Minggu, 20 Juli 2014

komunikasi untuknya

bismillahirrahmanirrahim

Butuh waktu lebih dari 1 semester bagi kami untuk dapat berkomunikasi dengannya dari depan kelas.
Awalnya pemberian 'perintah' harus dilakukan face to face..
Sebuah kemajuan, alhamdulillah :)

Tak menyangka harus menjadi walikelasnya lagi, dipercaya memegang amanah untuk menjadi ibunya lagi selama 1 tahun ini, bismillah..

Anaknya istimewa dengan bakat-bakat khusus yang masih belum dapat kami eksplor dengan baik..
Bismillah, semoga bisa ya di 1 tahun kedepan :)

Beberapa kejadian selama sanlat ini membuat saya bangga padanya.. Untuk sebuah 'komunikasi' ini adalah sebuah kemajuan..

Hari itu dia keluar dari masjid, menangis..
Saya yang ketika itu memang sedang berada di luar masjid bertanya padanya, "ada apa?"
Saya tahu dia menahan emosinya, tangannya terkepal, menggeretakkan giginya, dan ia menahan air matanya keluar..
Ternyata dia tidak tahu harus duduk dimana, tidak ada ladi space untuk duduk dekat teman sekelasnya..
Ini juga sebuah kemajuan, ia berhasil menahan emosinya..

Awalnya ia belum mengerti mana kata-kata teman sekelasnya yang memberikan semangat dan mana yang mengejek.. semuanya sama baginya, reaksinya adalah berteriak dan kadang memukul temannya..
Tapi beberapa kali ini ia melapor pada saya sambil tersenyum, "bu itu toh temannya mengejek"
Temannya mungkin kadanng bukan bermaksud mengejek, mereka belum mengerti harus bagaimana karena memiliki teman yang cukup unik.. :)

Ketika kami menghias kelas, awalnya ia mau mengikuti dengan baik..
Mencetak tangannya pada kertas lipat, kemudian menuliskan nama dan cita-citanya, menghias, lalu mengguntingnya.. Karena kertasnya sobek ia tak mau melanjutkannya.. Malah menggambar gambaran favoritnya, kereta api.. :)
Sebelum pulang sekolah, saya sampaikan padanya.. Nanti buat apa yang bu guru minta di rumah ya, bawa 1 lembar kertas lipatnya, besok kumpulkan pada ibu..
Agak ragu sebenarnya, mungkin nanti malam eyangnya akan menelefon menanyakan tugas apa yang harus dikerjakan cucunya, atau mungkin besok ia lupa mengumpulkannya..
Saat pulang sekolah, ia memberikan gambaran kereta yang ia gambar sebelumnya pada saya.. "Ibu, ini untuk ibu.." katanya sambil tersenyum, tapi belum mau menatap mata, lalu berlari dengan gaya khasnya.

Dan esok harinya... Waw kemajuan, ia memberikan tugasnya, tanpa saya mendapatkan telefon dari eyangnya :)
Cita-citanya apa coba? Masinis atau kepala stasiun, tentu saja.. Semoga terkabul ya sayang.. :)

Kegiatan sanlat sempat kami isi dengan berkunjung ke perpustakaan..
Ia mengambil sebuah buku, tampak serius memperhatikan gambar-gambar yang ada pada buku..
"Ayo kita latihan membaca, kalau sudah lebih lancar membaca jadi bisa tahu ceritanya apa"
"Ahh.. tidak mau.. tidak bisa"
"Ayo coba sedikit-sedikit.."
Saya membaca buku yang saya bawa dan sesekali memperhatikannya, mengeja kata demi kata.. hingga ia berhasil membaca sebuah kalimat..
Mulai bosan, akhirnya ia tinggalkan.. hahaha..
Alhamdulillah, kemajuan juga kan? :)

Beberapa kali ini ketika saya bercerita di depan kelas,
Ia mau mendengarkan dan menanggapi cerita saya..
Ini kemajuan, karena dulu ia seringnya sibuk dengan 'dunia'nya sendiri..
Ia menanggapi dan kadang ikut bercerita.. :)

Waktu ia kelas 1 dulu, saya sering mendapatkan laporan dari partner saya ketika saya tidak masuk..
Ia menanyakan saya kemana.. Waaahhh, kadang suka jadi terharu.. huhuhu

Sayang, masih banyak yang harus kita kerjakan.. semangat yaaaa... :D
ayo kita hafalkan siapa saja nama-nama teman sekelas kita..
ayo kita juga kenalan dengan siapa saja guru yang mengajarimu..

Hai ummi dan abi, eyang putri dan eyang kakung..
Ayo kita bekerja sama.. :)

Hai, saya punya waktu 365 hari ya..
tidak akan berubah jika hanya dalam 90 menit..
dicoba.. dicoba.. dan dicoba..
semangaaatttttt :D


Bandung, 20 Juli 2014
Saya punya 30 orang anak,
dan mereka punya keunikan masing-masing
kapan-kapan saya coba ceritakan yang lainnya yaa :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar