Jumat, 01 Maret 2013

Embah Kakung, Mbah Putri, Ayah, dan Ibu

bismillahirrahmanirrahim

Embah Putri (alm.)
24 Januari 2002 embah putri telah pulang..
Allah, titip pesan ya untuk beliau.. Chaca sekarang sudah besar, mbah.. Chaca sayang embah, meski ruang dan waktu kita sudah berbeda, rasa sayang ini  tidak pernah berkurang.. Apa embah putri lihat chaca?
Jika kalian ingin melihat 'ayu'nya perempuan Jawa, maka lihatlah embah putri.. Walau sudah tidak muda lagi, kulitnya yang kuning langsat tetap kencang dengan tulang pipi tinggi.. Ayu.. :)
Dulu, waktu SD sering dijemput oleh embah putri, embah gunakan payung untuk melindungi diri dari teriknya matahari, aku hafal payungnya embah, tidak akan tertukar..
Dulu, jika akan menyebrang jalan embah akan menggandeng tangan aku dengan sangat erat, erat sekali seperti tidak akan dilepas..
Dulu, jika aku menginap di rumah embah, saat akan tidur embah selalu membacakan 3 cerita.. Tak pernah bosan aku mendengarnya.. Satu cerita tentang anak keduanya, dan dua cerita tentang anak bungsunya..
Dulu, jika aku akan tidur embah selalu menepuk-nepuk tubuh hingga aku tertidur.. Rasanya sekarangpun masih ingin ditepuk-tepuk seperti itu..
Jika bepergian, yang selalu embah ingat adalah anak bungsunya dan cucu pertamanya.. "apa-apa untuk chaca" itu yang dikatakan ibu..
Semoga nanti kita bisa ketemu lagi ya embah.. :')

Embah Kakung
Embah kakung orang Jawa tulen, Solo. Embah memang sudah tua tapi beliau tidak 'kolot'.. Fisik boleh menua, tapi jiwa embah tidak pernah tua.. Keren banget.. Embah kakung tidak pernah mengikuti adat-istiadat Jawa yang bertentangan dengan Islam..
Embah adalah orang tergagah, meski mungkin sudah dimakan usia, bagi aku embah tetap gagah..
Embah tahu tidak? Saat embah sakit aku menangis semalaman, makanya embah harus sehat selalu ya.. :)
Paling susah mungkin ya mengungkapkan sayang pada embah kakung.. Ingin memeluk dan bilang "chaca sayang embah"

Ayah
Suatu ketika aku pernah bertanya, "Ayah, kenapa ayah tidak melanjutkan sekolah lagi? Biar jadi dosen". Ayah menjawab sambil tersenyum dan sedikit tertawa, "Ayah mau jadi 'ustadz' saja".
Suatu ketika ayah pernah bertanya pada aku, "Kakak tau ga kalau umatnya Nabi Luth as hanya 2 orang?". Waaaaaah.. Aku tidak tahu dan menjawab, "Oh iya?". "Iya, 2 orang anak perempuannya", lanjut ayah.
Dilain waktu ayah sering bertanya, "Kakak hafalannya sudah sampai mana?" atau "Jangan lupa ditambah-tambah hafalannya". Hafalannya ayah lebih banyak dari pada aku, jauh lebih banyak malah >,<
Suatu ketika aku bertemu dengan seorang bapak, saat akan shalat magrib berjamaah bapak tersebut berkata, "Ayah Edwin hafalannya bagus ya.. Saya perhatikan kalau baca surat tidak pernah ada yang kelupaan". Bangga sama ayah dan malu sama Allah.. Aku harus bisa lebih baik dari ayah..
Cerita dari ibu.. Masjid kantor ayah digunakan untuk manasik haji salah satu agen perjalanan haji dan umrah, salah satu teman ayah pembimbingnya. Ayah pernah berkata bahwa ingin menjadi pembicara saat acara manasik haji tersebut. Yang namanya rizki tidak disangka-sangka,, justru ayah malah ditawarkan menjadi pembimbing umrah.. Alhamdulillah, ayah berangkat 18 Februari - 1 Maret 2013.. Aku menulis ini sambil menunggu ayah pulang..
Ayah tau gak? Kalau nanti kakak menikah ingin dengan orang yang seperti ayah.. Biar nanti ada teman untuk ayah sharing tentang Islam dan murajaah bareng hafalannya..
Ayah, aku sering kali khawatir jika ayah terlalu sayang pada anak perempuannya dan lupa bahwa ayah juga punya anak laki-laki.. Tapi semua khawatiran itu hilang saat melihat ayah menggendong Huda waktu sakit.. Padahal Huda badannya lebih besar dari ayah dan mungkin ayah sudah tidak sekuat dulu.. Dari mana kekuatan yang ayah miliki jika itu bukan cinta? :)
Banyak yang berkata dan anak-anak pun berkata, "Ayah orang baik".. Apakah aku bisa menjadi seperti ayah?
Ayah orang Sumatra, merantau sejak kuliah.. Dari sejak saat itu ayah cinta Bandung dan menemukan cintanya di Bandung.. :) Aku juga cinta Bandung ayah..

Ibu
Tidak akan pernah selesai rasanya jika aku cerita tentang ibu,,

Aku banyak belajar dari embah kakung, embah putri, ayah, dan ibu.. Terima kasih Ya Allah.. Sungguh, tak perlu Engkau ambil orang-orang yang aku cintai agar aku belajar tentang cinta sejati-Mu.. Semoga Engkau kumpulkan kami kelak di Jannah-Mu..


Terima kasih sudah menyelipkan asma Allah pada namaku yang berarti "mulia"
Semoga namanya bisa terwujud

Bandung, 1 Maret 2013
Siap-siap jemput ayah :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar