Minggu, 03 Maret 2013

karir wanita

bismillahirrahmanirrahim

Jam 20.25 mulai menulis tulisan ini, masih di kantor, menunggu trial produk. Jika sudah keburu trial dan tulisan ini belum selesai disambung di rumah ya..
Karir tertinggi bagi seorang wanita adalah menjadi seorang ibu rumah tangga. Kapan ya bisa mencapai puncak karir tertinggi itu? Hehehe

Mau jadi guru, bukan dosen.. Guru PAUD, TK, atau SD.. bismillah..
Awalnya berpikir ingin melanjutkan S2 karena saya sama sekali tidak punya SIM (Surat Izin Mengajar), kalau pun ternyata bisa mengajar tanpa SIM, S2nya dipikirkan lagi deh.. Hehe..
Hmmm,, mungkin pemikirian itu tak sepenuhnya salah, tapi tak sepenuhnya betul juga.. Ingin melanjutkan S2 hanya karena ingin punya SIM.. Saya ubah ya niatnya ingin melanjutkan S2 agar saya pintar. Allah, bukankah ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya? Makanya saya harus pintar, agar menjadi ibu yang solehah buat anak-anak saya kelak..

Tentang karir seorang wanita, saya banyak belajar dari tempat saya bekerja..
Ada seorang wanita yang tengah hamil tetap bekerja, bahkan kadang hingga lembur, pulang malam..
Ada seorang wanita yang melepas ASI anaknya yang berusia di bawah 1 tahun..
Ada seorang wanita yang kehilangan momen-momen berharga dengan anaknya yang berusia 2 tahun..
Saya tidak ingin seperti ketiganya..

Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin bagi saya untuk bekerja pada waktu itu.

Namun, saya pikir buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan risiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang dan saya bentuk sendiri pribadinya? Anak saya akan tidak mempunyai ibu.

Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak? Seimbangkah orangtua kehilangan anak dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu.

(Ainun Habibie, Tahun-tahun Pertama. Hal 128)


Saya ingin menjadi guru di TK/SD/PAUD..
Bukan sebuah masalah jika cita-cita ini tertunda 5 atau 10 tahun lagi, karena jika itu terjadi maka saya telah menjadi madrasah pertama bagi anak-anak saya..
Mencapai puncak karir tertinggi, ibu rumah tangga :)


diselesaikan di Bandung, 3 Maret 2013
21.33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar