Rabu, 11 Juni 2014

Antara Peduli-Kepo-Curiousity-Apatis

bismillahirrahmanirrahim

renungan singkat bersama seorang teman kemarin (Selasa, 10 Juni 2014)..
tulisan ini ditulis olehnya, izin share ya..
semoga dapat menjadi bahan renungan buat diri saya pribadi dan orang-orang yang membacanya, insyaAllah

Tadi siang, saya sempat terlibat obrolan dengan seorang teman. Kami, sdg mencoba memahami apa yg di maksud dengan kepedulian. Kami sdang membandingkan antara ke-kepo-an, kepedulian, curious dan sikap apatis sama sekali.

Ada hal yang memang seharusnya menjadi pemikiran bersama..karena menyangkut kepentingan yang luas, itulah ranah -kepedulian-. Ada pula hal yang seharusnya memang menjadi konsumsi pribadi, privacy tiap personal saja. Jadi, bila ada orang yg berusaha mengulik hal ini (apalgi smpai bikin tak nyaman), bisa dikatakan, itulah ranah "ke-kepo-an". Ada hal-hal penting (lebih ke "things" bkan "personal"), yang memancing rasa ingin tahu orang lain. Membuat orang ingin lebih paham dan mendalami. Itulah curiousity. Sedangkan apatis, yaa sudah jelas apapun kepntingannya..baik menyangkut orang bnyak atau bahkan pribadinya sndiri...gak mau diambil pusing semua. Hmm, nafsi-nafsi laaah..

Kenapa kami smpai kepikiran "diskusikan" ttg hal ini?? krna kadang kami menemukan penempatan kata tsb, kurang sesuai dengan konteksnya.. Ada orang yg peduli, dibilang kepo/ usil. Ada yang berasa diperhatikan, merasa orang-orang tulus dan peduli, ternyata hanya basa-basi dari kaum kepo'ers. Ada yang sedang serius mencari ilmu dengan mencari tahu, dibilang bawel. Dsb

So that, pada akhirnya saya jadi ingat kalimat: "kadang, harapan tak sesuai kenyataan." Atau "kadang niat baik, belum tentu diterima dengan baik." Atau "pura-pura tak tahu, hati di dalam siapa yang tahu." Hoho


source : fb Chika Ananda
 
Hehee,, semoga dapat selalu berpikiran positif, insyaAllah
dapat selalu juga mengambil hikmah dari setiap kejadian..
dan masalah presepsi, saya bukan orang yang suka berpresepsi..
Rasul saya tidak mencontohkan untuk presepsi dan orang tua saya pun tidak mengajarkan presepsi juga percuma dong ikut training ESQ kalau tetap berpresepsi :)
Mangga, setiap orang punya penilaiannnya sendiri pada orang lain, saling menghargai saja itu kuncinya jika ingin silaturahim tetap terjalin..

Jika sudah sampai membicarakan orang lain dan itu tidak ada kaitannya dengan saya atau tidak ada hubungannya dengan saya.. silahkan bicara pada orang lain yang lebih suka mendengar.. saya tidak suka.
Silahkan bicara jika itu terjadi karena apa yang saya lakukan atau jika itu merugikan banyak orang.

Setiap orang suka merasa benar dan ingin dianggap benar, manusiawi..
Ataupun mencari pembelaan dan dukungkan dari orang lain, manusiawi..
Mungkin saya pun demikian, astagfirullah..

Wallahualam bissawab..
Mohon maaf untuk setiap perkataan dan tindakan yang kurang berkenan
Maaf untuk setiap niat baik yang terkecewakan
Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk semuanya
Terima kasih untuk doa-doanya yang tulus,,

Alhamdulillah
Masih dipertemukan dengan orang-orang yang membuat saya merenung
Selalu ada hikmah dari setiap yang terjadi


Bandung, 11 Juni 2014
N. Karima


Tidak ada komentar:

Posting Komentar