"Asw, mohon do'a dari Ibu, Chaca, dan Huda untuk Mak tuo Warniwati di Medan yg sdg sakit. Mak tuo dua hari lalu dibawa plg ke rumah dari RS, kondisinya skrg tdk stabil, kadang2 sadar kalangkala tidak. Salam ayah."
SMS dari ayah pada tanggal 12 Mei, jika aku masih kecil mungkin aku akan berpikir "Maktuwo sudah pulang ke rumah, Alhamdulillah maktuwo sudah sehat". Tapi aku bukan anak kecil lagi, aku mengerti..
"Wsw, samapi Mdn ayah jam 10.00 td pg. Keadaan maktuo semakin menurun, sekarang kondisinya tidak sadarkan diri. Makan minum dgn bantuan sonde (selang). Kalau diinfus tangannya bengkak2. Mhn do'a kakak ya agar maktuo diberikan kesehatan dan kebaikan, diampuni sgl dosanya dan diterima amalnya."
SMS balasan dari ayah 15 mei..
Maktuwo harus sehat, harus tetap semangat.. Kata ayah, waktu chaca di wisuda kan maktuwo ingin datang, ingin lihat chaca di wisuda.. Maktuwo harus sehat, harus tetap semangat.. Karena ketika chaca menikah, maktuwo harus datang, ikut mengiringi chaca..
"Innalillahi wainna ilaihi rajiun, meninggal dunia kakak Warniwati malam ini jam 22.00. Wass Edwin"
SMS dari ayah 17 Mei, aku sudah tidur saat sms ini masuk ke HP, jam 22.30 ibu menelefon..
Maktuwo pergi..
Gak bisa lagi datang ke Bandung lihat chaca menikah..
Gak akan bisa lagi ikut mengiringi chaca..
Allah sayang sama Maktuwo..
Semoga, suatu saat nanti..
Ketika kita bertemu lagi, bukan lagi di dunia ini, chaca bisa mengenalkan seseorang pada Maktuwo..
Ya Allah, ampuni dosa-dosa beliau,
terima amal ibadah beliau,
dan tempatkan di tempat yang mulia di sisi-Mu..
Bandung, 19 Mei 2012
Nafsa Karima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar