Rabu, 14 Desember 2011

saya dan BANDUNG juga Pa Sariban

bismillahirrahmanirrahim

Lagi jalan-jalan di dunia maya, iseng mampir ke mbah google, masukin key word " kekuatan cinta", tibalah di sebuah page 'angkringan jogja' ada tulisan..

Cinta tidak dapat didefinisikan dengan kata – kata. Manusia hanya bisa memahami dengan mengalami dan merasakannya. Merasakan kekuatannya yang maha dahsyat. Kekuatan yang mampu membuka yang tertutup, mengubah gelap menjadi terang, duka menjadi suka, sedih menjadi senang dan sengsara menjadi bahagia. Saya sungguh terkesan dengan beberapa kisah yang menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan cinta. Baik itu cinta seseorang kepada pekerjaannya, kepada kotanya, kepada pasangannya, kepada keluarganya, kepada sesama manusia yang muaranya adalah satu; Cinta kepada Tuhan. Saya coba merangkum dari beberapa sumber :

- Di Jepang, ada kisah seekor kadal yang tak bisa kemana – mana selama lebih dari 10 tahun. Dia terperangkap di sebuah ruang kosong diantara dinding karena salah satu kakinya tertusuk paku yang menancap saat rumah itu dibuat. Dia tetap hidup karena si kadal lain, pasangannya, dengan kekuatan cintanya selalu datang tiap hari untuk membawakan makanan. Akhirnya ada manusia yang menemukannya saat mau merenovasi rumah dan melepaskan kadal tersebut.

- Kisah Pak Sariban, yang begitu mencintai kota Bandung sehingga setiap pagi rela bersepeda mengelilingi kota, membersihkan sampah dan mencabuti paku – paku di pohon. Meski banyak yang mencibir dan mengolok-olok sebagai orang kurang waras, kekuatan cinta tidak membuat beliau surut.

- dll... (liat di pagenya aja yaa.. :D)


Berhenti saya di kisah ini PAK SARIBAN.. nama yang cukup familier bagi saya.. :D

saya coba-coba search di facebook.. benar saja ada.. akun facebooknya.. Pa' Sariban (http://www.facebook.com/profile.php?id=1005392153&ref=tn_tnmn#!/pages/Pa-Sariban/83445500881?sk=info)
saya copy yah infonya..


Location
Bandung, Indonesia

Affiliation
Petugas Kebersihan Sukarela

Birthday
7 Agustus 1943

About
Salah satu pahlawan kota Bandung yang patut jd panutan..Dukung dan bantu Pa' Sariban dengan ikut menjaga kebersihan sekitar kamu! Klo kebeneran lewat Jl.Pahlawan dan sekitarnya kamu liat Pa' Sariban jangan sungkan buat sapa Pa' Sariban..

Personal information
Sariban atau yang biasa dipanggil dengan Pa’ Sariban lahir pada tanggal 7 Agustus 1943 di Magetan, Jawa Timur. Pria berusia 66 tahun ini dalam kesehariannya bekerja sebagai petugas kebersihan secara sukarela di kawasan Jalan Pahlawan, Bandung. Walaupun lahir dari keluarga tidak berada, Pa’ Sariban sudah memiliki semangat juang yang tinggi dan rasa cinta akan kebersihan sejak kecil. Sejak u...mur 5 setengah tahun anak bungsu dari 5 bersaudara ini sudah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya, sejak saat itu Sariban kecil diasuh dan dibesarkan oleh kakak pertamanya. Sejak kecil Pa’ Sariban sudah biasa hidup mandiri, dia bekerja untuk membiayai sekolah, makan, dan kebutuhan hidup lainnya.
Setelah tamat dari SR (Sekolah Rakyat setingkat SD pada waktu itu), pada tahun 1956 Pa’ Sariban pindah ke Madiun dan bekerja pada pagi hari sebagai penjual Ronde Jahe di pasar. Sore harinya Pa’ Sariban sekolah di SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) hingga malam dan lulus pada tahun 1963. Selama duduk dibangku sekolah, beliau selalu ingat suatu semboyan yang sering disebut dalam pelajaran Ilmu Bumi yaitu “Bandung Kota Kembang”. Kekagumannya akan semboyan tersebut dan rasa penasaran yang besar tentang seperti apa kota Bandung itu mendorongnya untuk mencoba mengadu nasib dengan pergi ke kota Bandung pada 5 Juni 1963.
Sesampainya di Bandung, Pa’ Sariban tinggal sendiri sebagai gelandangan di Stasiun Kereta Bandung selama 3 bulan. Kemudian diajak untuk bekerja sebagai kuli aduk bangunan di IPTN. Di tahun 1967 Pa’ Sariban menikah dan memiliki 4 orang anak dan 3 orang cucu. Beliau membangun rumah di daerah Cikondang, Bandung. Yang ditempatinya sampai sekarang bersama keluarganya.
Tahun 1969 beliau sekolah lagi di KKPA (Kursus Karyawan Perusahaan Tingkat Atas Negeri di Bandung). Pada 1972 Pa’ Sariban diterima bekerja di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung sebagai tukang pembersih rumah sakit sampai tahun 2000. Walaupun mendapat tawaran menjadi pegawai administrasi di rumah sakit tersebut, Pa’ Sariban menolak dan tetap bekerja sebagai seorang pembersih rumah sakit hingga beliau pensiun, alasannya karena jiwanya memang sudah jiwa cinta lingkungan bersih dan ingin memelihara kebersihan di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.
Sejak tahun 1983, Pa’ Sariban sudah menjadi tenaga relawan penyuluh kebersihan di Kota Bandung dengan mengajukan proposal kepada Walikota Bandung dan aktif sampai dengan sekarang. Karena prestasinya dalam menjaga kebersihan kota Bandung, Pa’ Sariban banyak memperoleh penghargaan dari berbagai pihak termasuk pemerintah. Bahkan sering diundang keluar negeri dan untuk mengisi acara sebagai contoh panutan bagi masyarakat. Salah satu penghargaan yang paling dia syukuri adalah, saat dia diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji yang dibiayai oleh pemerintah kota Bandung.
Pekerjaan yang dijalaninya sekarang dikatakannya sebagai wujud keprihatinannya kepada masyarakat yang sudah tidak lagi menghargai alam dan lingkungan tempat mereka hidup. Bumi tempat kita berpijak sudah kesakitan karena ulah dari manusia itu sendiri. Melalui pekerjaannya ini Pa’ Sariban berharap dapat meyampaikan pesannya kepada masyarakat luas untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup.

Personal interests
Pria kecil dengan mimpi yang besar ini ingin mengembalikan citra Kota Bandung yang Bersih Hijau dan Berbunga. Dengan sukarela dia curahkan seluruh hidupnya untuk menjaga kebersihan Kota Bandung dengan harapan apa yang dia lakukan selama ini dapat memberi contoh bagi masyarakat banyak.

Nahhhh,,, wawww... subhanAllah :D
Makasih bapak, telah menjaga KOTA KEMBANG tetap berBUNGA..

Pertama kali saya bertemu dengan Pak Sariban dalam acara youth camp angkatan 6, yang mengadakan ESQ pada tahun 2008.. beliau diundang menjadi salah satu pembicaranya..
subhanAllah, ternyata sampai sekarang Pa Sariban istiqamah dengan apa yang dilakukannya..

insyaAllah pak, jika saya lewat Jl.pahlawan saya akan sapa bapak..
saya cinta Bandung sama seperti saya bapak mencintai Bandung..

sudah sepatutnya saya mencintai Bandung,
22 tahun saya hidup di KOTA KEMBANG ini, kota yang juga memiliki julukan PARIS VAN JAVA.. di TANAHnya saya berdiri dan dari AIRnya saya hidup..
orang-orang yang hanya tinggal 1 hari atau 1 bulan atau 1 tahun saja bisa ketagihan dan langsung cinta sampai MATI (*hehehee lebay) sama BANDUNG, masa iya saya yang 22 tahun tinggal di sini tidak cinta?
bahkan orang-orang yang belum pernah ke Bandung saja pengen banget ke Bandung dan hidup di tanah pasundan ini :D
hal yang harus sangat sangat sangat sangat saya syukuri.. alhamdulillah :D
terima kasih Ya Allah menempatkan saya di Bandung..

22 tahun saya hidup di tanah pasundan ini dan paling lama 31 hari saya keluar dari Bandung (waktu KKN,, hihihiiiiw), insya Allah nanti paling lama keluar Bandung 1,5bulan (waktu haji :D)..

baru-baru ini saya bertanya pada ibu, "ibu mengapa kita tinggal di Bandung?"
ibu menjawab sambil tersenyum, "karena ayah suka tinggal di Bandung".
Ayah saya kerja dibagian pertambangan, sering banget dines keluar kota, hampir semua kota di Indonesia telah dikunjungi ayah.. Pernah suatu waktu ayah bilang, kota paling enak di Indonesia adalah Bandung :D
hihihiiiiiw,, kalau ini sih saya setuju :D meski saya pernahnya cuma ke Aceh, Medan, Jakarta, Semarang, Solo, Jogja, Bali.. ;p

ayah cinta Bandung sama seperti embah kakung cinta Bandung..
Alhamdulillah, ayah dan mbah kakung telah Engkau berikan kesempatan hijrah ke Bandung, makanya ada saya di Bandung..
Ya Allah, sungguh luar biasa Bandung.. :)


Mari menjaga KOTA KEMBANG agar tetap BERBUNGA


Kau akan mencintai BANDUNG sama seperti atau bahkan lebih dari aku mencintai Bandung
Bandung, 14 Desember 2011
Nafsa Karima

-1 lagi potongan mozaik, terimakasih Allah :D-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar