa tdk seluwes guru paud yg pandai mengondisikan anak..misal humoris dll.Sy cb evaluasi diri,bs jd krn perasaan/pikiran diri sy yg tdk bebas.msal krn ad pekerjaan lain yg "mengganggu" atau misal merasa ada perasaan semacam inner child,masa lalu dg keluarga yg sy ingat sy jarang diajak bermain bersama sprt sy ke anak sekarang(maklum sy anak pertama dg ortu pekerja yg pny banyak adik hehe&sy jg tau dulu ilmu parenting tdk sederas jaman skr).bagaimana mengatasi perasaan2 tsb?jazakillah.. :)

Jawaban :

Dear teh rani, kita pernah menjadi anak-anak, dan anak-anak memang suka bermain. kalau saya, saya hadirkan si playfull inner child, dgn mengatakan wi yuk main, ada teman..dan saat bermain itulah kita satu level dengan anak. saat itulah bonding dan moTehr trust terbntuk. teh rani sudah luar biasa, dgn pengalaman yg tdk enak, tapi tetap memberikan yg terbaik utk anak ✅


Pertanyaan 11.  Teh Yola Widya

Bismillah terkait dengan ibu sebagai agen of change, bagaimana caranya menyamakan persepsi dengan pasangan agar tercapai keselarasan yg diinginkan dalam membawa perubahan dalam keluarga. Sehingga jangan sampai timbul prasangka pada pasangan terkesan kita (istri) ingin menggurui beliau. Juga agar anak mau bekerjasama dengan orangtuanya dalam menjalani visi dan misi agent of change tersebut. Seperti yg diketahui anak sekarang selalu merasa aku lebih tahu aku lebih pintar dari orang tuaku

Jawaban :

 Dear teh yola, komunikasi dengan pasangan lengkapnya ada di bunsay. kalo saya pribadi, ke suami itu harus acceptance/ikhlas dulu baru bisa berkomunikasi. kalau belum accept beliau, biasanya salah satu akan ngotot.

nah,setelah acceptance untuk memulainya, gunakan Teh power of question supaya beliau ga merasa digurui.

Pertanyaan 12. Teh Dian

1. Disebutkan di video ibu Septi bahwa bahwa golden age anak 0-3 tahun, materi apa yang sebaiknya sdh kita tanamkan agar mendapat ke 4 poin meningkat?

2. Dalam fitrahnya anak itu pembelajar.. bagaimana agar anak itu sampai besar senang belajar? Seperti yg diketahuj ketika masih balita, anak2 memang cenderung ingin tahu, tapi ketika mulai masuk sekolah anak cenderung malas belajar.. 

3. Kemandirian anak sebaiknya dididik dari usia brp ya teh? Apakah sleep training sbg salah satu kemandirian itu perlu untuk usia 3 bln? Rumornya kalau anak nangis dicuekin akan menjadikan dia cuek jg.. saya masih maju mundur mau sleep training..

Jawaban :

 Dear teh Dian, 
1. usia golden age disini dalam artian perkembangan otak anak sedang dalam masa pesatnya. semua stimulasi motorik kasar, halus, bahasa, kemandirian, sosial yg diberikan inti nya adalah untuk menguatkan bonding dengan ortu. 

di keluarga ibu septi usia 0-7th adalah waktu menanamkan iman-adab-akhlak-bicara.

penanaman iman dengan berkisah, sedangkan adab-akhlak dan bicara hanya bisa DiTULARKAN

2. jika saat besar anak jadi malas belajar,mungkin ada fitrah yang terluka. seperti terlalu banyak dilarang, dilarang mencoba, dilarang bertanya, dll. atau ada tercerabut hak bermainnya atas nama "belajar" diminta les calistung sebelum 7th? atau gaya belajarnya yg tidak sesuai? atau dia hnya menyukai beberapa ilmu saja utk diplajari?

3. kemandirian bisa diajarkan sedini mungkin. dengan catt: si anak siap, ortunya juga siap dan sesuai dengan perkembangan usianya.

untuk sleep training, saya pernah mencoba pada anak kedua sejak dia new born. dan saya pribadi tdk merekomendasikan, karena komunikasi bayi adl menangis, dia perlu respon kita, dia membutuhkan kita sbg satu-satunya tempat mencari pertolongan. khawatir jika dibiarkan malah akan trauma, wallahualam ✅

Pertanyaan 13. Teh Ani Siti

Dalam pola asuh mendidik anak, sering kali terbawa apa yang telah dilakukan orang tua sewaktu kecil terhadap diri sendiri dan secara tidak langsung dilakukan pula pada anak.. padahal tau jika hal tersebut kurang baik, nah bagaimana cara mengontrol hal tersebut?
Makasi teh 

Jawaban :

Dear teh ani, dalam psikologi ini disebut autopilot parenting. good poinnya adalah sudah menyadari bahwa kita bertindak seperti orangtua kita. mengatasinya yaitu dengan: memaafkan kesalahan pengasuhan ortu, menerima ikhlas bahwa kita pernah mendapat perlakuan seperti itu. dan saat dipengaruhi kondisi autopilot, ambil jeda untuk menenangkan diri. karena tugas kita selain belajar ilmu pengasuhan juga memutus rantai pola pengasuhan dahulu yg tidak baik, supaya tdk diwariskan kembali ke anak-anak kita✅

Pertanyaan 14. Teh Nenih

1. Setelah tau bahwa saya blm menjadi ibu profesional hal apa yg paling penting saya perbaiki dulu terutama dalam pengasuhan anak?

2. Dalam banyak hal kadang ibu tidak mampu untuk meng ajar langsung pada anak, apakah saya sebagai ibu harus memampukan saya terlebih dahulu atau boleh d lempar pada pihak le 3, contoh anak pertama sya laki2 umur 4,5 tahun blm mau belajar ngaji, dan bijak kah saya menyuruh pihak ke 3 untuk mengajar mengaji?

3. Apa yg harus saya lakukan ketika saya berbuat salah dan anak menirunya, apakah cukup dengan merubah sikap saya atau perlu saya komunikasikan juga dengan anak?

Jawaban :

 Dear teh nenih
1. mengacu pada pijakan bunda sayang, komunikasi adalah yang pertama kita perbaiki. karena basic kita dalam berhubungan baik ke anak, pasangan orang lain adalah komunikasi

2. home based education bukan berarti semua diambil alih sendiri, bisa didelegasikan apabila kita tidak mampu dan tidak mmpunyai ilmu tersebut. dalam pembelajaran sebaiknya jangan ada pemaksaan, karena hanya menghasilkan penolakan. oya umur 4.5th kenapa sudah harus belajar mengaji?

3. ya, ajak anak berkomunikasi, meminta maaf jika kita punya salah, jelaskan bagaimana seharusnya perbuatan yang benar, lalu saling bersepakat untuk mengubah dan mengingatkan ✅


Pertanyaan 15.  Teh Windy

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap ibu untuk dapat menyelesaikan setiap tahapan ? Faktor apakah yg mempengaruhi cepat lambatnya menyelesaikan setiap tahapan?

2. Apakah mungkin bisa saja terhenti ditengah tengah tahapan dan tidak bisa melanjutkan hingga akhir?jika iya bagaimana utk menghindari hal tersebut?

Jawaban :

Tentang tahapan belajar iip sdh ada dijwbn sebelumnya.
faktor yang memperlambat: mengizinkan mr.ah hinggap ~ ah nanti aja, ah susah ah...dst

mempercepat: 
-bertemu langsung dengan para ahli atau orang yang sudah berpengalaman

-praktek

-sharing apa yg sudah dipraktekan

2. kuatkan niat dan tetaplah bersama orang-orang yang se-value untuk mnjaga semangat belajar. jika putus ditengah jalan insyaAllah bisa disambung ✅


Pertanyaan 16. Teh Siti Nurjannah

1. Dalam tahapan menjadi ibu profesional point c (bunda produktif) apa yang di maksud dngn produktif disini khususnya kalimat "produktif dngn bahagia tanpa harus meninggalkan anak&klg ini berkaitan dengan sesuatu yang dapat menghasilkan uang (selalu harus materi) ?

2. Indikator keberhasilan ibu profesional point bunda produktif khususnya point a
Bagaimana cara menemukan minat & bakat kita sesungguhnya?

Jawaban :

Dear teh siti
1. produktif di ibu profesional tidak selalu berkaitan dengan materi. karena rezeki itu pasti, kemuliaan yg harus dicari✅

2. nanti di materi dan nhw selanjutnya ada bahasan tentang ini stay tune yaa ✅


Pertanyaan 17.  Teh Lisna Sari

Sering disebutkan meningkatkan "kualitas ibu". Bagaimana tolak ukur menjadi seorang ibu yang berkualitas untuk keluarga ? Dan apa saja faktor pendukung agar seorang ibu tersebut menjadi berkualitas ?

Jawaban :

Dear teh Lisna, tolak ukur keberhasilan ibu: tanya customer anda: anak dan suami.

faktor pendukung: upgrade ilmu dan jadilah ibu yang bahagia karena kebahagiaan itu menular ✅


Pertanyaan 18. Bu Elly

Bagaimana kiat menjadi ibu yang menjadi kebanggan keluarga? Karena saya banyak di rumah dan mungkin kurang kreatif dan rasanya bosan, padahal saya suka koleksi buku-buku edukatif dan menemani mereka baca dan belajar. Kebanyak ibu2 ingin resign saya malah pengen kerja karena merasa kurang aktualisasi..

Jawaban :

Dear teteh, tidak ada yang bertentangan dengan aktualisasi diri dan mengasah bakat dengan mendidik anak, seperti cerita yg saya kisahkan di jwbn di atas ✅


Pertanyaan 19. Teh Rosa

Iya Teh mau Tanya kan untuk praktek, apakah ada hal yg bias saya lakukan saat ini mengingat saya belum menikah, tapi sudah mendapatkan teori?

Jawaban :

Di nhw selanjutnya akan ada nhw untuk single.. stay tune..keren kan blm menikah ilmunya udah mumpuni praktknya lbh mudah dibanding saya yg telat belajar


Pertanyaan 20. Teh Hajah

BAngga menjadi ibu-ibu (khususnya yg bekerja ranah domestic) itu, realnya seperti apa? Sejujurnya pernah juga merasa seperti pertanyaan no.18. dan bagaimana cara untuk bias sampai tahap itu?

Jawaban :

Dear teh hajah, bangga menjadi ibu domestik itu realnya adalah sudah tidak mendengarkan suara dan nyanyian sumbang atau merasa ada tatapan yg sbelah mata saja. karena indikator sukses kita bukan dari mereka.✅

Prosesnya pasti perlu waktu.. dimulai dengan mngubah mindset dan penerimaan diri bhwa saya ibu bkerja domestik dan saya bngga..kalau kita sendiri aja ga merasa bangga, ada suara sumbang sedikt,akan mudah goyah.

 


Pertanyaan 21.  Teh Fathiah

Mau Tanya, maaf kalo OOT NHW #1 boleh direvisikah? Kalau boleh direvisi cukup disimpan sendiri atau dilaporkan lagi?

Jawaban :

Silakn direvisi pribadi teh..

Pertanyaan 22.  The Farah Luthfia

Jika seorang ibu bekerja lebih karena merasa bertanggung jawab kepada kepentingan public, suami sih oke Cuma anak-anak usia 2th dan 4 th lbh ingin ibunya ‘dasteran’ aja dirumah lbh homie kata mereka? Bagaimana menjembatani hal seperti itu?

Meski bonding kita kuat, secara kemana-mana nempel terus kecuali tempat saya bekerja. Karena area kerja saya di rumah sakit jd seminimal mungkin dibawa ke tempat kerja.

Jawaban :

Dear the farah, memahamkan ke anak yang usianya dibawah 7 tahun dimana secara otak mereka belum bersambungan adalah dengan pengulangan.

Ceritakan betapa mulianya tugas tenaga medis, membantu orang lain dan banyak dibutuhkan orang ceritakan dengan buku bagaimana ibu bekerja disana. Sesekali ceritakan kisah di kantor pengalaman menarik saat bertemu pasien dll.. in syaa allah lama-lama mereka paham.
   
 

 

☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

Salam Ibu Profesional,

Nafsa Karima
MIP batch #3, Bandung 1
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar