Rabu, 18 Mei 2011

Pendidikan dan Keluarga di Prancis



bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah punya waktu senggang juga untuk menulis,, tadi malam bela-belain ngerjain revisian supaya malam ini dan untuk beberapa malam ke depan bisa ngerjain yang lain.. hehee

tulisan ini sudah ingin saya tulis sejak 3 bulan yang lalu.. heheee.. ternyata baru diizinkan nulis hari ini..
semoga Allah meridhoi..^^

siapa sih yang gak tau saya ngebet pengen ke Prancis?? (hooooo... PD buangets.. =p) kenapa harus Prancis??
tapi kali ini bukan tentang itu yang ingin saya tulis.. hehee
ingin sedikit berbagi informasi yang saya punya...

pada tanggal 17 Februari lalu, saya mengikuti seminar atau bahasa gampangnya 'perkenalan' tentang PENDIDIKAN DAN KELUARGA DI PRANCIS yang diadakan oleh CCF (Central Culture France)..

Pembicaranya adalah mbak Severine, bule cantik asli dari Prancis..

Pendidikan di Prancis
Awalnya 100 tahun lalu sekolah hanya diperuntukan bagi orang yang beragama Katolik dan sekolah untuk perempuan dan laki-laki dipisahkan. Hingga kurang lebih 50 tahun lalu, terjadi revolusi budaya yang berdampak salah satunya sekolah untuk perempuan dan laki-laki jadi digabungkan.
Sekolah di Prancis ada 2 jenis, yaitu sekolah umum dan sekolah privat. Sekolah umum ini di biayai oleh walikota untuk setiap daerahnya, jadi semuanya geretongan (dibaca : gratisan), mulai daru uang masuk, uang seragam, sampai uang buku...Wawww... asyiknya,,, :D
Di Prancis terdapat 20% SD privat, di Indonesia sekolah privat mungkin sama artinya dengan home schooling kali yah,, hohooo
Kebanyakan orang Prancis, pendidikannya tinggi-tinggi, sehingga sulit mencari pekerjaan.. huaaaa, aneh yahh... Banyak orang berpendidikan di Prancis, sehingga pekerjaan yang menggunakan "tangan" (dibaca : tenaga) lebih banyak dibutuhkan.
Bagi yang berminat jadi Dosen (=guru), ada sekolah khususnya, untuk guru SD, tahun pertama ada teori, kemudian ada pelajaran tentang psikologi anak, di tahun kedua ada teori lagi, dan di tahun ke tiga baru dapat dinyatakan lulus. Bagi guru SMP dan SMA serta dosen universitas ada tes seperti diploma.. hmmm, dibagian ini saya agak bingung.. heheee tes seperti diploma itu apa yah maksunya.. huhuuu

Jika saya tidak salah dengar dan tidak salah mencatat atau salah menghartikan catatan, biaya untuk S2 di Prancis sekitar 500 euro per tahun, atau dalam rupiah 7juta.. menurut saya ini termasuk murah ditambah dengan fasilitas yang pastinya lebih memadai, di Indonesia biaya S2 berkisar antara 9-10jutaan.. Orang Prancis, mahasiswanya banyak mendapatkan beasiswa pendidikan dari pemerintahnya, lengkap dengan biaya hidupnya..

Hal yang membuat saya heran adalah ketika SD hingga SMA, di Prancis tidak ada pelajaran agama, serta tidak boleh menggunakan simbol-simbol keagamaan, agama apapun itu, jadi bagi kita perempuan muslim, jika SD, SMP, SMA kita di Prancis, kita gak boleh pake jilbab..

Pembagian rapot di Prancis dibagikan per 3 bulan (dibaca : caturwulan, disingkat : cawu), yang buat saya heran juga,, mbak Severine bilang orang Prancis itu sangat kritis, orang-orang banyak belajar mengkritisi, sehingga belajar melihat yang salah-salahnya atau banyak melihat dari sisi negatifnya.. hal ini yang terjadi ketika pembagian rapot, adanya komentar dari guru/dosen, berarti nilainya negatif..

Waktu sekolah di Prancis termasuknya sangat padat, SD masuk jam 9.00am pulang jam 4.00pm sedangkan SMP dan SMA masuk jam 8.00am pulang jam 5.30pm.. Wahhh, padat sekali.. Pada hari rabu skolah hanya 1/2 hari, hanya sampai jam 12pm.. Sabtu dan minggu libur, tiap 6 minggu sekolah ada libur 2 minggu, serta di bulan Juli dan Agustus full libur.. waaah, jam sekolah padat tapi liburan banyak yaaaa..

Di Prancis banyak sekali besasiswa yang ditwarkan untuk program science dengan bahasa yang digunakan Bahasa Prancis. Sektor pendidikan paling berkembang di Prancis bagian utara.

Keluarga di Prancis
Pernikahan di Prancis tidak terlalu diutamakan atau agak kurang di pedulikan,, hmmm... mungkin agak mirip dengan negara barat kebanyakan kali yaa..
Jika menikah, di Prancis dicatat di walikota dan agama, tapi sejak revolusi budaya pencatatan pernikahan menurut agama jadi hilang.
Mbak Severine bercerita, istilah keluarga di Prancis hanya mencakup ayah, ibu dan anak saja.. Kakek dan nenek termasuk dalam keluarga jika baik (dibaca : sering ngasih uang), sepupu masuk dalam keluarga jika bersama-sama sejak kecil..
hmmmm... beda banget sama di Indonesia yaa, istilah keluarga di Indonesia sangat luas.. :D

Keluarga di Prancis lebih menghormati keputusan individu, sehingga membuat mereka lebih hormat dan hati-hati pada orang lain..
Orang-orang Prancis memang lebih individualis, tetapi mereka lebih sopan.. Mbak Severine mencontohkan dengan kasus antian.. Di Prancis orang-orang akan saling mempersilahkan duluan mengantri,, berbeda dengan Indonesia.. ahahaaa... jadi malu..

hohooooo... gituh deh kira-kira informasi dan pelajaran yang saya dapatkan..
sedikit info tambahan, 10% penduduk Prancis adalah muslim, alhamdulillah..
Penggunaan burqa dilarang di Prancis, karna menurut mereka burqa merupakan budaya Afganistan dan jika menggunakan burqa, identitas sulit cek, karena di KTP Prancis di cantumkan warna mata.. hohoooo
Jilbab masih dapat digunakan


semoga dapat bermanfaat :D
Menuju Prancis
Nafsa Karima 2011





Tidak ada komentar:

Posting Komentar