Jumat, 14 September 2012

Urusan perasaan, perasaan, dan perasaan

Bismillahirrahmanirrahim

Pertama kali saya baca tulisan Tere Liye ini tadi malam, saya jadi senyum-senyum sendiri, ketawa-ketawa sendiri.. hehe
Siapa Tere Liye? Bagi yang tidak tahu, Tere Liye adalah pengarang buku Hafalan Shalat Delisa.. :)
Izin share tulisannya ya, semoga dapat selalu menjadi pengingat untuk saya..

Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya.

Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota remaja hingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).

1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.

2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.

4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya.

6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.

8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua.  Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.

Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.

Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.

Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri.

Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.

Night, night.

From facebook : Darwis Tere Liye


Mengapa saya senyum-senyum sendiri? ketawa-ketawa sendiri? Hahahaaa,, mungkin akan paham jika merasakan apa yang saya rasakan.. :p

Saya tidak bisa dikatagorikan teenager (remaja) lagi, umur saya udah kepala 2, dan sebentar lagi satuannya akan menjadi angka 3, insyaAllah..

Mungkin nanti, jika memang diberikan waktu dan kesempatan saya benar-benar akan nyengir mengingat ini semua. Jika saya lupa mengirimkan email pada Tere Liye 20 tahun yang akan datang, semoga minimalnya saya tidak lupa untuk selalu menulis di blog ini.. hehe

Benar-benar seperti terjatuh, kita tak akan pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi.. Bedanya, kalau kita terjatuh dalam artian jatuh yang sebenarnya, kita akan cepat sadar bahwa kita terjatuh, cepat bangkit lagi.. jatuh cinta beda, mungkin butuh waktu bagi kita untuk menyadari bahwa kita jatuh cinta.. Kita tak akan pernah tahu kapan tepatnya kita jatuh cinta.. Ia adalah cinta.

Memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan untuk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan untuk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Serba salah banget, apa tindakan yang saya lakukan telah sesuai dengan apa yang diajarkan agama? Apakah saya telah melanggar norma-norma, nilai-nilai, dan batasan-batasan yang harus dihormati?.
Apakah ia balik menyukai? Pertanyaan yang benar-benar ingin ditanyakan. Kadang, menganggap bahwa jawabannya 'tidak' itu lebih baik, karena tidak membesarkan rasa.. Jika jawabannya 'iya', anggaplah dia lebih baik dari saya dalam menyembunyikan perasaan, karena sepertinya tidak pernah bertemu dengan kata galau ya? hehehee :p anggaplah saya sok tahu.
Keinginan untuk bilang, bilang apa? bilang tentang apa yang dirasakan? Ahhhhh,,, rasanya bilang secara 'langsung' itu bukan cara yang tepat kan? Semoga saja keberanian itu dapat tumbuh dengan cepat ya.. :)
Cemas nanti dia digaet orang, aduhhhhh.... cemaslah, banget... hahahaa... mikirin hal ini kadang suka bikin mood jadi rusak.. hampir 23 tahun saya hidup di dunia, baru pertama kali bertemu yang sepertinya, tapi mungkin dia banyak temukan yang seperti saya, bahkan yang lebih baik dari saya.. Cemas, karena saya tahu, diluar sana banyak yang lebih baik dari saya..

Cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh-jauh, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi.. :) Kamu ada dalam genggaman tangan yang siap pergi kapan saja, skenario untuk kita tengah berjalan, semoga dapat selalu mengambil hikmah yaa.. :)
Allah mendengar dan pasti juga membaca tulisan diblog ini.. hehe cukup Engkau yang benar-benar tahu, Ya Allah..
Usaha untuk mencarimu adalah dengan terus memperbaiki diri, karena bisa jadi kapasitasku memang belum setara denganmu.. hehehee.. Maaf ya a, saya belajar kilat deh, tungguin ya?.. hehee :))

Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia,
posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Alhamdulillah, kali ini saya katakan Allah menjaga dengan sangat sangat sangat sangat sangaaaaaaattttttt baik :) Makasih Allah, I love You..

Jatuh cinta, Alhamdulillah... saya normal :D dan alhamdulillah ada bahan untuk selalu menulis di blog ini.. hahahaa xD anggaplah saya tidak sadar bahwa blog kurang memberikan privasi.. heheee,,, dengan sedikit asumsi bahwa orang-orang yang mampir ke blog ini tidak terlalu mengeal atau tidak pernah bertemu saya di dunia nyata.. hahahaa :D cuma ingin berbagi tentang apa yang dirasakan ko dan kalau ada orang yang merasakan hal yang sama dengan saya dan entah bagaimana Allah membuatnya sampai diblog ini membaca tulisan-tulisan ini, jadi kan ada teman yang serasa.. hehe
Kalau dia yang ternyata baca? hahaha... #blushing.. yaaaaaaaaaa, gak tau lah.. xD

Menghabiskan waktu dengan orang tua, kakak, adik, dan teman-teman terbaik selalu paling seru. Hehehee,, sedang menikmati kebersamaan berkumpul bersama keluarga sebelum saya membagi waktu saya bersamanya.. Dan juga menikmati waktu bersama teman-teman, karena beberapa orang teman saya mungkin tidak akan tinggal di Bandung setelah mereka berkeluarga.. Dan dia, dia benar-benar menikmati waktu kebersamaannya bersama banyak orang-orang yang dia cintai.. :)

Bagaimana melewati masa-masa galau ini? Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Tapi mungkin saya tidak sadar kalau saya norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Mungkin saya sudah genit, ganjen, lebay. Ya Allah, bantuin saya ya agar bisa menjaga perasaa, manka se galau apapun saya, sesengsara apapun saya menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Menulis diary di zaman modern dalam sebuah blog, anggaplah go green, menghemat penggunaan kertas.. hahahaa ngles :p

"Mau nunggu sampai kapan?" pertanyaain ini baru ditanyakan seorang teman. Mau nunggu sampai kapan? Saya mau tunggu hingga saya siap, sabar.. Siap untuk menerima jawaban doa yang akan diberikan Allah untuk saya.. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik. Dan saya ingin menjalani proses ini dengan baik, mengakhirinya dengan baik, dan fase berikutnya berjalan dengan baik.. InsyaAllah..

Heheee, tulisan kali ini adalah apa yang saya rasakan dari apa yang saya baca.. terima kasih karena saya dipertemukan di facebook dengan orang seperti Tere Liye yang mengajarkan pemahaman-pemahaman baru dalam hidup..
terima kasih karena saya dipertemukan denganmu, saya menjadi manusia normal yang merasakan jatuh cinta..
terima kasih a, karena mungkin kamu membaca ini dan saya tidak tahu, atau mungkin kamu tidak pernah sama sekali membaca semua ini.. mungkin ada baiknya saya berpikir bahwa kamu tidak pernah membaca semua ini, meski kadang selalu ada keinginan agar kamu membacanya.. mana yang benar? hehe.. takut jika kamu membaca semua ini kamu berfikir saya norak, tidak tahu malu, genit, ganjen, lebay.. Hahahaaa..Hikzzzz.. Tapi lebih takut lagi Allah yang berfikir saya norak, tidak tahu malu, genit, ganjen, lebay.. Maaf Ya Allah, bantu saya agar lebih bijaksana lagi dalam mengelola perasaan ini..
Saya menunggu, bukan semata-mata menunggumu.. toh memang tidak pernah meminta saya untuk menunggukan?.. bersabar menunggu agar saya siap untuk apapun yang Allah takdirkan untuk saya, apapun akhir dari cerita saya kali ini..
Terima kasih Allah :)


Bandung, 22 tahun 10 bulan 2 hari
Nafsa Karima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar