Rabu, 22 Maret 2017

NHW9 Bunda Sebagai Agen Perubahan

Bismillahirrahmanirrahim

MasyaAllah. Alhamdulillah.
Luar biasa bertemu dengan kelas Matrikulasi Ibu Profesional ini.
Kini sampailah di NHW terakhir. NHW#9.

Dengan ikut kelas matrikulasi ini juga saya berharap teman-teman bersyukur dan ikhlas dengan perannya saat ini. InysaAllah. Ibu bekerja. Bekerja di ranah domestik atau ranah publik. Semoga menjadi amal jariyah..
Bersyukur sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik.
Bersyukur sebagai ibu yang bekerja di ranah publik.
Kadang kita tidak tahu apa yang kita jalani saat ini adalah yang orang lain inginkan. Sedangkan kita berharap menjalani apa yang orang lain jalani.
Bersyukur dan ikhlas. Karena masyarakat masih membutuhkan kesabaran dari dokter atau perawat perempuan, karena masyarakat masih membutuhkan kasih sayang dari seorang guru perempuan.
MasyaAllah.. ada seorang ibu rumah tangga, guru, enterpreneur, makeup artist, perawat, dokter, dan peran teman-teman lainnya yang saya belum tahu. Saya bangga bisa berkenalan dengan teteh-teteh semuanya.
Tetap semangat, semoga kita semua berhasil menjadi ibu profesional kebanggan keluarga.

Dengan ikut matrikulasi ini saya jadi banyak bersyukur. Mencari tahu betapa mulianya seorang ibu. Betapa pentingnya seorang ibu untuk selalu belajar.

"Mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi".

Di NHW 9 kami diminta menengok keluar. Melek dengan isu sosial yang ada di masyarakat.

Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.


Jujur pertama kali membaca NHW9 ini saya bingung. Rasanya di lingkungan tempat kami tinggal saat ini. Rumah Eyang Kareem. Adem ayem ajah. Huhuhu

Semakin meresapi NHW9 barulah saya tahu dan saya paham isu sosial yang terjadi, terutama di keluarga kami.

Minat, hobi, dan ketertarikan saya Parenting. Jurusan yang saya ambil di Universitas Kehidupan ini. Saya tertarik dengen pendidikan anak usia dini dan homemade healty baby food. Sejak Kareem 6 bulan memasak MPASI ini sudah menjadi minat dan hobi. Hehe..

Isu sosial, terutama yang terjadi di keluarga kami adalah penggunaan gadget pada anak-anak sebelum usia 2 tahun. Mulai dari nonton video/youtube superhero sampai main games.
Kareem kenal gadged? Iya. Karena mau tak mau kami video call setiap hari dengan Daddy. Sejauh ini sebatas video call, liat foto/video Kareem. Dulu sempat nonton you tube (liat pertunjukan iklan paus, denger asmaul husna anak, denger lagu bismillah atau finger family), tapi kami coba minimalkan sekaligus tiadakan, setelah tahu banyak dampak negatifnya. Sekarang Kareem juga sudah mulai ngeh kalau saya pegang HP, minta diputerin video dianya. Bismillah, mommy nya juga sambil menguragi interaksi dengan HP. Interaksi dengan HP bisa dihilangkan dengan cara membersamai anak disetiap kegiatan (khususnya) dan membuat kegiatan bermain bersama/play date (umumnya). Membersamai Kareem disetiap kegiatan dan merancang kegiatan khusus yang sesuai dengan perkembangan usia Kareem.
Play date bermain bersama anak lainnya bisa dilakukan di rumah sambil bikin kreasi atau filed trip mengunjungi kebun binatang, musium, atau taman, dll.

Semoga kelak keluarga kami juga bisa memiliki rumah baca sekaligus rumah main. Pentingnya menanamkan kecintaan anak pada buku. Bukan memaksanya untuk membaca. Jika anak bisa (cepat) membaca itu adalah bonusnya. Kegiatan yang ingin saya lakukan di rumah baca selain membaca buku adalah berdongeng.

Semoga bisa mengurangi bahkan menghilangkan kecanduan anak dengan gadget. Aamiin

Isu sosial yang kedua adalah MPASI buatan ibu. Tidak ada waktu, malas, repot, atau ibu sibuk di ranah publik.. seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak memasakan MPASI untuk anak. Anak berhak mendapatkan nutrisi yang baik.
Mengapa harus homemade healty baby food?
Angka ADB (Anamina defisiensi besi) dan stunting yang cukup tinggi di Indonesia akibat asupan MPASI yang kurang tepat.
Sumber : group FB homemade healty baby food.
Yang ingin bergabung boleh saya bantu add ya nanti akan di app sama adminnya :)

Bagi saya pribadi alasan lain kenapa harus homemade?
Agar saya terbiasa memasak makanan sejak anak masih bayi.

Kata siapa MPASI repot dan perlu alat yang canggih (slow cooker dan teman-temannya)?
Ibu yang bekerja di ranah publik tetap bisa memasakan untuk anaknya.
Ibu yang sudah memiliki anak yang lebih besar tetap bisa memasakan untuk anaknya.

Selama ada kemauan, mau membuka hati dan pikiran.. hehe :D

Presentasi homemade healty baby food selama ini by lisan saja. Sambil ngobrol santai. Dan biasanya teman-teman yang usia anaknya menjelang 6 bulan saya tawarkan untuk masuk group tersebut.
Ingin rasanya sekali-sekali demo masak MPASI, agar menepis alasan bahwa memasak MPASI itu repot, ribet, dan susah.

Semoga Allah ridho dan kami bisa membuat perubahan atau pemahaman kearah yang lebih baik lagi.

Bandung, 22 Maret 2017


Nafsa Karima,
Seorang ibu yang sedang berusaha menjadi Ibu Profesional dan menemukan misi spesifik hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar