saya sempat berpikir, bahwa melupakan seseorang lebih baik ketika kita dalam keadaan membencinya, dari pada dalam keadaan kita menyayanginya..
benarkah??
salah..
karena melupakan tidak berarti harus membenci,
seberapapun kerasnya usaha saya untuk melupakan,
mengingat semua kejelekannya dan kekurangannya..
tidak pernah bisa saya untuk membenci, karena saya memang tidak pernah diajarkan dan dicontohkan untuk membenci..
bukankah dengan kejelekannya itu merupakan pertanda bahwa dia juga manusia biasa? yang membutuhkan seseorang untuk mengingatkan disetiap langkahnya?
dan dengan kekurangannya bukankah merupakan pertanda bahwa manusia tidak ada yang sempurna? tapi dengan kelebihan seorang yang lain akan melengkapi segalanya?
sampai kapankah saya harus tetap bertahan?
sampai tertulislah sebuah tulisan yang berjudul "pernah ada"
saya juga sempat berpikir bahwa lebih baik mendapatkan berita bahwa dia akan menikah dengan seseorang, sehingga tertutup semua kesempatan saya, dengan begitu sudah habislah harapan, sehingga dapat dengan mudah melupakan..
benarkah?
yang ini juga salah..
bukankah tidak ada yang tidak mungkin jika Allah telah berkehendak?
hingga pada hari kedua di bulan November saya menerima sebuah sms dari sahabat saya..
"Nampaknya awal November ini adalah langkah awal untuk menutup lembaran cerita bersamanya... bukan diakhiri, karena memang tidak pernah dimuali, tetapi hanya untuk dikenang.. begitu bahagia hati ini pernah menyayanginya.. tetapi aku juga sadar, mungkin aku tak pernah ada di hatinya.. aku hanya ingin melihat dia tesenyum, meskipun bukan untuk ku.."
dalam keadaan kami saat ini boleh dikatakan kami menempati posisi yang hampir sama..
saya membalasnya.,
"melangkah bersama untuk menutup lembar cerita yang mungki di hati kecil kami tidak ingin kami tutup, semua ini bukanlah akhir, karena memang tidak pernah dimulai.. biar menjadi kenangan yang dapat dijadikan pelajaran dan ketika kami mengingatnya akan membuat sebuah simpul senyum, sekarang kami melangkah dalam bab baru dari rangkaian cerita kehidupan kami.... -tidak ada alasan untuk kita membenci seseorang seberapapun kesalnya kita dan sebagaimanapun perihnya-"
ternyata untuk melangkah itu tak segampang pengucapannya, berkali-kali saya katakan saya melangkah, tapi nyatanya saya masih ada di tempat yang sama..
sudah seberapa jauh kah kau melangkah wahai sahabat?
di hari ke dua puluh tujuh dan dua puluh delapan di bulan November..
banyak hal yang saya dapatkan sehingga pikiran saya lebih terang, otak lebih encer, hati lebih jernih, mata hati lebih terbuka, dan senyuman semakin terkembang..
menyayangi seseorang yang mungkin orang tersebut tidak memiliki rasa yang sama, dan kita sulit berpaling dari orang tersebut.. bukan kah sama halnya dengan membeli sepatu?
ketika kita menemukan sepatu yang sangat kita sukai, tetapi tidak ada ukuran yang sesuai dengan kaki kita, akan kah kita tetap ngotot untuk membelinya??
tidak...
sahabat, sudah berapa jauhkau melangkah?
relakah kiranya kau menengok kebelakang dan mengulurkan tanganmu yang disertai dengan senyuman yang paling manis, untuk kiranya kita berjalan berdampingan? tunggu saya agar kita dapat berjalan bersama..
semoga Allah segera menjawab doa-doa mu,
semoga langkah mu selalu diiringi dengan rahmat Nya, setiap hembuasan nafas mu diiringi dengan ridho Nya..
dan semoga kau segera diberikan seseorang yang tepat yang bersamanya akan menemani perjuangan mu di jalan Nya,
semoga Allah menjaga selalu hati mu untuk seseorang yang telah Ia siapkan untuk mu,
dan semoga kau selalu berada dalam lindungan Nya..
serta semoga Allah menunjukan jalan yang terbaik untuk kita..
Ya Rabb, jika kami berjodoh dekatkanlah, dan kuatkan hati kami hingga tiba waktunya..
tetapi jika tidak, kuatkan hati kami Ya Allah, dan Engkau Yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hambanya..
dengan catatan akhir November ini menutup satu lagi bab dalam cerita kehidupanku..
-melangkah dengan semangat baru-
Nafsa Karima
semoga kami dapat selalu istiqamah di jalan Mu Ya Rabb..
"akan indah pada waktunya"